Matahari telah terbit tapi Marsel masih enggan untuk membuka matanya. Kedua bola matanya masih setia memejamkan mata. Sudah berkali-kali sang mama mencoba membangunkan, namun tak kunjung bangun. Marsel memang susah bangun. Matanya seperti ada lem yang melekat, sang mama pun membangunkan putra bungsunya karena jam sudah menunjukan pukul 06.15 WIB pagi."Sel, kamu ga pergi sekolah nak?" tanya mama Marsel bernama Sinta.
"Hoamm.. nanti bentar lagi ma, masih ngantuk," jawab Marsel memejamkan mata melanjutkan tidurnya kembali. Sambil menutupi wajahnya dengan selimut.
"Nanti kamu telat nak, cepet mandi mama tunggu di bawah" ucap Ibu Sinta.
"Hmm," balas Marsel.
Marsel mengerjapkan matanya, melirik ke arah jam dinding, "Jam 07.00 WIB" ucap Marsel lalu melesat menuju kamar mandi, dengan melakukan ritual mandi bebeknya. Selesai mandi Marsel berkaca di cermin "Ganteng juga gue," batin Marsel.
Setelah terlihat rapi berpakaian, Marsel meraih tasnya melangakah menuruni anak tangga sambil tersenyum melihat mamanya yang sedang membuatkan sarapan untuknya.
"Marsel berangkat dulu ma," pamit Marsel.
"Kamu gak sarapan dulu sel?" Tanya Ibu Sinta.
"Udah telat ma," jawab Marsel sambil menyalam tangan sang mama, lalu melangkah pergi menuju motornya yang berada di garasi.
Motor Marsel melesat pergi meninggalkan pekarangan rumah menuju sekolah. Ketika Marsel melajukan motornya dengan kecepatan tinggi Marsel hampir tak sengaja menabrak seorang wanita. Marsel langsung turun dari motornya memeriksa wanita tersebut.
"Lu engga apa-apa?" tanya Marsel.
"Engga apa-apa," jawab wanita itu menggangukan kepala.
"Lu mau bareng gak?" ajak Marsel karena Marsel melihat seragam SMA Darma yang di kenakan wanita tersebut sama dengannya. Namun Marsel tidak pernah melihat wanita ini di sekolahnya. Mungkin murid baru yang terlintas saat itu dalam pemikirannya.
"Boleh," ucap wanita tersebut sambil tersipu malu.
"Nama gue Marsel XI-IPS 3," Marsel mengulurkan tangannya.
"Nama gue Tara pindahan dari kota Bandung,"
Tara membalas uluran tangan Marsel. "Ayo naik," ajak Marsel. "Iya," balas Tara.
Tiba di sekolah Marsel memarkirkan motornya di parkiran, lalu membuka helm full facenya. Banyak siswa-siswi yang memperhatikannya dikarenakan membonceng wanita berwajah asing tersebut.
"Makasih kak," ucap Tara lalu melangkah pergi menuju ruang tata usaha sekolah.
Marsel menatap punggung Tara yang sudah menjauh kemudian melangkah pergi menuju kelasnya. Sesampai di kelas, Marsel berjalan menuju kursinya. Lalu duduk di bangkunya, Marsel menoleh mendapati Rizky.
"Bro, tadi gue liat di parkiran cewek yang lu bonceng siapa dah? boleh kali kenalan," kata Rizky lalu terkekeh.
"Anak baru," ucap Marsel datar.
"Kelas berapa?" tanya lagi Rizky. "Gak tau," jawab Marsel.
"Kalu menurut gue si sel kelas 10 ya. Gue mau pedekatean ah sama dia sel... buat gue ya?" goda Rizky lalu terkekeh.
"Ambil aja sono," ucap Marsel tak peduli.
Bel masuk berbunyi. Guru berseragam dinas melangkah memasuki kelas dengan murid yang mengikuti di belakangnya.
"Selamat pagi anak-anak," sapa Ibu Ana. "Pagi bu," serentak seluruh murid. "Pagi ini kita kedatangan teman baru, Tara silahkan masuk" ucap Ibu Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A R S E L COOL BOY [Proses Revisi]
Teen FictionMarsel Vero Wijaya adalah sosok lelaki yang tampan bak seorang pangeran di sekolahnya banyak wanita yang menyukainya, ia sangat dingin kepada orang yang baru tetapi tidak dengan sahabat perempuannya yaitu Vilia. Mereka bersahabat sejak smp, selalu b...