Enam belas

7.6K 444 4
                                    

Bagian keenam belas:


Malam itu, hujan turun dengan derasnya. Suasana mencekam tidak seperti biasanya. Pelupuk airmata sudah menggenang dan siap untuk diluncurkan. Suasana hati nya kini sedang bersedih. Perkataan Fandy masih jelas ia dengarkan. Seakan kaset rusak itu

Sore ini, Alzea memiliki janji untuk mengajar di taman bacaan tempat biasa ia berbagi ilmu dengan anak-anak panti . Alzea sangat menyukai anak kecil. Kacamata pemberian Zidan sekarang ia gunakan kemana saja ia pergi. Jujur, jika terus seperti ini Alzea tidak mau menyakiti hati Zidan lebih dalam.

"Kak Alzea! Kami sudah menunggu kakak!"sambut para anak-anak itu dengan bersemangat. Senyuman ceria mereka menyambut kedatangan Alzea.

Alzea tersenyum kearah mereka semua. "Kakak juga senang bisa mengajar dengan kalian lagi! Oh ya sebentar, gimana hari ini kita adakan permainan terlebih dahulu. Setuju?" Ajak Alzea dengan semangat.

Mereka.semua berhambur memeluk Alzea dengan erat. Semua anak-anak itu terlihat senang sekali bisa bertemu dengan Alzea. antusias Alzea mengajar bukan untuk sekedar prestasi mereka, namun sikap kekeluargaan dan saling menyayangi adalah tujuan Alzea.

"Kak Alzea! Bagaimana kita bermain kejar-kejaran aja?"seru anak laki-laki yang menggunakan kaos bergambar spongebob itu.

Alzea mengerutkan dahinya. "Kakak setuju, sekarang kita tentukan siapa yang jadi penjaga"usul Alzea kembali.

"Saya saja yang jaga kak. "Seruanak yang lainnya.

Alzea tersenyum." Kamu yang jaga, yang lainnya jangan sampai mengenai, Reno ya."kata Alzea dengan bersemangat.

Semuanya berlarian kesana kemari untuk mengenai seseorang. Ini adalah saat-saat dimana Alzea merasa bahagia. Bahkan rasa sedihnya karena Fandy lenyap begitu saja. Kebahagiaan bisa berada ditengah-tengah anak panti ini.

"Alzea. "Panggil seseorang yang menghampiri Alzea. Pak'de Satrio. Lelaki itu tersenyum kearah Alzea dengan ramah. Sudah sejaak dulu ia mengenal baik Pak'de Satrio.

"Pak'de Satrio, apa kabar? Maaf Alzea baru kesini lagi"katanya dengan sedih. Pasalnya sudah hampir sebulan ia tidak mengunjungi panti ini.

Pak'de Satrio tersenyum. "Tidak apa Alzea. Lagi pula sekarang kan kamu sudah ada disini. Pak'de sangat baik sekali kabarnya. Gimana kuliah kamu? "Tanya Pak'de Satrio kembali.

"Lancar kok, Pak'de ya cuman itu sulit sekali menyamai jadwal dosen jadi terkadang aku suka pusing hehe tapi semuanya berjalan dengan lancar"jelas Alzea dengan ramah.

Tawa anak anak Panti Asuhan ini membuat hati Alzea senang. Berbagai cerita yang ia dengar mengapa mereka bisa ada disini. Ada anak yang dengan sengaja dibuang, ada yang ditinggal pergi orang tuanya ke surga dan ada juga keluarganya yang tidak mampu membiayai anak itu.

Sungguh miris nasib mereka semua. Disaat anak-anak seumuran dengannya berbahagia dengan orang tua kandungnya dan mendapatkan perhatian yang sangat luar biasa, sedangkan mereka hanya anak panti asuhan biasa yang merindukan sosok orang tua kandung mereka.

Tawa dan canda para anak Panti itu membuat suasana menjadi nyaman. Sesekali Alzea berlarian mengejar salahsatu diantara mereka. Mereka semua adalah alasan Alzea untuk tersenyum.

Tidak lama napas Alzea merasakan sesak karena kelelahan. Buru-buru ia mengambil obat itu. Dihirupnya untuk menghilangkan rasa sesaknya. Hingga nafasnya sudah berjalan dengan normal,ia mulai bermain bersama anak-anak Panti itu lagi.

"Kak,Alzea tadi kenapa? Kakak sakit?"tanya Tia, anak Panti yang berumur 3 tahun itu.

Alzea tersenyum."kakak tidak apa, tadi cuman ada masalah kecil aja sayang. Tapi kakak tidak apa kok! "Kata Alzea

Difficult (dalam REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang