CHAPTER 19

428 31 3
                                    

Halo semuanyaaa maaf baru kembali... pokoknya maaf yaaa hahaha...

sebagai gantinya aku udah update ketiga story aku ya yaitu, Biggivert, Moka dan Pajamas Fatty

Gimana kabar kalian nihh.. kalian umur berapa aja sekarang gess hahaha... aku ngetik ini story dari aku SMA btw,, sampe sekarang aku udah lulus kuliah dan kerja masih gak kelar kelar hahah maapin yakkk teman temann huhuhu


----------------------------------------------------------------------------------------

"Panggil nama sekali lagi hayoo... abisnya tadi kamu menggoda banget. Pake panggil aku sayang, terus kamu bilang mau, yaudah aku cium deh hahaha" reno tertawa puas mendengar jawabannya sendiri

"Ih itu kan maksud aku mau, iya aku m au buatin kamu kop..p.i... ss..aa..yang.."

Tanpa aba-aba sedikitpun reno kembali menciumku, bahkan aku belum sempat melanjutkan perkataan ku dengan jelas, namun dia sudah lebih dulu membungkam bibirku dengan bibirnya yang sedikit tebal tersebut

*Back to Author point of view*

Hujan di luar masih terdengar sangat deras, sedangkan di sudut kontrakan kecil milik ara, dua insan itu masih sama-sana terlena oleh ciuman masing-masing, seolah sentuhan bibir mereka adalah sebuah candu yang sangat memabukan untuk mereka. Bahkan mereka tidak sadar bahwa Hujan di luar sudah sangat deras bercampur dengan suara petir yang keras.

Bukan perkara murahan, tetapi siapa yang tidak akan jatuh oleh pesona Reno, yang tampan saat di ruangan itu hanya ada ara dan Reno. Dan lagi reni sekarang adalah kekasih ara. Jadi menurut ara semua ini adalah hal yang normal di lakukan oleh sepasang kekasih. Walaupun mencoba berfikir positif, akan tetapi fikiran ara tak dapat di bohongi bahwa dia sedikit kalut dan bernegosiasi dengan apa yang ada di fikirannya.

*BRAAAKKKKK*

Pintu kontrakan ara tiba-tiba terbuka lebar, diikuti oleh seorang pria yang terlihat basah kuyup dengan rambut yang basah lepek

Ara kaget, sontak ia melepaskan ciumannya dengan reno saat ia melihat lingga sudah berada di depan pintu dengan keadaan baju yang basah

Reno menengok kebelakang, mengetahui yang datang adalah lingga, ia hanya mendecak kesal kemudian memberikan senyum smirk nya ke arah lingga

"Cih sialan, mau muntah gue liat lo berdua bangsat" ucap lingga dengan nada keras dan tatapan jijiknya ke arah ara

"Lo ngapain balik lagi kesini" tanya reno yang penasaran dengan kembalinya lingga, karena sepengetahuannya lingga sudah pergi beberapa menit yang lalu

"Ngambil hp bego. Hp gua ketinggalan"

Tanpa aba-aba dan izin dari ara, lingga langsung menyelonong masuk ke ruang tengah. Dan ternyata benar saja hp nya memang tertinggal di kasur milik ara. Usai mengambil ponselnya, lingga kembali berjalan menuju ruanh tengah, ruangan dimana terdaoat reno dan ara disana. Lingga memaku dan terdiam sejenak menengok ke arah ara, melihat ara yang hanya menunduk. Membuat lingga entah mengapa mengepalkan jari-jari tangannya seperti menahan sebuah emosi yang ingin meledak, sebelum akhirnya sebuah kata terucap dari bibir nya

"Cih sialan. Murahan. Bisa-bisanya loo babon baboon"

Lingga kemudian pergi usai mengucapkan kalimat menyakitkan itu, reno yang mendengar hal tersebut pun sontak ingin berdiri dan mengejar lingga, berniat memberikan peringatan kepadanya, sebelum akhirnya ara menahannya dan memeluknya.

BiggivertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang