CHAPTER 13

2.7K 183 72
                                    

Now playing

🎶Post Malone - Wow.

⏮️ ⏸ ⏭️ ──────── 00:30

***Ara point of view***

Satu minggu telah berlalu setelah kejadian reno menyatakan cintanya kepadaku, tapi aku belum juga memberikan jawaban kepadanya. Selama seminggu itu juga ia selalu datang untuk menjemputku kesekolah dan pulang sekolah. Aku benar-benar tak paham dengan hal tak terduga ini, tapi sejujurnya hatiku masih terkunci oleh lingga. Tetapi melihat perjuangan reno aku juga merasa simpati kepadanya, dia begitu baik kepadaku.

Pukul 06.50
Hari ini adalah hari jum'at, tapi tunggu, sial! 10 menit lagi bel sekolah berbunyi sedangkan waktu tempuh dari kontrakanku menuju sekolah adalah 20 menit. Aku telat! Ya semalam aku ada lembur hingga jam 11 malam di Bryan's Coffee yang mengakibatkan aku sampai dikontrakan jam 12an malam.

Aku sengaja mengambil lembur karena sekarang aku hanya bekerja di Bryan's Coffee. Usahaku mencari pekerjaan lain pun belum berbuah hasil "meminta dipekerjakan kembali di Gold Club oleh reno?" Hah, aku belum semenyedihkan itu dan lagi aku juga merasa masih banyak pekerjaan yang lebih layak dan baik untukku di kemudian hari, jadi mungkin aku hanya perlu bersabar dan lebih banyak mencoba untuk melamar lagi lain waktu

Pas. Sekarang pukul 07.10 itu artinya aku sudah telat 10 menit masuk ke kelas, selama bersekolah disini aku belum pernah sama sekali telat, Ah mungkin tidak apa-apa telat sekali toh aku juga belum pernah membuat masalah sama sekali disini

"BAPAK TUH BOSEN YA SAMA KAMU, BISA TIDAK SIH KAMU ITU DISIPLIN SEPERTI MURID-MURID LAINNYA, BISA TIDAK KAMU TIDAK MEMBERIKAN BAPAK KERJAAN SEHARII SAJA. TIAP HARII KOK KERJAANYA TELAT TERUS"

kan, baru juga memasuki lapangan aku sudah disuguhkan pemandangan Pak Berta guru kesiswaan yang tengah memarahi seorang murid lelaki karena telat

"Yaelah pak, baru juga telat 10 menit, Bapak kalo gamau kerja yaudah gausah hukum saya lah pak kalo gitu repot amat" ucap pria yg memunggungiku itu, akupun berjalan mendekat kearahnya dan Pak Berta, tapi tunggu sepertinya aku mengenali punggung itu, ya! Sangat mengenalinya.

"EH EH INI LAGI CEWE-CEWE TELAT! KAMU SINI BURUAN JALAN YANG CEPET, LARI BURUAN LARI. UDAH TELAT LAMA LAGI"

Ucap Pak Berta yang kini beralih menatapku, dan sontak membuat pria berseragam putih abu-abu di depannya ikut menatapku, lingga! dia menatapku dengan tatapan sinis.

Entah? aku tidak mengerti, benar benar sulit kupahami, kenapa lingga kini seolah mengerti keberadaanku, seolah mengingat siapa aku, tapi diingatannya aku di benci olehnya. Sebelumnya dia bahkan tak peduli siapa aku, seperti tak menganalku. Menyadari keberadanku hidup di dunia saja mungkin dia tidak tahu. Lalu sejak kapan? Sejak kapan tatapan benci dan sinis itu muncul di dalam hatinya terhadapku?

Ah, atau mungkin karena insiden aku yg terkena bola basket olehnya, dan meninggalkan dia begitu saja? Ya. Jika aku ingat ingat semenjak itulah dia mulai mengetahui keberadaanku dan mulai menatapku benci

"Maaf pak saya telat" ucapku pada pak berta kemudian setelah berada di hadapannya dan tepat di sebelah lingga

"NAMA DAN KELAS?" ucapnya keras

"nama saya ara pak saya kelas 11 IPA, maaf pak sebelumnya ini adalah pertama kalinya saya telat pak selama sekolah disini" ucapku jujur

"BAPAK GAK NANYA! TELAT TETEP SAJA TELAT! INI PERTAMA KALI BUAT KAMU, BISA JADI NANTI KAMU KETAGIHAN TELAT TERUS!!" killer! Benar-benar killer memang pak berta sesuai dengan apa yg aku dengar dari murid² lainnya, aku pun memilih menunduk dan tidak menjawab perkataan Pak Berta

BiggivertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang