Tiga

11.3K 554 0
                                    

Bagian ketiga:

Alzea terbangun dari tidurnya. Oh ya, pasti ia tertidur diteras lagi. Ini adalah akibat ia tidak membawa kunci pintu lagi. Sudah seperti biasa ia selalu saja tertidur diteras yang cukup dingin itu. Suara jangkrik yang menemaninya hingga ia tertidur membuatnya merasakan nyenyak. Tiba-tiba saja nafasnya terdengar sesak. Oh tidak, asma nya kembali kambuh dan membuatnya sulit sekali untuk bernafas.

Sulit bernapas?
Sudah ia rasakan sejak kecil. Bahkan ingin sekali ia seperti orang- orang lainnya. Tidak bergantung dengan obat tersebut. Asma merupakan peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme bronkus. Gejala umum meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, dan sesak napas.

Terkadang, ada rasa iri dan yang menghantui Alzea.

Ia kemudian mencari dimana benda itu. Benda yang selalu ia butuhkan disaat seperti ini. Benda yang selama ini mampu membuatnya untuk bertahan hidup sampai sekarang. Alzea sudah lelah jika setiap hari selalu meminum obat serta selalu membawa benda itu kemana-mana. Ia seperti sudah menyusahkan semua orang. Ia tau itu.

Setelah menggunakan obat itu, ia merasakan sudah mendingan. Nafasnya kini menjadi teratur. Alzea bangun dan mencoba untuk mengetuk pintu rumahnya. Sepertinya Sandra, belum juga bangun. Mungkin ia terlalu malam menunggunya pulang.

"Mama! "Teriaknya yang berusaha untuk membangunkan Sandra. Namun Alzea merasa mamanya masih nyenyak dengan guling dan bantalnya.

Sudah beberapa kali ia mencoba, namun sama sekali tidak berhasil. Akhirnya ia menunggu mamanya hingga ia membukakan pintu untuknya yang sudah kesiangan ini. Jam tangannya sudah menunjukkan pukul enam pagi. Sebenarnya masih lama ia harus pergi kekampus. Namun pekerjaannya semakin banyak dan terutama dengan makalah nya yang belum juga selesai.

Makalah?
Alzea sudah bosan mendengar nama itu. Bukannya ia tidak serius melaksanakan pekerjaan kuliahnya, tetapi hanya saja ia kesulitan membagi waktunya dengan kuliah.

"Alzea, Ya ampun, Mama kira kamu dikamar. Pantesan diketuk gak bangun-bangun, kenapa bisa tidur disini sih?"tanya Sandra yang melihat Alzea masih mengantuk dengan terduduk di depan pintu.

Alzea hanya menghela nafa sejenak. Ini sudah kesekian kalinya terjadi. Bahkan ia pernah terkena masuk angin akibat tidur di luar rumah seperti ini.

Tetapi mau bagaimana lagi? Sudah terjadi dan Alzea bukan orang yang lemah.

"Biasa lah, ma. Zea lupa bawa kunci. Ketinggalan "jawab Alzea dengan lemas karena masih mengantuk.

"Lalu telepon kamu kenapa tidak bisa dihubungi ? Kamu tau kan kalau mama khawatir sama kamu."Tanya Sandra kembali dengan wajah khawatir.

"Eh bukan, itu handphone Zea semalam baterainya habis. Makanya telepon dari mama putus gitu aja deh. Alzea juga lupa bawa chargeran kemana-mana" kata Zea lagi dengan jujur kepadanya.

Alzea tau kalau Sandra sangat mengkhawatirkannya. Tetapi ia tidak mau pikiran Sandra selalu khawatir kepadanya. Alzea akan baik-baik saja, Percayalah.

"Yasudah, kamu mandi sana. Nanti kalo sudah selesai, mama akan siapkan makanan untuk kamu."katanya dengan senyuman manisnya.

"Baik ma"

****

Sudah pukul delapan.

Semua pekerjaan rumah itu sudah selesai. Mulai dari mencuci baju, menjemur baju, mencuci piring, menyapu, mengepel, dan menyetrika baju. Setiap hari Alzea selalu saja melakukannya. Hampir setiap hari Alzea selalu saja mengerjakan pekerjaan ini.

Difficult (dalam REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang