Warning alert!!!
Area bacaan 21++
Stttt udah tau bakal begimana kan? Bacanya jangan berisik ya, Rania maluuu.
Kalian ngintipnya jangan brutal oke?
Pelan pelan aja kayak Ghaz yang pelan pelan tapi bikin basah 😝
#ditampol GhazRania menatap deburan ombak yang menerjang pantai. Pikirannya kembali pada seminggu yang lalu saat ijab kabul di masjid.
Ghaz tersenyum padanya kala meraih tangan Rania. Ghaz memperkenalkan keluarganya pada Rania. Ia pikir suaminya adalah pria sebatang kara nyatanya putra dari keluarga besar.
"Mari kuperkenalkan pada keluargaku. Bapak ini adalah Jamaludin Malik, suami dari kakak tertua ibuku."
Rania menjabat tangan pria tua itu ramah yang terlebih dahulu mengulurkan tangan padanya.
"Karena kau sekarang istri Ghaz, berarti kau juga keluarga kami. Kalau pria ini macam-macam hubungi saja uwak jamal. Wak jamal siap membantumu."
Rania mengangguk tersenyum pada wejangan Jamaludin Malik.
"Disebelahnya adalah menantunya sekaligus sahabat karibku, Rusli Kartadinata." Ghaz menuntun Rania pada sahabatnya.
Pria muda itu seumuran dengan Ghaz dengan mata hangat dan lembut. "Aku hanya ingin mengatakan selamat berbahagia dan bersyukurlah karena kau menikahi pria spesial dan ia bukan pria sembarangan."
Ghaz menggerutu pada sahabatnya. "Memangnya gue dipungut dari tong sampah?"
"Hei, loe budeg ya? Gue bilang loe bukan pria sembarangan."
"Kyai Hadi Syafii yang telah menikahkan kita."
Rania tersenyum pada sesepuh tersebut.
"Jadi ini mempelaimu?" Ujar Kyai Hadi Syafi'i yang akhirnya melihat langsung paras Rania. "Pantas saja kau ingin terburu-buru mengikatnya. Takut keburu disambar orang he?"
Rona merah menghiasi pipi Rania.
"Kalau seperti ini kakek juga mau."
"Kakek tua ini tak pernah nyadar usia sudah hampir seabad dan sudah ditunggu malaikat izrail." Cetus Ghaz pelan namun terdengar seluruh ruangan.
Kyai Hadi Syafi'i hendak memukulnya dengan tongkat namun diinterupsi oleh sebuah mobil bus memasuki perataran masjid.
Mata Ghaz hampir keluar. "Firasatku tak enak, saat pagi buta Syasya ngobrol lama dengan Ka Fai dan ka Hussein."
Rusli menghela napas panjang. "Benar sekali."
"Astaghfirullah... Rasanya penghuni pulau Ar-Rasyid pindah kemari semua. Istrimu itu benar-benar, biang masalah." Ghaz menarik rambutnya prustasi.
Rusli menepuk bahunya. "Sabar."
Kyai Hadi Syafi'i segera memberi wejangan sebelum Ar-Rasyid tua yang ada di bus itu mendahuluinya. "Kalian sudah menjadi pasangan suami-isteri. Belajar menerima sifat yang dimiliki pasangan, saling melengkapi, saling mengalah dan saling memaafkan. Insyaallah jika mengesampingkan ego maka rumah tangga adem ayem, sakinah mawadah warahmah."
Semua orang yang ada ditempat itu mengamini.
Ghaz berbisik padanya. "Kau jangan kaget, betapa banyaknya sanak familiku."
Rania tersenyum. "Aku bersyukur Ghaz. Keluargamu menyambutku."
Ghaz memeluknya sambil menuntunnya menuju area parkir menyambut kedatangan keluarga besarnya.
....
....
...."Ra..."
Mata Rania mengerjap tersadar dari lamunannya. Ghaz membelai lengannya seraya berkata. "Kau melamun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GHAZ
Romance[21+] CERITA INI MENGANDUNG UNSUR ADEGAN DEWASA. BIJAKLAH DALAM MEMBACA. Ar-Rasyid Series : #Third Story Rania menganggap Alta sebagai sosok kakak laki-laki yang ia dambakan. Namun pria itu tanpa disangka menginginkan lebih dari ikatan saudara. Disa...