Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"KAK SATYA!"
Tubuh Satya membeku mendengar teriakkan Sean.
Sean mempercepat langkahnya untuk menghampiri Satya.
"Lo apa apaan sih?" Tanya Sean tepat di depan Satya.
"Di-dia suka sakitin lo.." Jawab Satya.
"Bagas sama lo ga jauh beda." Ucap Sean dengan santai.
Satya mendongak mendengar ucapan Sean. Itu sangat menyakitkan, tapi itu memang kenyataannya.
"Maksud lo apaan sama sama in kakak lo sama dia?!" Ucap Azka tidak terima.
"Tapi itu memang kenyataannya! Dia udah bikin gue sakit! Menurut gue, Bagas nyakitin gue gak seberapa. Tapi dia.." Sean menunjuk Satya dengan sorot mata yang berkaca-kaca.
"Dia udah nyakitin hati gue!" Lanjut Sean.
"Ma-maaf.." Hanya kata maaf yang dapat Satya ucapkan.
"GUE MUAK DENGAN KATA MAAF LO, KAK!" Teriaknya dengan mata yang memerah.
"Lo udah bikin gue sakit, kak.. Apa dengan kata maaf lo, rasa sakit yang ada di dalem sini bakalan hilang gitu aja?" Ucap Sean sambil menunjuk dadanya.
"Enggak kan..?" Lanjutnya dengan nada pelan.
Satya menggelengkan kepalanya sambil menunduk.
"Lo bahkan gak natap gue sedikit pun!" Sean pergi dari hadapan Satya.
'Lemah! Lo bahkan gak bilang apa apa, Satya?' Batin Satya.
Satya tidak menjawab. Juwan pun menghampiri Satya dan mengangkat dagu Satya agar menatapnya.
"Kakak jangan putus asa ya? Juwan sama Ricky bakalan bantuin Kak Satya kok.." Ucap Juwan dan dia tersenyum tulus pada Satya.
"Terima kasih.." Ucap Satya pelan.
Juwan mengangguk lalu memeluk Satya.
Reyhan, Azka dan Ricky yang melihat itu, langsung memeluk mereka berdua.
Di sisi lain, Sean masuk kedalam toilet. Sean mengunci dirinya di dalam toilet. Kakinya lemas dan tidak bisa menahan tubuhnya lagi. Sean terduduk di lantai putih juga dingin itu. Dia menyandarkan tubuhnya pada tembok dan mengeluarkan air matanya, mengeluarkan segala rasa sakitnya.
Sean itu tetap manusia. Sean berhak untuk menangis. Sean memang tidak pernah terlihat lemah di depan orang lain.
Sean melepaskan alat bantu dengar nya. Iya, Sean itu memiliki gangguan pendengaran. Itu salah satu alasan Bagas membully nya. Sean menerima semua itu.
"Gue gak pernah berharap lo balik lagi, Kak. Lo udah buka luka gue. Gue udah berusaha tutupin luka itu, gue udah berusaha lupain semuanya, dan gue udah berusaha buat lupain lo. Tapi kenapa lo balik lagi, Kak..?"