Bel pulang sekolah berdenting, memecah keheningan kelas. Ruangan kelas yang sepanjang hari dipenuhi dengan deru pelajaran dan tawa para siswa, kini mulai sepi. Ara mengangkat tasnya dengan hati yang terasa lebih berat dari biasanya. Hujan rintik-rintik menyapa langkahnya saat ia melangkah keluar dari kelas. Langit senja menyajikan lukisan alam yang mempesona. Awan-awan kelabu membiaskan cahaya senja, menciptakan perpaduan warna yang indah di langit. Hujan seakan menjadi teman setia dalam perjalanan pulangnya. Ara menarik kapuconya rapat-rapat, berusaha melindungi diri dari tetesan-tetesan halus yang turun dari langit.
Di tengah heningnya langkahnya, Ara merenung. Hatinya masih terasa berat setelah pertemuan pahit dengan Lingga. Meskipun dia telah memiliki Reno, namun rasa sakit dari kata-kata Lingga tidak mudah untuk diatasi. Angin sepoi-sepoi hujan seakan menjadi pengiring setia perjalanan pulangnya, menyapu lembut rambut Ara dan mencoba mengusir bayangan-bayangan kelam yang merayap di pikirannya.
Pintu keluar sekolah terbuka di hadapannya, menghadirkannya pada dunia luar yang basah oleh sentuhan hujan. Ara memandang sekeliling, mencari sosok Reno yang sudah berjanji menunggunya di depan sekolah. Dan di antara kerumunan mobil-mobil yang berjejer, ia melihat Reno keluar dari mobil dan mengeluakan payung dengan sabar, lalu tersenyum hangat saat melihat Ara keluar dan berjalan menghampiri Ara.
"Kamu kenapa, Panda?" tanya Reno dengan penuh perhatian yang merasa ada yang aneh dengan diri Ara, sambil meraih tangan Ara untuk menyatukan langkah mereka.
Ara mencoba tersenyum, "Aku gapapa." Bohong ara pada Reno.
Reno mengangguk, tetapi ekspresinya mencerminkan kekhawatirannya. "Boong, kamu. Muka kamu kayak pucat lemes abis nangis gitu, tau," goda Reno.
"Engga ah," Ara mencoba menyangkal, tetapi senyum Reno membuatnya akhirnya tersenyum juga.
Mereka berdua berjalan di bawah rintik-rintik hujan, menujuke mobil Reno. Reno masih setia mengenggam tangan Ara, mencoba melindungi Ara sebaik mungkin dari guyuran hujan. Meskipun langit terlihat gelap, namun kehangatan dalam hati Ara terasa lebih nyata daripada dinginnya tetesan air.
Setelah mencapai mobil Reno, keduanya memutuskan untuk duduk sejenak dalam keheningan, membiarkan suara hujan di luar dan suara mesin mobil yang mati menjadi latar belakang perenungan mereka. Ara menatap jendela mobil, membiarkan tetesan air hujan yang meluncur di kaca menjadi sekumpulan cermin yang mencerminkan kegelapan dan kerumitan yang masih menghantui pikirannya.
Reno, duduk di sebelah Ara, melihat ekspresi wajahnya yang terdalam. Dia merasakan bahwa sesuatu mengganjal di hati Ara, dan sebagai kekasih yang peduli, Reno ingin membantu dan menyemangati.
Ara duduk di atas bangku mobil Reno dengan tatapan kosong, matanya yang biasanya berbinar kini terlihat redup. Hujan rintik-rintik masih turun dengan lembut di kaca mobil, menciptakan atmosfer yang damai di sekitar mereka. Reno memandanginya dengan kekhawatiran, menyadari bahwa sesuatu mengganggu pikiran Ara.
"Panda, mau kemana kita?" tanya Reno, mencoba memecah keheningan yang semakin terasa.
Tetapi nihil, Ara masih setia dengan lamunannya. Seakan terhanyut dalam alam pikirannya sendiri, pandangan matanya tetap terfokus pada titik tak terlihat di kejauhan. Reno bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang merayapi pikiran Ara, sesuatu yang begitu mendalam dan membuatnya terjebak dalam labirin emosional.Seakan terhanyut dalam alam pikirannya sendiri, pandangan matanya tetap terfokus pada titik tak terlihat di kejauhan. Reno bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang merayapi pikiran Ara, sesuatu yang begitu mendalam dan membuatnya terjebak dalam labirin emosional.
"Pandaaaaa," suara Reno mencoba merayu, menciptakan getaran kehangatan. "Kamu kenapa sih? Mikirin apa hmm?"
Ara akhirnya tersadar dari lamunannya dan memandang kearah Reno, setelah mencoba menyelipkan senyuman di bibirnya yang sedikit terkatup. "Eh, iya. Maaf ya, Ren, Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Biggivert
RomancePRIVATE STORY FOLLOW DULU YA😊 Ini hanyalah kisah seorang gadis bernama ara Tentang kesederhanaanya, kepolosannya dan ketulusannya. Tidak ada kisah tentang seorang gadis cantik, karena Yang ada hanyalah ara dengan segala fisikknya yang tak dapat d...