Lima

8.8K 509 1
                                    

Bagian kelima:

Alzea melangkahkan kaki dengan santai pulang ke rumah nya . Ia menaiki angkutan dengan seperti biasanya. Dengan memakai earphone ia mendengarkan beberapa alunan lagu dari handphone yang sudah ia beli sejak SMP dan masih kugunakan dengan baik sampai saat ini.

Tak terasa ia udah sampai didepan rumahnya. Terlihat ada mobil yang sangat mewah itu terparkir dengan rapi dihalaman rumahnya. Alzea mengingat bagaimana bisa ada mobil disana. Kemudian ia memasuki rumahnya dengan santai. Sekaligus ia penasaran dengan pemilik mobil itu.

Alzea melangkahkan kaki dan melihat dua orang sedang duduk di ruang tamu. Pakaian mereka sangat menggambarkan kalau mereka dari kalangan berada.

Lalu untuk apa mereka kemari?

Alzea kemudian bersalaman dengan seorang wanita yang seumuran dengan mamanya . Alzea tersenyum kepadanya namun tiba-tiba saja ia melihat lelaki itu. Seseorang yang bermasalah denganku kemarin. Ia yang telah menyita KTP Alzea secara paksa.

Ia menatap Alzea dengan tatapan dingin dan jutek. Bisa terlihat jelas dimatanya terdapat kemarahan kepada Alzea.

Mata elang lelaki itu seakan masih menyimpan dendam dan benci terhadapku. Ya Tuhan, dia adalah orang kemarin. Orang yang telah Alzea buat rusak handphone nya.

Alzea berusaha ramah terhadapnya. Ia mengajak lelaki itu bersalaman dan berkenalan namun tangan milik Alzea ditepis begitu saja olehnya. Sungguh, dia sangat menyebalkan.

"Gue fandy ! Gak usah pake salaman bisa kan?"jawabnya dengan singkat. Lelaki ini memang sangat menyebalkan.

Tatapan dingin lelaki itu sangat terpancar jelas. Sepertinya ia memiliki watak yang acuh terhadap orang lain.

"Fandy ! Kamu gak boleh gitu dong sama dia"kata wanita cantik itu dengan berbisik namun bisa didengar.

"Ma--maaf. Fandy "kata Alzea dengan singkat dan merasakan malu.

"Hmmm"sahutannya yang sangat tidak ikhlas itu.

Percakapan sangat menarik oleh Mama Sandra dan wanita itu. Sepertinya mereka sudah saling kenal sebelumnya. Pikiran Alzea menerawang jauh, kisah cinta Mama Sandra yang bisa dikatakan tidak indah.

Kudengar sebelumnya. Mama Sandra sempat menikah dengan lelaki. Namun, cintanya sangat tidaklah indah. Lelaki itu pergi meninggalkan mama Sandra bersama wanita lain. Kata mama Sandra, pernikahan nya terjadi karena perjodohan.

Masih bisa ia rasakan rasa sakit itu. Mama sandra membesarkannya sendirian meskipun ia bukan anak kandung Mama Sandra. Setidaknya, Alzea diangkat untuk menemani Kak Tania yang suka merasa murung.

"Yasudah, Zea . Kamu mau ikut kan sama kita? Kita mau makan direstoran kesukaan Fandy . Kamu ikut ya?"ajak wanita itu dengan antusias.

"Eh gimana ya tante--"balas Alzea dengan heran. Makan bareng? Baru saja aku mengenalnya tadi. Apakah orang itu tidak salah?

"Sampe lupa, nama tante itu Rina . Hehe senang bisa kenalan sama kamu. Kamu cantik seperti mama kamu dulu"kata Tante Rina dengan singkat.

Ya Tuhan, mengapa wanita itu baik sekali sedangkan anaknya tidak?

"Baiklah tante kalau begitu"kata Alzea dengan tersenyum kepadanya.

***

Restoran Azkuenza.

Bisa dikatakan ini tempat dimana makanan mahal tersaji dengan lengkapnya. Apakah Alzea akan makan disini? Sungguh, ia tidak bisa membayangkan bisa menyantap hidangan ini dengan lahap.

Semua memperhatikannya. Pakaian? Bukan barang bermerek yang mahal. Karena dandanannya yang berbeda sangat jauh dengan Fandy maupun Tante Rina . Aku memang tidak seharusnya datang ke tempat seperti ini

Memakai celana panjang jeans dipadukan dengan cardigan berwarna navy beserta kaos putih. Tidak lupa, kacamata selalu menempel di wajah cantik nya. Simpel bukan?

"Jangan norak!"kata Fandy dengan datar.

"Maaf. Tapi apa ini gak salah?"tanya Alzea lagi yang heran dengan Fandy, lelaki super dingin itu.

Segaris senyuman miring pertanda sikap angkuh ditampilkannya. "Enggaklah. Hampir setiap hari gua kesini. Jangan norak! Apalagi lo itu malu-maluin banget"

"Maaf tapi--"Alzea berusaha untuk berbicara melawan cowok super dingin itu.

"Jangan ngomong sama gue deh. Kita anggap aja gak saling kenal"katanya yang berlalu lebih jauh dibandingkan Alzea.

"Ya aku memang kampungan"kata Alzea dengan lirih. Bukan hanya Fandy saja yang menganggapnya bersikap kampungan. Tetapi orang lain juga.

Alzea melihat konsep tema restoran ini. Sangatlah elegan. Untung saja ia dibawa ketempat seperti ini. Jadi ia bisa makan enak. Tunggu, bagaimana dengar harganya? Bodoh ia ternyata tidak membawa dompetnya. Dan alzea rasa dompet itu tertinggal di lemari pojok didekat tempat tidur. Alzea memang selalu saja teledor.

Pelayan itu datang dan membawakan daftar menu makanan. Alzea yang melihatnya hanya berusaha menelan ludahnya karena harga yang sangat mahal. Bayangkan saja, ayam goreng ataupun ayam bakar yang biasa ia makan dengan harga murah, ditempat ini bisa menjadi lima kali lipat.

"Kamu ingin pesan apa Zea ?"tanya Tante Rina dengan ramah dan perhatian.

"Apa aja, terserah tante aja. Aku ikutin aja"jawab Alzea dengan tersenyum.

"Yasudah, kalo begitu kamu samakan dengan Fandy saja ya"katanya nya yang membuat Alzea mengangguk.

"Bagaimana kuliahmu? Lancar?"tanya tante rina

"Oh, baik-baik saja kok tante. "Jawab Alzea dengan tersenyum.

"Tante bangga sama kamu, kuliah tanpa biaya. Kamu itu hebat"

"Makasih tante, tapi kayaknya zea tidak sehebat itu kok"jawab Zea kembali dengan tertawa.

"Kamu sudah punya pacar?"tanya nya kembali

Menanyakan hal yang aneh terhadap Alzea yang sudah punya kekasih atau tidak. Tentu saja tidak, lagipula tidak ada yang mau menjadi kekasih Alzea . Alzea hanya gadis aneh yang beruntung bisa berkuliah dikawasan elit tersebut.

"Hah? Belum kok, Tante. Zea masih mau fokus kuliah saja"jawab Alzea dengan kikuk.

"Kalau menikah? "Tanya nya yang membuatku bingung. Sebenarnya ada apa ini?

Menikah?
Mengapa ia menanyakan hal itu?

Difficult (dalam REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang