Satu

22.3K 800 5
                                    

Bagian pertama

Bruk!

Gadis berumur sekitar 21 tahun itu menjatuhkan dirinya diatas tempat tidur yang berwarna abu-abu itu. Pikirannya sangat kacau sekali. Bisakah kau bayangkan? Seharian ia mengejar Dosen Kampus nya hanya untuk mengumpulkan sebuah makalah lalu dengan mudahnya dibuang begitu saja.

Bisakah kau membayangkannya?
Sakit hati, tentu saja. Sudah selama seminggu ia merelakan waktu tidurnya yang kurang hanya untuk mengetik berpuluh ribu kata didalam makalah itu. Namun dalam waktu singkat, tugasnya dilempar dan bercampur dengan sisa-sisa jajanan anak kuliahan.

Kamar menjadi tempat favoritnya untuk beristirahat. Ya. Memang tidak terlalu besar namun desain dan interior minimalis karya pemilik kamar ini patut diakui bagus. Dinding kamar perpaduan antara warna maroon dan abu-abu. Ditambah dengan aksesoris foto-foto ia dengan teman serta sanak keluarga menempel di dinding dengan rapi.

Tidak lupa, sebuah stiker yang bertuliskan namanya. Anatasya Alzea Putri.

"Gue capek banget hari ini! Seengaknya itu dosen ada rasa kasian dikit kek. Ini engga sama sekali. Hargainlah usaha orang begadang cuma untuk ngerjain makalah itu doang. "Gerutu Alzea sedari tadi.

Pasalnya, mood ia berkurang karena kejadian tadi pagi.

Alzea mengambil laptop miliknya. Usaha nya kali ini berharap tidak akan sia-sia. Dosen itu memang sangat menyebalkan. Mata coklat milik Alzea bergerak seiringan dengan tangannya yang mulai mengetik beberapa kata. Ya benar, ia membuat ulang Makalah itu. Salah satu sikap dari Alzea adalah pantang menyerah.

Tokk tok!

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Alzea. Dengan langkah malas, ia hendak membuka pintu kamarnya yang sedari tadi terkunci dengan rapat.

Terbukalah pintu berwarna coklat itu. Seorang wanita paruh baya menyambutnya dengan membawakan segelas susu hangat. Sejak Alzea kecil, sudah menjadi kebiasaan bagi wanita itu untuk mengantarkan susu hangat.

"Susu hangat rasa vanilla khusus buat Alzea" Katanya dengan penuh senyuman serta rasa kasih sayang.

Alzea tertawa menampilkan deretan giginya. "Terima kasih, Ma. Dari dulu masih aja setia untuk bawain Alzea susu."

"Iya dong. Soalnya kan Alzea anak mama yang paling cantik." Rayu Sandra, kepada anak yang ia sayangi sejak dulu. Bagaimanapun Alzea adalah putri nya juga.

Tidak ada hal yang mewah berada di rumah Alzea. Semuanya hanya perabotan biasa yang didapatkan dengan harga murah. Bahkan ia kuliah pun itu sudah sangat menakjubkan karena sebelumnya Alzea tidak ingin kuliah. Alzea hanya ingin membantu mama untuk mendapatkan uang. Atau sekedar membantunya membuat kue.

Segaris senyuma gadis itu terukir seraya menatap Sandra yang membawakan beberapa roti yang sudah diolesi selai rasa stroberi dan siap untuk dilahap oleh Alzea. Sandra menatap anaknya dengan tatapan aneh. Mungkin ia curiga dengan Alzea. Wajar saja, sebab jika Alzea ada masalah Sandra pasti akan mengetahuinya. Karena ia sudah bisa menebaknya.

"Gimana makalah yang kemarin? Bagus gak? Jadi sepuluh terbaik?"tanya Sandra dengan berturut-turut yang semakin membuat Alzea bingung untuk menjawab apa. Dia sama sekali tidak bisa mengatakan apa-apa. Ia hanya takut jika mengecewakan orang tua nya. Hanya mama yang Alzea punya.

Alzea terkekeh."Soal makalah Alzea ya? ehmm itu apa.. namanya apa sih -- yaampun"Katanya dengan berpura-pura mengalihkan pemmbicaraa yang sudah serius itu.

"Anatasya Alzea ? gimana dengan makalah kamu itu?"tanyanya kembali. Mungkin kali ini ia harus jujur saja.

Terdengar tarikan nafas dengan panjang dan siap untuk mengatakan dengan sejujurnya. "Begini, Ma. Sepertinya makalah Zea sudah selesai. Namun sayangnya -- emhh entah dosen itu tidak melihatnya atau tidak. Makalah yang aku buat dibuang begitu saja. "Kata Alzea kembali dengan menunduk.

Difficult (dalam REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang