18 ; Rumah sakit

769 47 30
                                    

Berbeda dengan Satya dan Nabil, kedua teman Sean justru sedang panik saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbeda dengan Satya dan Nabil, kedua teman Sean justru sedang panik saat ini. Pasalnya, Sean tiba-tiba pingsan.

Kini di UKS, Juwan dan Ricky sedang menunggu Sean bangun dari pingsannya.

Ketiganya masih setia memandangi langit berwarna kelabu tersebut.

Saking setianya, Juwan dan Ricky sampai tidak menyadari bahwa Sean sedang menahan rasa pusingnya saat ini.

Cairan merah pun mengalir begitu saja dari dalam hidung mancung milik Sean. Pandangannya pun kabur.

"Eh anjir hujan, ayok mas-

Ucapan Juwan terhenti saat menoleh ke arah Sean yang berada di sampingnya, Sean pingsan.

"Please, Rick. Gue takut." Ucap Juwan.

Ricky tidak menjawab ucapan Juwan. Dirinya sekarang tengah memikirkan sesuatu.

"Wan, Kak Haris tahu nggak kalo Sean punya penyakit ini?" Tanya Ricky.

Ricky hanya tidak ingin rahasia Sean terbongkar, apalagi ini permintaannya dan mereka pun sudah berjanji untuk tidak memberi tahu siapapun lagi.

"Udah, kayaknya. Sean juga bilang cuman keluarga nya yang tahu."

Mendengar jawaban Juwan, Ricky segera berlari keluar UKS dan tidak mendengarkan teriakan Juwan yang memanggilnya.

Ricky, anak itu telah sampai di jejeran kelas 12. Ricky segera mencari kelas Haris.

"Assalamualaikum. Permisi, Pak."

Guru dan murid yang berada di dalam menoleh ke asal suara.

"Maaf mengganggu, saya bisa bertemu Kak Haris? Darurat."

Guru itu pun mengangguk dan menyuruh Haris menghampirinya.

"Kenapa, Ki?" Tanya Haris.

Tanpa menjawab pertanyaan Haris, Ricky langsung menarik tangan Haris untuk mengajaknya pergi.

"Apa sih, Rick? Kenapa lo bawa gue ke UKS?"

Ricky tidak menjawab, tangannya yang masih memegang tangan Haris lantas membawanya masuk ke dalam UKS.

Ricky mengantarkan Haris ke tempat di mana Sean sedang menutup mata dengan seragam putihnya yang terkena cairan merah.

"Loh, Sean?!"

Dengan cepat, Haris menggunakan telepon yang berada di atas meja dan menghubungi orang rumah karena ponselnya berada di dalam kelas.

"Hallo, Pak? Bapak bisa datang ke sekolah? Sean pingsan, dan tolong beri tahu Papa dan Mama ketika mereka bertanya saja."

Mereka pun menunggu supir datang untuk menjemput.

Tiba-tiba saja, Sean terbangun. Dengan tergesa-gesa, Sean turun dari ranjang UKS untuk pergi ke arah wastafel UKS.

Kak Satya [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang