Enam

8.6K 489 1
                                    

Bagian keenam: Tentang Fandy Putradito.

Lelaki dingin itu bernama Fandy Putradito. Seorang pemimpin perusahaan yang sedang maju di Indonesia ini. Tidak ada seorang pun yang bisa menentangnya. Bahkan ia dikenal sebagai lelaki super dingin yang sulit sekali ditebak. Kepribadian dia yang sangat wibawa membuat banyak yang suka terhadapnya.

Diumur yang masih 26 tahun itu, Fandy mulai membangun dan melanjutkan perusahaan dari ayahnya. Ia dipercaya untuk memimpin Perusahan besar itu. Meski terkadang perhatian Fandy tidak hanya untuk bekerja. Ia juga punya kehidupannya sendiri. Sempat beberapa kali ia memecat karyawan hanya saja pekerjaannya tidak benar. Hampir 10 karyawan yang mengundurkan diri karena sikap Fandy yang dingin itu.

Kini, ia diharuskan menemui seseorang yang kata Mama nya akan 'dijodohkan' kepada dirinya. Sungguh hal bodoh yang tidak ia sukai. Fandy memang dikenal dingin, tetapi sejujurnya ia juga masih normal yang bisa merasakan jatuh cinta. Bukan karena harus dijodohkan seperti ini.

Sudah beberapa kali ia menolak untuk segera melakukan pernikahan. Namun sayang, kedua orang tua nya terutama ibunya selalu saja memaksakan. Tidak ada yang tau dibalik sikap dingin Fandy terdapat sikap asli yang ia miliki.

Seorang Fandy Putradito juga sudah memiliki kekasih pujaan hatinya. Ia berniat akan menikah dengan gadis pujaannya itu. Sayangnya, restu belum juga ia dapatkan karena alasan kekasihnya bukan wanita yang baik bagi ibunya.

Dengan berat hati ia terpaksa untuk menemui wanita teman lama ibunya. Tidak ada hal yang spesial. Bagi Fandy, wanita yang barusan berkenalan dengannya hanyalah parasit didalam hidupnya. Pertama, wanita yang bernama Alzea itu sudah merusak handphone kesayangan miliknya.

Tidak ada rasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Hanya sikap tidak suka yang Fandy tampilkan. Rasa tidak suka dengan kehadiran gadis cupu itu.

"Ma, tidak seharusnya mama berbicara seperti itu dengan Alzea. Lagipula untuk apa Mama menanyakan hal itu" Sahut Fandy dengan datar. Mata Fandy masih sama menentang ucapan mamanya itu.

"Tetapi Fandy. Mama ingin sekali--" kata Rina yang selalu saja menasihati Fandy.

"Entahlah, Ma. Fandy capek!"Jelasnya yang kemudian fokus kepada layar handphone nya.

Pikiran Fandy sangat kacau. Belum lagi masalah perusahaan yang sedang naik turun ditambah lagi hal yang mengharuskannya untuk menerima perjodohan itu. Demi apapun, ingin rasanya Fandy menghilang dari bumi ini. Tidak bisa ia bayangkan apa yang akan terjadi jika harus menikah dengan orang yang tidak ia pilih.

Alzea tersenyum tipis namun sama sekali tidak mendapatkan balasan apapun dari Fandy. Inikah yang akan dijodohkan dengannya? Bahkan lelaki super dingin itu hanya terfokus pada gadget miliknya.

Alzea menghela nafas sejenak dan mengeluarkan handphone miliknya juga. Tidak mewah, tetapi ini sudah ia miliki sejak dulu. Banyak sekali kenangan yang ia lalui bersama handphone jadul ini.

Tak lama kemudian pesanan kami pun datang. Ternyata Fandy memesankan nasi goreng untuk Alzea. Tunggu. Mengapa ia bisa tahu? Sudahlah Zea, kau tidak seharusnya terlalu kepedean dengannya.

Lagipula apa iya Fandy mengetahui makanan kesukaannya? Ia rasa tidak. Untuk apa ia berharap lebih berhadapnya?

"Dimakan Zea makanannya. Fandy memang sangat suka dengan nasi goreng. "Ujar mama nya dengan ramah terhadap Alzea . Sikapnya dan mamanya sangat berbeda jauh.

"Ahh--iya tante. Makasih"kata Alzea menjawab dirinya.

"Jangan sungkan. Enak loh makanan disini"sambung tante Rina kembali.

Gadis berkacamata itu hanya tersenyum kikuk. "Makasih tante."

"Jangan takut! Gue yang bayar. Lagipula mana mungkin lo bisa bayar nasi goreng itu. Harganya bisa sepuluh kali lipat dari yang lo makan setiap hari"ketus fandy dengan nada yang kasar.

Difficult (dalam REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang