Bagian ketujuh:
Rintik hujan dipagi hari menyambut aktivitas Alzea pagi ini.
Keesokan harinya, Fandy kembali menemui Alzea. Bukan untuk mencari perhatian Alzea, namun lebih penting dari itu. Dengan mengenakan jaket levis ia berdiri didepan teras rumah. Menunggu orang yang ingin ia temui keluar.
Tak lama, Alzea keluar yang hendak pergi ke kampus. Kacamata -5 miliknya sudah ia kenakan. Alzea mengerutkan alisnya sejenak. Menatap apakah lelaki dingin itu benar kemari atau tidak. Jika benar, untuk apa ia kembali ke sini? Untuk menghinanya?
"Kita perlu bicara" Katanya dengan singkat. "Tentang perjodohan itu. Karena bagi gue itu sangat penting. Gatau deh buat lo itu gimana" sambungnya lagi.
"Bicara? Tentang apa? Kan kamu sudah putuskan untuk tidak setuju dengan keputusan itu. Lalu kenapa kamu kemari?" Tanya Alzea tidak mengerti.
Fandy menghela nafas singkat. "Gini, gimana gue bisa bilang kalo orang tua gue selalu aja desak gue. Gue juga punya kehidupan pribadi. Ga bisa diatur kayak gini " katanya kembali.
Alzea menatapnya heran. "Jadi, apa tujuan kamu kemari? Untuk meminta bantuanku untuk menolak perjodohan itu?"
"Jika itu bisa membantu. Gue mah lo juga kasih pendapat. Jadi kita sama-sama diuntungkan."Jelasnya dengan singkat.
Alzea mulai berbicara. "Kenapa kamu tidak mau menerimanya? Bukankah kalo orang tua yang memilih itu baik ya? Maaf bukannya aku mau jadi istri kamu. Tapi intinya --"
"Simple aja. Lo rupa nya udah jatuh cinta sama gue ya? Gue kasih tau aja sama lo! Jangan terlalu berharap. Lagipula gue cari pendamping juga milih-milih gak kayak lo" Sahut Fandy kembali dengan kasar.
"Aku punya permintaan. Berikan aku waktu 10 hari untuk membuatmu juga jatuh hati kepadaku. Bagaimana? Kau mau memberikan waktumu itu?" Tantang Alzea dengan tertawa.
"Waktu gue itu terlalu sia-sia untuk hal konyol kayak gitu. Bagaimanapun pilihan gue tetap sama. Gak akan jatuh cinta sama lo! Seberapa besar lo ngejar-ngejar gue. "Balas Fandy dengan tertawa.
"Baiklah, waktuku dimulai dari hari ini! Karena sejak kemarin aku sudah jatuh hati kepadamu, Fandy Putradito"Kata Alzea dengan polosnya.
◕✿◕✿◕✿
Alzea dalam keadaan sadar mengatakan itu. Semenjak pertama kali mengenal Fandy, ia tau kalau Fandy adalah orang yang berhati lembut. Meski sikap lembutnya tertutup karena hatinya yang keras. Sudah beberapa kali Alzea selalu saja memikirkan lelaki super dingin itu. Dan nyatanya ia benar jatuh cinta.
Teleponnya berdering. Alzea kemudian mengangkatnya . Terdengar suara lelaki itu kembali.
"Hallo!"sahut Alzea memulai pembicaraan. Seutas senyuman menghiasi wajahnya.
"Ini gue Fandy. Tau kan?" Jawabnya dengan datar.
"Untuk apa kau menelponku?" Jawab Alzea dengan senang.
Suara serak orang itu masih mendominasi. "Jangan kegeeran dulu! Gue cuman mau minta tawaran menarik buat lo! Gue bakalan kasih lo waktu 10 hari dari sekarang. Kalo gue gak jatuh cinta sama lo juga. Terpaksa, kita batal perjodohan itu." Sarannya kembali.
"Setuju. Aku akan buat kamu jatuh cinta sekarang juga!" Tekad Alzea dengan matang.
"Buktiin aja. Lagipula, gaada yang bisa buat gue jatuh cinta lagi!" Kemudian telepon ditutup begitu saja.
Suara radio kampus menemani waktu istirahat Alzea. Sembari menunggu Gita, sahabatnya yang belum juga selesai kelasnya. Ia mulai menyusun rencana nya. Memang ini gila, tapi tidak ada salahnya berjuang bukan.
Asik dengan catatan rencananya. Seseorang menganggunya dan duduk di meja depannya. Lelaki itu selalu saja memakai kemeja. Sikapnya terlihat wibawa jika seperti itu.
"Saya menganggu?"tanya nya dengan singkat.
"Oh, tentu tidak. Silahkan duduk disini. "Ajak Alzea dengan ramah. "Sudah tidak ada kelas mengajar?"
"Tidak ada. Hari ini saya hanya sampai jam dua belas. Kalo kamu, sedang apa kamu disini? " tanya Zidan dengan ramah.
"Menunggu temanku, Gita. Dia belum selesai kelasnya. Oh iya, ku dengar kau akan melanjutkan kuliah diluar kota. " jelas Alzea dengan tersenyum.
"Baru rencana, saya juga tidak tau kapan untuk melanjutkannya. " balas Zidan dengan tersipu malu.
Alzea hanya mengangguk saja. "Kau mirip seseorang. "
Zidan hanya mengerutkan keningnya . "Saya? Mirip seseorang dihidupmu? "
"Iya, kau seperti kakak kandungku dulu. Namun sayang nasibnya sangat buruk. Dia matibunuh diri didepan mataku. Dan wajah mu sangat mirip dengannya. Ya, semua hanya kebetulan bukan?"
"Sungguh mengerikan sekali. Maaf jika aku mirip dengan kakakmu itu. Sama sekali aku tidak tahu hehe. Oh iya, aku ada rapat di gedung rektor. Aku duluan, Zea" katanya yang kemudian melangkah pergi begitu saja.
Dengan segala keberanian ia mendatangi rumah lelaki dingin itu. Dengan keberanian ia menghilangkan rasa takutnya. Rumah gaya Yunani ini terlihat cukup megah. Seorang satpam menyambut Alzea didepan pintu gerbang rumah.
Langkahnya terhenti dan bimbang antara masuk atau tidak. Lalu ia harus bagaimana disaat seperti ini?
"Mau ketemu siapa neng?" Tanya satpam itu dengan ramah.
"Saya mau ketemu Fandy, Pak." Jawab Alzea dengan tersenyum.
"Den, Fandy nya tidak ada di rumah adanya cuma Nyonya Rina. "
"Ya sudah kalo begitu saya pulang saja, Pak. Permisi " kata Alzea dengan ramah. Perlahan langkahnya mulai menjauhi rumah bergaya yunani itu.
****
Alzea tiba dirumahnya. Ia mulai menyelesaikan pekerjaan yang sudah menunggunya. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Suasana rumah sangat sepi karena hari ini Mama Sandra pergi menemui sanak saudaranya di Bandung.
Matanya menatap sebuah kotak kecil. Tidak sengaja ia temukan di atas nakas kamar Mama Sandra.
"Sebuah foto pernikahan?" Lirih Alzea seakan tidak percaya.
Foto-foto sebuah pernikahan antara Mama Sandra dengan seorang lelaki. Dengan menggunakan gaun berwarna merah. Nampak sekali disana raut kebahagiaan mama Sandra dulu.
Ada sebuah surat yang sudah lecak. Mungkin dulu surat ini sempat terbuang.
Kisah klasik yang indah.
Akhirnya, aku bisa bersatu dengan mu. Akhirnya aku bisa memiliki mu. Tapi, dengan jahat aku merebutmu. Berbahagia diatas kesedihan orang lain. Jahat? Tentu saja. Terserah apa kau mau menganggapku apa. Yang jelas aku berbahagia bersamamu.
Dan kini izinkan aku berjuang untukmu."Biarkan aku yang berjuang untukmu? Maksudnya apa?" Lirih Alzea seakan tidak mengerti dengan ini semua.
"Apakah aku ada hubungannya dengan surat ini dan dalam kehidupan mama Sandra sebelumnya?"
Kepalanya berisi dengan pertanyaan dan segala teka-teki. Siapa Mama Sandra sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult (dalam REVISI)
RomanceCERITA INI DI PRIVATE Sulit sekali untuk mendapatkan sikap baik darinya. Sikap yang kasar dan dingin kepadaku. *** Kisah Zea dan Fandy yang terikat dalam suatu perjanjian bodoh. Namun, sayangnya Zea masih saja memiliki harapan ada rasa cinta dianta...