Bab 9❄️

5 1 0
                                    


~Keesokan harinya~
Bel istirahat berbunyi, para siswa-siswi berhamburan keluar dari kelas begitu pun dengan Marsel dan Vilia yang kini tengah duduk di meja pojok kantin menyantap makanan bersama.

"Sel, masa gue cemburu kemarin pas habis tanding basket Fano foto deket banget sama adek kelas," curhat Vilia sambil menggunyah makanannya.

"Biarin," balas Marsel datar.

"Ihh, lu mah bukannya kesel juga," kesal Vilia mendengar respon Marsel.

"Nanti kita les kan?" tanya Marsel mengalihkan pembicaraan karena Marsel muak mendengarkan Vilia membahas Fano.

"Iya, bareng ya," jawab Vilia lalu tersenyum.

"Hmm," ucap Marsel datar.

Bel masuk pelajaran berbunyi, Marsel dan Vilia beranjak dari kantin menuju kelas Vilia. Marsel hanya ingin mengantarkan Vilia ke kelasnya,

Sesampai di depan kelas Vilia.
"Belajar yang bener," ucap Marsel sambil mengacak rambut Vilia.

"Ihh nyebelin!!!" balas Vilia sambil menonjok pelan bahu Marsel.

Marsel hanya tersenyum melangkah pergi menuju kelasnya. Saat berjalan menyusuri koridor kelas Desi menarik pergelangan tangan Marsel lagi dan lagi.

Marsel menghadapkan tubuhnya malas "Ngapain?" tanya Marsel dingin.

"Marsel nanti pulang sekolah temenin aku ya ke Mall, aku mau shopping," Desi memohon sambil memperlihatkan pupy eyesnya.

"Gak bisa! Stop ganggu hidup gue!" bentak Marsel lalu melangkah pergi meninggalkan Desi menuju kelas.

Ih nyebelin! batin Desi dalam hatinya lalu melangkah pergi.

***Di kelas Vilia***

"Eh, hari ini Ibu Fatmah gak masuk, tapi ada tugas" ucap sang ketua kelas.

"Yesss🙆" teriak anak XI IPS 2.

Vilia meraih earphone dari dalam sakunya, kemudian menengelamkan wajahnya di atas meja dengan jaket yang menutupi wjahnya. Sedangkan Tasya membaca novel.

Pukul 03.00 sore bel pulang berbunyi, Marsel sudah menunggu Vilia sedari tadi di depan pintu sammbil menyandarkan tubuhanya di dinding serta memasukan kedua tangannya di dalam saku kantong celana. Setelah selesai membereskan buku Tasya melangkah keluar kelas, melihat Marsel yang kelihatannya sedang menuggu.

"Marsel ngapain?" tanya Tasya.

"Nuggu Vilia," jawab Marsel.

"Vilia ada di dalem. Lagi tidur gue bangunin ga bangun-bangun," ucap Tasya.

"Oh, makasih," balas Marsel lalu melangkah masuk ke kelas Vilia melihat ternyata benar Vilia sedang tidur.

Marsel berjalan menuju meja Vilia lalu duduk di bangku Tasya. Tangan Marsel terulur untuk membuka jaket yang menutupi wajah Vilia. Marsel memajukan wajahnya menatap Vilia yang sedang tertidur.

Marsel tak tegamembangunkannya, dengan lembut Marsel menghusap lembut wajah Vilia sangat tenang saat dilihat jika sedang teridur. Marsel membuka jaket yang ia kenakan untuk menyelimuti tubuh Vilia. Kelas sudah sepi tetapi Vilia belum terbangun, sepertinya ia kelelahan, Marsel ikut meneggelamkan wajahnya di atas meja tak lama pun ia tertidur. Vilia terbangun dari mimpinya. Melihat Marsel yang sedang menatapnya ke arahnya sambil memjamkan mata.

Vilia meraih jaket Marsel yang berada di tubuhnya, "Marsel-Marsel kok lu gak bangunin gue sih huh malah ikutan tidur," kesal Vilia.

Vilia menoel pipi Marsel "Sel, bangun," ucap Vilia.

"Hoam," Marsel terbangun.

"Sel, maaf ya. Gara-gara gue kita jadi gak sempet les" ucap Vilia sendu.

"Ya gapapa vi, santai aja. Jangan sedih gitu dong kayak abis di cium sama Jordan aja," balas Marsel lalu terkekeh.

"Yuk pulang," ajak Vilia menarik pergelangan tangan Marsel.

Marsel dan Vilia melangkah menuju parkiran motor, Marsel memberikan helm pada Vilia. Vilia memakainya, kemudian Vilia naik ke motor Marsel.

"Udah? " tanya Marsel. "Let's go," jawab Vilia yang sudah berada di atas motor.

Marsel menyalakan mesin motornya, melesat pergi menuju ke pantai yang berada di Jakarta yaitu Ancol.

"Sel, kok kita ke arah sini?" tanya Vilia yang merasa bukan ke arah jalan pulang.

"Hmm, udah tenang aja," jawab Marsel di balik kaca helm, Vilia diam sambil menuruti saja.

Setelah menempuh perjalananan motor pun berheneti di pantai "Sel, kok kita ke sini?" tanya Vilia binggung.

"Cari angin," jawab Marsel lalu tersenyum.

Marsel menarik lembut pergelangan tangan Vilia menuju pantai. Mengajaknya untuk duduk di tepi pantai.

Vilia pun terbawa suasana menyandarkan kepalanya di bahu Marsel sambil menatap matahari yang mulai tenggelam (senja).

"Sel, makasih ya selalu ada buat gue di saat gue sedih," ucap Vilia sendu sambil menatap ombak air pantai dan senja.

"Sama-sama," balas Marsel lalu tersenyum.

"Gue gak di kasih kepastian sel sama Fano," curhatnya memajukan bibirnya.

"Mungkin nanti," ucap Marsel.

"Semoga," seru Vilia lalu tersenyum menoleh ke samping menatap wajah Marsel, kini mata Marsel dan Vilia bertemu.

Marsel merasakan jantungnya yang berdegup kencang melihat mata itu, indahnya jatuh cinta!.

Hari sudah gelap pukul 18.00 WIB, Marsel dan Vilia melangkah pergi meninggalkan pantai menuju parkiran motor.

"Vi, mau makan dulu?" tanya Marsel sambil megendarai motor.

"Engga usah sel, langsung balik aja ya.. gue ngantuk," tolak Vilia. "Hmm," sahut Marsel.

Setelah lama menyusuri jalan Ibu Kota yang macet dan padat. Motor tiba di depan rumah Vilia, Vilia melangkah turun melepaskan helm. Kemudian memberikannya kepada Marsel.

"Makasih ya, Sel" ucap Vilia.

"Sama-sama, Vi" kata Marsel.

"Hati-hati," ucap Vilia. "Hmm," balas Marsel. Kemudian melesat pergi menuju rumahnya.
***

M A R S E L COOL BOY [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang