Now playing
🎶Lana Del Rey - Fuck it i love you
⏮️ ⏸ ⏭️ ──────── 00:30
** Author Point Of View **
Ara menghela nafas sejenak berharap otaknya dapat berfikir dengan lancar saat ini, ia bingung apa yang harus ia lakukan kepada lelaki di belakangnya itu yang kini mulai mendekatinya.
"Tunggu, Gue kaya pernah liat lo deh?" lelaki itu mencoba berfikir sejenak sembari meletakan telunjuk jarinya menempel ke bibirnya, tanda bahwa lelaki itu benar benar sedang mencoba mengingat sesuatu
"Ah! Bryan's Coffee. Bener! Lo yang di Bryan's Coffee kan?" Ucap lelaki itu kemudian setelah mencoba mengingat apa yang ia fikirkan
Dengan sedikit ragu ara mencoba memberanikan membalikan badannya kemudian "iya bener itu saya, kalo gitu saya permisi dulu"
lelaki itu tampak terlihat bingung dan kikuk masih bingung dengan apa yang di lihatnya, dia mencoba menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
merasa pusing ia pun tidak ingin terus memikirkannya dan memilih menggelengkan kepalanya, kemudian kembali ke tempat duduknyaAra adalah murid yang sangat sederhana di kelasnya, ia terlalu tertutup kepada siapapun yang ada di sekolah ini. bukan karena tak ingin berteman tapi ara merasa lebih nyaman saat ia sendirian. Itulah sebabnya mengapa ara tidak mempunyai satupun sahabat di sekolah ini, jika untuk sekedar teman ara punya, tapi tak terlalu akrab dan hanya membicarakan seputar pelajaran saja.
dan ara juga bukan tipikal murid yang di bully di sekolah ini, karena walaupun ara gendut ara adalah murid yang pintar, dan tak pernah mendapatkan bullyan. Hanya saja terkadang ada saja murid murid yang memandang ara dengan tatapan jijiknya terhadap ara.
jam dinding sudah menunjukan pukul sembilan pagi, itu artinya waktu istirahat datang, tapi sayangnya bu Reni guru Kimia Ara belum juga selesai memberikan materinya. entah ia tidak mendengar bel atau mungkin ia merasa masih betah mengajar di kelas
Anak-anak di kelas ara semakin tidak bisa sabar, pasalnya bel istirahat sudah berdering dari tadi tapi bu Reni belum juga mengakhiri pelajarannya. banyak beberapa anak yang menyuruh sang ketua kelas Deni untuk menegur bu Reni, bahwa ini sudah waktunya jam istirahat.
dengan nada sedikit ragu dan takut akhirnya Deni pun menurut dengan permintaan teman-temannya.
Kini murid-murid begitu tergesa gesa untuk menuju ke kantin sekolah mereka semua terlihat begitu lapar dan siap membeli beberapa makanan yang ada di kantin. Ara memberhentikan langkahnya sejenak, ia tampak berfikir ingin membeli apa hari ini untuk mengganjal perutnya yang sudah sangat lapar itu. Dengan tidak mau terlalu repot ara memutuskan untuk membeli sebuah cappucino late dan kentang goreng berukuran medium, kemudian ara melangkah mencari bangku favoritnya berada. Tepat! Tidak ada yang menduduki bangku itu
Ara terlihat sangat nyaman duduk di sana sembari mengunyah kentang goreng yang tadi di belinya ara kembali memutar pandangannya ke keadaan sekitar berharap ia menemukan sosok lingga disana. Tapi nihil dia tidak menemukan sosok lingga ataupun teman teman lingga di kantin hari ini.
Memutuskan kembali ke kelas adalah pilihan yang tepat untuk ara. Memastikan tidak ada lingga di kantin, ara pun bangun dari duduknya dan berjalan menuju arah kelasnya. Saat sampai di koridor lapangan ara mendengar banyak suara murid yang bersorak begitu kencang hingga membuat telinganya sakit, dia merasa tidak perduli dan tetap memutuskan melanjutkan perjalanannya untuk menuju ke kelasnya
" Wooyy!!! genduuut minggir!!!" seseorang menginggatkan ara untuk menyingkir dari posisinnya, tetapi terlambat bola itu sudah lebih dahulu menempel pada kepala ara

KAMU SEDANG MEMBACA
Biggivert
RomansPRIVATE STORY FOLLOW DULU YA😊 Ini hanyalah kisah seorang gadis bernama ara Tentang kesederhanaanya, kepolosannya dan ketulusannya. Tidak ada kisah tentang seorang gadis cantik, karena Yang ada hanyalah ara dengan segala fisikknya yang tak dapat d...