10 : Salah Bagas?

458 63 56
                                    

Sean, Tyo dan Yera saat ini sedang menunggu dokter keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean, Tyo dan Yera saat ini sedang menunggu dokter keluar. Semua keperluan rumah sakit sudah di atur oleh Tyo semenjak dia dan Yera datang.

Tyo saat ini sangat ingin menanyakan segala hal kepada Sean, tetapi Sean saat ini benar-benar sedih, Sean sedang menangis di pelukan Yera.

Tidak lama kemudian, dokter pun keluar. Tyo langsung berdiri lalu di susul dengan Sean dan Yera.

"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Tyo.

"Putra anda tidak memiliki luka yang cukup parah. Hanya saja, tangan kirinya retak sedikit. Dia tidak mengeluarkan darah yang banyak. Anda tenang saja, putra anda akan segera siuman. Kalian boleh menjenguk setelah putra anda di pindahkan ke ruang rawat inap."

"Kalau begitu, saya permisi."

***

Haris telah di pindahkan ke ruang rawat inap. Sean terus duduk di samping Haris dengan memegang tangan Haris yang di hiasi oleh selang infus.

Sean tidak ingin kehilangan kakak nya lagi. Haris juga telah berjanji akan terus bersamanya sampai kapanpun. Sean takut, Haris akan seperti Satya yang tidak menepati janjinya.

"Kak Haris... Sean mohon, bangun.." Ucap Sean dengan air mata yang tidak berhenti keluar.

Tyo dan Yera yang sedang duduk di sofa, terus menatap kedua putranya.

Yera menghampiri Sean.

"Sayang, kita pulang dulu ya? Kamu bersih-bersih dulu..."

Sean menggelengkan kepalanya. "Sean mau temenin Kak Haris."

"Masih ada Ayah, Sean." Ucap Tyo.

Sean menggeleng kembali, "Ayah sama Mama pulang aja, biar Sean di sini temenin Kak Haris."

Tyo dan Yera saling menatap. Tyo pun menghampiri anak sulungnya yang masih setia menutup matanya. Tyo mengusap wajah tampan Haris.

"Anak Papa, cepet sembuh ya. Sean nangis terus nih, kamu nggak kasian lihat Sean matanya jadi merah kayak gini, bengkak lagi-

"Papa!"

"Haha bercanda, kalo Kak Haris tahu, kamu udah diledekin sama dia." Tyo mengusak rambut Sean.

Tyo pun kembali pada Haris, Tyo mengecup kening Haris, "Cepet sembuh, sayang."

Kini giliran Yera. "Cepet sembuh ya, sayang. Mama nanti ke sini lagi." Yera mengecup kening Haris.

"Sean nggak di cium?"

Tyo dan Yera bertatapan kembali.

"Nggak ah, kamu bau." Tyo langsung mengecup pipi kanan Sean.

"Bau tapi tetep di cium."

Yera terkekeh kecil. Yera mengecup kening Sean.

"Jagain Kak Haris, nanti Mama suruh anterin baju kamu ke supir." Ucap Yera dan di anggukki Sean.

Tyo dan Yera keluar sambil melambaikan tangannya pada Sean.

***

Bagas berjalan keluar dari rumah sakit. Bagas merasa bosan, dirinya berkeliling rumah sakit untuk sekedar menghilangkan rasa bosannya.

Jika kalian bertanya, untuk apa Bagas ke rumah sakit? Akhir-akhir ini, Bagas susah untuk tidur. Dirinya bisa tidur jika memakan obat tidur, dan ya dia ke sini untuk itu.

Saat Bagas melewati deretan ruangan inap, Bagas sedikit mendengar suara dari dalam dan Bagas tahu suara siapa itu.

Bagas mendekati pintu ruangan itu. Pintu tersebut terbuka sedikit dan memudahkan Bagas untuk menguping.

"Ini semua pasti salah gue..."

***

"Nabil.. buka dong pintunya. Makan dulu." Bujuk Gilang.

Gilang dan Galang saat ini sedang membujuk Nabil yang sedari tadi terus mengurung diri di kamarnya. Setelah pulang membeli hoodie, Nabil sama sekali tidak keluar dari kamarnya.

Galang pun menghampiri pintu kamar Nabil, dia memutar gagang pintu kamar Nabil. Tidak di kunci ternyata.

"Gue geprek lo lama lama."

Gilang hanya menyengir.

Mereka pun masuk ke dalam kamar Nabil, mereka melihat Nabil yang sedang duduk di atas tempat tidurnya sambil memeluk kakinya.

Gilang dan Galang duduk di ujung tempat tidur Nabil.

"Nabil, makan dulu ya? Nanti Sunoo nya ilfeel sama lo." Ucap Gilang dan langsung di berikan pukulan kasih sayang dari Galang.

"Makan ya? Nanti Sunoo nya aneh lihat lo kurus." Gilang melakukan hal yang sama untuk Galang.

"Kak Aleena jahat banget." Ucap Nabil.

"Masih aja lo bahas cewek murahan itu." Ucap Galang.

"Dia kakak lo bego." Ucap Gilang.

"Gue nggak punya kakak murahan."

Gilang memutar bola matanya.

"Gue kangen sama kak Aleena." Ucap Nabil.

"Yaudah, lo makan dulu. Nanti kak Aleena nggak kenal lo gegara lo kurus."

Nabil melihat ke arah Gilang. Nabil pun akhirnya mengangguk.

Sebenarnya Nabil lapar, namun moodnya tidak baik, jadi dia malas untuk melakukan sesuatu, contohnya makan.

Sebenarnya Nabil lapar, namun moodnya tidak baik, jadi dia malas untuk melakukan sesuatu, contohnya makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang baca sama vote beda banget.

Woiya, btw..

See you next chapter, papay

Kak Satya [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang