sebelas

8K 464 1
                                    

Bagian kesebelas:

Rintik hujan di pagi hari. Alzea terbangun dari tidurnya. Hari ini jadwal ia untuk melakukan pemeriksaan keadaan dirinya. Seperti biasa, ia mulai segera bergegas bersiap untuk kerumah sakit. Waktu yang ia miliki tidaklah sebentar. Jadwal kelas ia berbeda sedikit dengan jadwal check up keadaannya. Bagaimanapun ia harus segera bergegas.

Membawa segala perlengkapannya. Buku catatan, tempat pensil, obat-obatan miliknya, dan tak lupa ia membawa payung karena sejak malam hujan turun dengan rintik-rintik. Mama Sandra menyambutnya dengan segelas susu rasa Vanilla. Senyuman terukir di wajahnya. Meski terkadang ada rasa benci karena ia seorang pembunuh. Bagaimanapun hanya Mama Sandra yang memberikan perhatian kepada Alzea.

"Kamu mau kerumah sakit hari ini?"tanya nya dengan lembut.

"Iya, Alzea akan kesana sekitar jam sembilan. Soalnya jam satu siang Alzea ada kelas kedokteran. Mama mau kemana hari ini? Di rumah atau pergi kemana gitu?"kata Alzea dengan ramah.

Sandra tersenyum. "Mama disini saja. Oh iya, kemarin Tante Rina menelpon mama. Katanya,ia akan menjodohkan kamu kan? Nah, untuk itu mama setuju saja. Lagipula kita sudah kenal kan dengan Tante Rina?"kata Sandra yang menatap mata Alzea.

"Perjodohan itu jadi? Tapi Ma. Tau sendiri kan sikap Fandy bagaimana. Alzea tidak yakin semua akan berjalan dengan mulus. Alzea kalau nantinya hanya akan menghancurkan segala impiannnya saja. "Balas Alzea dengan lirih.

Pikiran Alzea kini sangat  bingung. Disisi lain ia ingin sekali bisa menikah dengan Fandy yang sudah membuatnya jatuh hati. Namun di sisi lain, ia tidak mau kehadirannya hanya akan mendatangkan dampak yang tidak baik. Terutama jika kehadirannya membuat Fandy semakin membencinya.

Bahkan sudah hampir mau 10 hari ia juga belum bisa menaklukan hatinya Fandy. Belum lagi perlakuan yang ia dapatkan dari Fandy biasa dikatakan tidak baik. Karena sulit sekali mendapatkan baik darinya. Hatinya pun sekeras batu karang. Sangat sulit untuk dirapuhkan.

Bisakah ia menaklukan batu karang itu? Bisakah ia mencairkan es yang mengelilingi nya?

Sandra memeluk Alzea. "Dengerin, Mama. Tuhan sudah menentukan Pasangannya masing-masing. Mungkin bagi kamu, kamu bukanlah pasangan dia. Tetapi jika Tuhan sudah berkehendak kita bisa apa? Percayalah Zea. Fandy adalah jodohmu" katanya yang berusaha meyakinkan.

Alzea hanya tersenyum. "Alzea akan berjuang, Ma. Alzea akan melakukan apa yang mama lakukan dulu terhadap Papa. Alzea akan melakukannya"

◕✿◕✿◕✿

Pertengkaran terjadi dengan dahsyatnya. Sepasang kakak dan Adik itu masih saja dengan argumen nya masing-masing. Saling mempertahankan alasannya masing-masing. Sontak keadaan menjadi panas. Tidak ada yang ingin mengalah satu dan lainnya.  Sikap egois itu saling ditunjukan.

Lelaki itu masih saja terdiam. Memperhatikan tingkah adiknya itu. Bisa dikatakan adiknya itu sangat sulit diatur. Kepulangannya dari australia membuatnya menjadi berubah. Menjadi susah diatur dan tidak mau dinasihati. Bahkan hanya sesekali adiknya itu kembali ke rumah. Lelaki itu mulai menyerah dengan adiknya. Tidak ada satupun yang didengarkan oleh adiknya itu.

"MAU BAGAIMANA PUN KAMU MEMPERJUANGKAN DENDAM TETAP SAJA ITU TIDAK BENAR!"Teriak seorang lelaki dengan santai. Sungguh,  untuk apa mendengarkan rasa dendam. 

Gadis itu tertawa sejenak. "Kak, aku kembali ke Indonesia untuk membalas semua penderitaan Papa. Kakak lupa? Siapa yang dulu sudah menjebloskan papa kedalam penjara? Aku ingin membalasnya ka."tekad gadis itu dengan licik.

"BAGAIMANAPUN SEMUA SUDAH TERJADI. JIKA KEDENDAMAN SELALU ADA DI HATI MU. HIDUPMU AKAN SIA-SIA!"Sahut lelaki itu kembali. Kini ia mulai bisa mengatur emosinya. 

Difficult (dalam REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang