Dua

12.2K 583 0
                                    

Bagian kedua:

Setelah membayar beberapa baju yang sudah berada ditangannya. Alzea dan Gita bergegas untuk mencari keperluan lainnya. Bisa dikatakan Alzea sangat berbeda jauh dengan Gita. Penampilan Gita yang sangat cantik serta elegan. Jika dirinya disandingkan dengan Gita rasanya sangat aneh, karena dandananku ini.
Sangat kampungan.

Sejak masa SMA Alzea sudah dikatakan sebagai gadis cupu yang sukanya bermain dunianya sendiri. Seingatnya, Alzea tidak memiliki dunia sendiri. Ia hanya tidak suka bergaul dengan mereka yang hanya mengejek bahkan menghina nya setiap harinya. Kau tau? Alzea pernah dihukum oleh guru BP namun bukan karena kesalahannya, tetapi mereka sengaja menjebak Alzea. Sungguh menyebalkan sekali.

Pandangan Alzea melihat baju yang sangat indah. Baju dengan bergambar awan beserta galaxy nya dengan Parka yang terpajang dengan cantik di patung wanita itu. Oh andai saja ia memiliki uang untuk membelinya. Namun keperluan Alzea masih banyak dibandingkan dengan itu semua.

Kini Alzea dan Gita sudah berada di depan restoran yang sangat mewah. Diliat dari desain tempat serta gaya pengunjung yang datang sepertinya yang makan di restoran ini sangat elit semua. Tidak seperti Alzea. Ia menoleh kearah Gita yang nampak tersenyum dengan manisnya. Sepertinya Alzea sudah tau apa yang akan ia lakukan.

"Gita , lo ngapain ajak gue kesini? Lo udah gila ya? Gak ah gue mau pulang aja"seru Alzea yang menatap matanya dengan tajam.

"Lo tenang aja. Duduk aja sebentar. Gue yang akan traktir lo. Lo santai aja. "Katanya dengan menyuruh Alzea duduk didepannya itu. Terlihat banyak sekali orang yang melihat tingkah aneh Alzea. Bahkan mereka menatap Alzea sedari tadi.

Alzea mendengus kesal. "Gita. Lo selalu aja traktir gue. Gue jadi gak enak ah sama lo. Gue balik aja kali ya? Sumpah gue gaktau lagi mau ngapain. "

Gita hanya terkekeh. "Lo selalu aja panik ya? Lagian gue kan ajak lo kesini karena lo pasti jarang kan ke tempat beginian. Palingan setiap hari lo selalu aja ke warung nasi bebeknya pak Somad yang dideket rumah lo itu. "

"Iya juga sih. Tapikan gue gak seharusnya selalu aja bikin lo repot. Gue ngerasa jadi beban buat lo deh"kata Alzea dengan nada lemah.

"Lo itu kan sahabat gue. Jadi jangan merasa kalau lo itu selalu jadi beban gue. Karena itu gak mungkin dan gak akan bisa. Malahan lo udah banyak bantu gue dalam pelajaran dulu. Lo selalu jadi tutor gue kan?"katanya dengan tersenyum kepada Alzea. Ya Alzea juga merasakan itu memang benar. Alzea yang selalu menjadi tutor Gita ketika ia remedial. Hal itu masih terjadi hingga saat ini.

"Tapi kan gue---"

"Udah lo diem aja. Klo lo masih mau nolak jangan harap gue mau maafin lo ya. Zea, apa salahnya sih? Ini juga cuma makan aja kan? Lo gak perlu panik kayak gitu"

Kini Alzea sadar ia kalah, dan ia hanya mengangguk lemah."iya terserah lo aja deh. Tapi pulangnya jangan malem-malem"sahut Zea dengan tegas.

"Sippp kalo gitu"

Alzea dan gita memesan beberapa makanan. Makanan yang gita pesan masih saja sama dengan dulu. Tidak ada yang berbeda darinya. Begitupun juga Alzea, yang masih sama dengan dulu. Tiba-tiba saja Alzea merasakan getaran dari saku celananya. Ia pun mengeluarkan handphone itu dari saku celanannya. Terlihat bacaan panggilan masuk bertuliskan nama 'MAMA' itu. Zea merasa ada hal penting yang ingin mamanya bicarakan atau mungkin ini saatnya ia sudah harus pulang kerumah.'

"Siapa Zea ?"tanya Gita sambil memakan ayamnya itu.

"Nyokap gue. Lo makan aja ya. Gue angkat telepon dulu deh kayaknya penting banget. Pasti gue dicariin"katanya kepada Gita.

"Jangan lama-lama ya."sahut Gita dari kejauhan. Yang kemudian dibalas isyarat 'Oke' dari Alzea .

Alzea berjalan mulai menjauh dari gita . Terlihat Gita masih dengan lahap memakan makanan yang sudah ia pesan itu. Alzea mulai mengangkat telepon yang telah berbunyi sedari tadi. Terdengar helaan nafas dari Alzea. Ia sudah siap untuk mendengarkan ocehan dari mama yang pasti sudah menyuruhnya kembali kerumah. Jam tangan berwarna hitam itu menunjukkan pukul 11 malam. Pantas saja Sandra menelpon anak nya.

"Halo? Ada apa, Ma?"tanya Alzea dengan jelas.

"Zea , ini sudah jam sebelas malam. Kamu belum juga pulang. Kemana kamu? Jngan pulang malam-malam. Ingat, besok kamu kuliah kan?"tanya Sandra dengan suara cemas. Bisa kirasakan kekhawatirannya terhadap Alzea karena hanya Alzea yang ia punya hingga saat ini.

"Zea masih berada dimall bersama gita . Tadi ia hanya ingin mebeli beberapa perlengkapan. Namun ia mengajakku untuk makan di restoran yang berada dimall itu. Mama gak usah khawatir. Zea akan baik-baik saja."kata Zea dengan berusaha menenangkannya.

"Yasudah, jaga diri kamu baik-baik ya. Jangan pulang malam-malam. Pintu pagar mama gak kunci. Kamu bawa kunci rumah kan? "

"Sebentar-- "Sambungan telepon pun terputus.

Alzea mulai mencari dimana kunci itu berada. Namun tiba-tiba saja handphone nya mati disaat yang tidak tepat seperti ini. Pasti karena seharian ini Alzea lupa mematikan sambungan internetnya. Alzea memang ceroboh.

Alzea menatap jam tangannya. Sudah lewat lima belas menit. Ia melihat gita sudah tidak ada dikursi yang kami tempati sedari tadi. Tak lama kemudian Gita kembali dengan membawakan kentang goreng beserta saus nya. Gita memang sangat tau kesukaan sahabatnya itu. Alzea sangat senang melihat nya bahkan ia sangat bahagia memiliki sahabat seperti Gita.

Langkah Zea bergegas untuk kembali menikmati makanannya yang sudah mulai dingin itu. Ia melihat tidak ada siapa-siapa yang berada didepannya. Jalan kearah meja mereka tidak ada pengunjung yang berlalu halang. Dengan segera ia berlari saja dengan cepat karena tempat duduknya lumayan cukup jauh dengan posisinya saat ini. Tidak bisa ia jelaskan berapa jauhnya.

Alzea terus saja berlari tanpa memperdulikan sekitar.

Boom!

Dan tak sengaja Alzea menabrak seseorang hingga membuat handphone nya yang super canggih itu hancur hingga berkeping-keping. Lelaki itu kemudian memunguti serpihan handphonenya itu. Lelaki itu kemudian berdiri didepan Alzea dengan tatapan amarah yang sangat besar. Alzea hanya bisa menunduk saja dan berharap jika ia tidak akan dimarahi oleh lelaki itu ditempat ramai seperti ini.

Dengan gerakan cepat, lelaki itu kemudian mendorong Alzea hingga ia terjatuh.

"Awwww!"desis Alzea karena sakit akibat dorongan darinya yang sangat keras itu. Tenaganya memang tidak sebanding dengan Alzea. Perlahan, Alzea berdiri sendiri dari jatuhnya.

Mata elang miliknya menatap Alzea tajam. "Punya mata gak?""bentaknya kepada Alzea.

Tidak ada sahutan dari Alzea. Ia masih saja terdiam."Hey! Gue lagi berbicara sama lo! Lo punya mata gak?"Kata lelaki itu kembali yang kini menarik tubuh Alzea dengan kasar.

Alzea masih saja menunduk. "Maafkan aku. Aku tahu aku salah!"kata Alzea dengan lemah.

"Aku? Jangan sok imut lo!"bentaknya kembali. Oh Tuhan, ada apalagi ini.

"Lo buta ya? Liat! Handphone gue rusak. Lo sadar gak sih? Gue gamau tau. Lo harus ganti. Lo tau kan gue baru aja beli handphone keluaran terbaru dan harganya mahal! "Katanya dengan kasar. Alzea hanya bisa menunduk saja. Semua karena kecerobohannya.

"Tapi, maaf sekali lagi."Alzea memberanikan diri berbicara. "Aku tidak sengaja. Sekali lagi maafkan aku "

"Jangan pake aku! Jangan sok imut jadi cewek!"Lelaki itu sahut kembali dengan kemarahannya.

"Nanti akan saya ganti. Tapi gak saat ini!"kata Alzea dengan kesal karena ia sudah membentakku dengan kasar.

Lelaki itu kemudian tersenyum. "Bagus! Nih kartu nama gue! Sini mana KTP lo!"Sahutnya yang kemudian memaksa Alzea.

Alzea hanya mengerutkan keningnya. "Buat apa?"

"Gue tau lo bakalan kabur kan? Mana sini"katanya kembali dengan kasar. Dengan terpaksa Alzea menyerahkan kartu tanda pengenalnya kepada lelaki itu. Ini akan menjadi masalah yang rumit.

"Bagus! Anatasya Alzea "katanya dengan melihat nama Alzea yang berada disana. Alzea hanya mendengus kesal karena lelaki itu. Sungguh menyebalkan.

Difficult (dalam REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang