Sean kembali ke kelasnya. Dia berjalan menghampiri meja miliknya dan sana ada Juwan dan Ricky, sahabatnya.
"Loh? Sean? itu bibir lo kenapa?!" Ucap Ricky.
"Gapapa kok. Tadi gue dari kantin, beli makan. Pas gua lagi makan ke gigit." Bohong Sean.
"Mau sampai kapan sih, Sean?" Ucap Juwan tanpa melihat wajah Sean.
"Kapan apa nya?" Tanya Sean.
"Lo bohong terus. Lo sering bilang ke gue sama Ricky buat cerita kalo ada masalah, tapi sendiri engga jujur ke kita." Jawab Juwan.
"Eh? Gue ga bohong, Juwan." Sean berusaha meyakinkan Juwan.
"Lo engga mau jujur sama gue? Oke, terserah lo." Juwan pergi keluar kelas.
"Sean, kita ini sahabatan kan?" Tanya Ricky.
Sean mengangguk.
"Lo anggep gua sama Juwan sahabat lo?" Tanya Ricky lagi.
Sean pun mengangguk kembali.
"Tapi kenapa lo anggep gua sama Juwan itu kayak orang asing buat lo?" Ricky menatap Sean serius.
"Maksudnya?" Sean mengerutkan keningnya.
"Dengan lo nutupin ini semua sama aja lo anggep gue sama Juwan orang asing. Bukan sahabat seperti yang gue bilang tadi."
"Terus? Gua harus gimana?" Tanya nya pada Ricky.
"Minta maaf sama Juwan dan jujur ke gue sama Juwan."
'Apa dengan gue jujur sama kalian, Bagas dan Gilang bakalan berhenti buat ganggu hidup gue? Enggak kan? Kalo kayak gitu, yang ada Juwan sama Ricky kena juga."
"Jangan berfikir seolah-olah gue bakalan kena imbasnya." Ucap Ricky seolah tau apa yang Sean pikirkan.
Sean mendongak lalu mengangguk pada Ricky.
***
"Eh, adek gue kemana?" Reyhan berhenti melangkah.
Azka dan Satya pun otomatis ikut berhenti.
"Lah kok nanya gua sih?" Ucap Azka.
"Gue ga nanya sama lo pada ya! Gua nanya sama diri sendiri." Ucap Reyhan.
"SINTINK!" Pekik Azka dan Satya di depan Reyhan.
"Kak Rey!" Tiba-tiba saja, Juwan datang menghampiri mereka.
"Baru aja kakak cariin. Kenapa manggil?" Reyhan mengusak rambut Juwan.
"Gapapa. Juwan cuman mau minta uang hehe." Juwan mengadahkan tangannya pada Reyhan.
"Loh? Kamu gak di kasih sama Mama?" Tanya Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Satya [ ✓ ]
Teen Fiction"Satya cuman mau, kata maaf dari Satya di terima Sean."