14 : Kantong hitam

431 48 63
                                    

Haris dan Sean saling terdiam saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haris dan Sean saling terdiam saat ini. Tyo tadi datang ke sini dan langsung pergi ke ruang dokter yang menangani Haris tadi setelah dia datang.

Nabil dan Nayla sudah pulang sedari tadi.

"Sean, gue harus gimana ya?"

Sean menatap wajah Haris, "Lo bicarakan sama Bagas aja, Kak. Bagas pasti ngerti kok."

"Gue takut..."

Setelah itu, pintu ruangan terbuka, menampakkan Tyo dengan wajah yang senang.

"Kamu udah boleh pulang, Haris." Ucap Tyo.

Haris hanya tersenyum sebagai balasannya.

"Kamu nggak seneng?" Tanya Tyo.

"Haris bingung harus gimana."

Tyo mengusak rambut putra kandungnya itu, "Saran Papa, kamu bicarakan semuanya baik-baik sama Bagas. Nanti di rumah, Papa akan jelasin sama kamu."

Haris pun mengangguk.

***

Haris, Sean dan Tyo sudah berada di rumah. Yera sedang berada di butiknya dan Tyo mengambil cuti.

Mereka pun duduk di sofa.

"Gimana, Pah?" Tanya Haris.

"Saat kamu lahir, Papa seneng banget karena impian Papa untuk memiliki anak laki-laki terkabul dan di tambah lagi, saat kamu tepat umur dua tahun, Mama kandung kamu hamil lagi dan lahirlah Bagas saat kamu berumur tiga tahun."

"Setelah Bagas berumur satu tahun, Mama kandung kamu hamil lagi. Papa awalnya nggak curiga sama sekali, tapi karena Mama sering nggak berada di rumah, membuat Papa curiga sama Mama kamu."

"Setelah Papa cari tahu, ternyata Mama kamu berselingkuh dan anak yang Mama kamu kandung itu bukan anak Papa. Papa pun yang merasa kecewa saat itu, langsung menceraikan Mama kamu dan kita hidup masing-masing, tanpa memberikan kabar apapun."

"Setelah kamu berumur sepuluh tahun, Papa bertemu dengan Mama Yera. Mama Yera adalah teman Papa saat SMA. Kita pun saling bercerita dan akhirnya saling jatuh cinta. Saat bertemu itu juga, Mama Yera sudah bercerai dengan Mahardika."

"Akhirnya Papa dan Mama Yera menikah dan tidak memperdulikan masa lalu. Papa pun nggak berani menceritakan tentang penghianatan Mama Jessica sama kamu."

"Jadi, Bagas punya Adik di sana?" Tanya Sean.

"Papa kurang tahu..."

Sean pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Papa duluan ya. Gerah, mau mandi." Ucap Tyo lalu pergi dari sana.

Kak Satya [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang