Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sean sudah di pindahkan ke ruang inap. Sean harus mendapatkan perawatan karena kankernya.
Haris dan Juwan pun menunggu Sean siuman. Haris duduk di samping Sean dan Juwan tiduran di atas sofa sambil bermain game di ponselnya.
"Wan, Ricky kenapa dah?" Tanya Haris.
"Masa lalu." Jawab Juwan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
"Dulu, Ricky punya sahabat namanya Riki. Sahabatnya itu sakit tapi Ricky nggak tahu. Waktu itu, sahabatnya izin pergi ke luar negeri bilangnya mau jalan-jalan eh ternyata berobat.
"Dari situ, Ricky bener bener nggak dapet kabar dari sahabatnya. Beberapa bulan kemudian, sahabatnya ada kabar tapi kabar bahwa sahabatnya tuh udah meninggal."
Juwan menggerakkan tangan dari atas kebawah karena menang di game nya lalu menatap Haris.
"Yang paling parahnya, penyakitnya sama kayak Sean. Dari situ, Ricky merasa bersalah banget karena nggak ngebantu apa apa buat sahabatnya dan nggak tahu apa yang terjadi sama sahabatnya."
Haris mengangguk-anggukkan kepalanya, "Deja vu ya..?"
Juwan mengangguk, "Mereka bahkan berjanji buat ngejar cita-cita bareng."
***
Satya datang ke sekolah dengan Nabil. Dengan pakaian yang mulai mengering, mereka berdua datang dan berpisah di kelas Nabil.
"Semangat ya belajarnya." Ucap Satya sambil mengusap kepala Nabil.
"Iya, kamu juga."
Tiba-tiba saja, Reyhan dan Azka datang dan langsung merangkul Satya.
"Cie udah official nih?" Tanya Reyhan.
Satya melepaskan rangkulan mereka berdua, "Apasi, sokab bat."