GHAZ : Chapter 7

535 109 13
                                    

Yuhuuuu Ghaz dan Rania siap-siap qobiltu nikaha 😍😍😍

Yuk bacanya sambil ngabuburit sapa tau ketemu jodoh di jalan kayak Rania.
Dapetnya kayak Ghaz lagi, disangka batu kali yang asal pungut, eeeh taunya intan berlian. Ulala...Rezeki nomplok kagak habis tujuh turunan bukan tuh? 🎉🎉

Cekidot... Happy Reading...

"Ghaz, Apa tidak terlalu gegabah? sebaiknya kau menunggu keluarga yang lain hadir. Apa salahnya menunda 3 hari?"

Jamaludin Malik berusaha membujuk ponakannya ketika ia menemui Ghaz untuk mengurus peradministrasian Rania untuk menjadi menantu Ar-Rasyid.

"Tidak, Wak. Suaraku sudah bulat. Sebentar lagi Rusli akan tiba bersama Kyai Hadi Syafii." Keseriusan terpancar di manik hitam pria itu.

"Nak..."

"Restui aku, Wak..."

"Setidaknya pertimbangkan ibumu. Dia mungkin akan kecewa..." Jamaludin masih berusaha menggoyang hari pernikahan Ghaz yang dimajukan itu agar tetap sesuai jadwal yang telah diketahui keluarga besarnya.

"Umi sudah merestuiku."

"Setidaknya ada saksi dari tetua Ar-Rasyid agar keberadaan Rania tidak diragukan." semata-mata Ia bukan hanya mempertimbangkan nasib calon mempelai Ghaz tapi juga kedudukan pria itu sebagai salah satu pewaris Ar-Rasyid.

"Aku lebih memilih paman Hamid."

Jamal memijit pelipisnya seraya berharap Hassan, Sang Ar-Rasyid tua merestui cucunya begitupun Harun Ar-Rasyid tidak tersinggung akan tindakan gegabah Ghaz.

"Setidaknya kakekmu dan pamanmu Harun tahu."

"Mereka tahu."

"Iya mereka tahu kau menikahnya nanti, bukan sekarang."

"Sama saja."

"Kau tidak khawatir keberadaan mu di Ar-Rasyid?"

"Aku tak takut dicoret dari daftar Ar-Rasyid."

"Bukan itu maksud Uwak, nak..."

"Cukup wak. Kita tidak akan membahas ini lagi."

"Kau tidak akan mengikuti jejak kakakmu Hussein kan?" Tetap ada kecemasan, Ghaz mengikuti jejak putranya.

"Untuk apa aku melibatkan Wak Jamal jika aku menikah siri?"

"Karena Hussein pun tetap menyiapkan berkas untuk Fai meskipun butuh waktu lama untuk mengesahkan hubungan mereka secara hukum."

Ghaz terdiam sesaat. "Tidak wak, aku tak akan mengikuti jejak kak Husein. Aku menikah secara sah di mata hukum maupun agama."

Jamal menatap pasrah keponakan keras kepala itu. Entah bagaimana reaksi sesepuh Ar-Rasyid akan tindakannya itu.

Kurang dari satu jam kemudian pernikahan pun digelar. Saat itulah Jamal mengoreksi kekhawatirannya. Ghaz telah mempersiapkan pernikahannya dengan cermat, terbukti ia mengundang penguasa wilayah provinsi menjadi salah satu saksi pernikahan.

"Sebelum kita menikahkan ananda Ghazali dengan ananda Rania. Alangkah baiknya kita memastikan dulu identitas keduanya. Bagaimana wali hakim?"

"Tentu Pak Kyai."

"Ananda benar bernama Ghazali Asy-Syirbashi berusia 30 tahun dan masih lajang?"

"Betul Pak Kyai."

"Ananda akan menikahi Rania Shareefa Zubeir binti Rauf Zubeir?"

"Benar Pak Kyai."

"Sudah memastikan wajah calon istrinya?"

"Sudah Pak Kyai."

GHAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang