Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagas sudah rapi dengan memakai kaos putih yang terbalut jaket hitam dan celana jeans berwarna hitam dan juga di tangannya membawa sebuah paper bag. Dia berjalan di koridor rumah sakit.
Bagas memegang dadanya yang berdetak tidak karuan.
Setelah sampai, Bagas mengurungkan niatnya. Bagas melihat Sean masuk kedalam ruangan dan langsung bercanda tawa dengan Haris, Kakak kandungnya.
Bagas hanya mengintip mereka sambil bergumam, "Bahkan lo lebih pedulikan Sean, Kak."
Bagas pun pergi dari sana. Kedua matanya tidak sengaja melihat seorang wanita dengan hoodie berwarna abu-abu dan rok pendek kotak-kotak. Bagas menghampiri wanita itu.
"Eh? Nabil?"
Wanita itu adalah Nabila. Nabil sedang berjalan menuju ruangan Haris, namun Bagas menghampirinya.
"Iya? Kenapa?" Tanya Nabil.
Bagas menggeleng, "Nggak, gue kira lo Nayla."
Nabil pun menunduk untuk melihat pakaiannya, "Hehe. Ini gue minta sama Nayla, gue kehabisan baju."
"Kehabisan baju? Maksudnya?" Tanya Bagas.
"Iya itu... Belum di cuci." Jawabnya dengan cengiran di akhir kata.
Bagas pun menggelengkan kepalanya.
"By the way, lo kagak benci gitu sama gue?" Tanya Bagas serius.
Nabil mengerutkan keningnya, "Benci? Kenapa gue harus benci sama lo?"
"Yakan Gilang, Galang, Sean, Juwan, Ricky, benci sama gue."
"Terus gue harus ikutan? Ogah! Udahlah, gue duluan, bye!" Nabil pun meninggalkan Bagas sendiri.
Bagas pun menyunggingkan senyumnya.
Tak lama dari itu, seorang wanita berlari di depannya. Bagas masih belum beranjak dari tempatnya.
"Heh, Nayla! Kagak sopan lu." Panggil Bagas.
Nayla yang sudah di depan Bagas pun menoleh ke belakang. Nayla pun menghampiri Bagas, "Ke-kenapa?"
"Bengek lo?"
Nayla menggeleng, "Orang gue baru lari. Sengaja biar lo kagak lihat gue."
Bagas pun memasang ekspresi pura-pura marah.
"Aighh lucuu!" Nayla menyubit pipi Bagas.
"Sakit anjir!"
"By the way, lo mau kemana?" Tanya Bagas.
"Gue mau jenguk Kak Haris. Lo masih belum?" Jawab dan tanya Nayla.
Nayla adalah satu satunya orang yang mengetahui bahwa Bagas adalah Adik kandung dari Haris.
"Udah ah sono lu, gue nggak bakalan jenguk Kak Haris. Bye!" Bagas pun pergi dari sana.
"Gue tahu, rasanya sulit, Bagas."
***
"Kak Haris, sakit kagak itu?" Tanya Nayla.
"Apaan itu?" Tanya balik Haris.
"Itu, jidat lo." Jawabnya dengan menunjuk kening Haris dengan telunjuknya.
"Gapapa, cuman robek aja. Cuman di jahit doang kok."
Nabil, Nayla dan Sean menatap sinis Haris.
"Salah ya?"
"Kalo lo nggak lagi sakit, gue udah pukulin elo." Ancam Nabil.
"Aduh, takut..."
Sean memandangi pakaian yang kedua wanita ini pakai, "Ini gue yang ngerasa atau emang iya, lo berdua tukeran baju?"
Mereka berdua menganggukkan kepalanya.
Pakaian yang di pakai Nabil adalah hoodie dengan rok pendek kotak-kotak sedangkan pakaian Nayla, kaos oversize dengan celana panjang.
"Kenapa?" Tanya Haris.
"Kagak nyaman sih, gue nggak pake hoodie. Tapi ini gue dapet dare dari Gilang." Ucap Nayla.
Benar. Tadi sebelum mereka ke sini, mereka bermain truth or dare dengan Gilang dan Galang. Mereka pun mendapatkan dare dari Gilang.
"Tapi lo cantik pake hoodie gitu, Nabil." Ucap Sean tiba-tiba.
Nabil pun terkejut mendengarnya,"Gila ni orang."
"Ekhem, bagi minum dong, Sean." Ucap Haris.
Setelah itu hening, tidak ada yang bicara sedikitpun.
Sean pun mengingat sesuatu, "Nay, gue mau tanya deh. Tapi lo jawab jujur."
Nayla pun menoleh pada Sean, "Ya, kagak janji sih."
"Nggak bisa, kudu jujur."
"Yaudah deh." Pasrah Nayla.
"Lo keliatannya deket banget sama Bagas, kenapa deh?" Tanya Sean.
"Ya karena sebelum gue ketemu Nabil, gue udah temenan sama Bagas."
Mereka bertiga pun mengangguk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.