Bab 17❄️

4 2 0
                                    

Kabar Vilia dan Fano jadian sudah meyebar kemana-mana hingga ke kuping Marsel, bahkan seantero sekolah sudah tau namun Vilia sahabatnya sendiri belum cerita padanya. Marsel merasa hatinya hancur mendengar kabar Vilia jadian dengan Fano kesempatan untuk memiliki Vilia sudah hilang.

Saat ini Marsel tengah berada di kantin bersama teman-temannya menyantap makanan.

Matanya melihat ke sudut kantin terdapat Fano dan Vilia yang tengah bersuap-suapan Marsel mengahlikan pandangannya "Cieee cemburu" ledek Rizky melihat ke arah sudut kantin.

"Bacot" balas Marsel kesal,  ia muak dengan semuanya.

"Udah mending sama Tara aja sel" seru Jordan.

Marsel membanting garpu dan sendoknya melangkah pergi menuju rooftop tempat menenangkan dirinya sejenak.

Marsel merebahkan tubuhnya di atas sofa lalu memejamkan matanya angin bertiup kencang membuat Marsel tidur sejenak melupakan kesalnya.

Hari ini Tara sudah sembuh, kembali bersekolah. Tara mencari keberadaan Marsel yang tidak ada di kelas ia rindu dengan wajah tampan dingin milik laki-laki itu meskipun perasaannya masih perih namun rasa cintanya masih ada untuk laki-laki dingin itu.

Tara mencari di kantin namun nihil,  Tara berjalan menuju rooftop tempat di mana biasanya Marsel berada.

Tara menaiki anak tangga rooftop setiba di rooftop Tara melihat Marsel  tidur dengan tenang lantas menghampiri Tara sudah mendengar kabar bahwa Vilia dan Fano jadian Tara tau Marsel seperti ini pasti karena Vilia.

Ingin rasanya Tara menenangkan Marsel, menjadi tempat untuk Marsel bersandar Tara mengerti pasti saat ini hati Marsel hancur namun Tara bisa apa?.

Tara masih menatap wajah Marsel lekat hingga sang empunya  wajah menyadari bahwa ada seseorang dari cahaya matahari yang tertutup oleh tubuh Tara.

Marsel mengerjapkan matanya melihat ke atas terdapat Tara yang sedang berdiri Marsel beranjak duduk "Ngapain?" tanya Marsel dingin.

"Gapapa mau temenin lu aja" jawab Tara sambil duduk.

"Hm" ucap Marsel cuek.

"Sel, temenin gue yuk main time zone" seru Tara semangat.

"Ga males" tolak Marsel tatapanya masih lurus ke depan.

"Pliss sell temenin dongg" rengek Tara memohon.

"Gue bilang ga, ya engga!!!!" bentak Marsel menoleh tajam.

Tara terkejut dengan ucapan Marsel yang membentuknya sontak ia menangis Marsel yang mendengar suara tangisan menoleh ke samping.  Marsel merasa bersalah membuat wanita di sampingnya menangis Marsel membawa Tara ke dalam dekapannya.

Tara sontak terkejut dengan perlakuan Marsel, jatungnya berdetak lebih cepat dari biasanya  siapapun tolung berikan Tara pasokan oksigen Tara ingin pingsan rasanya.

Tara membalas pelukan Marsel, mengeratkan pelukannya hingga Tara bisa mencium aroma parfum laki-laki itu sangat memabukan dan candu.

"Gue temenin ke time zone" bisik Marsel final.

"Yeay, makasih Marsell" pekik Tara kesenengan memeluk Marsel lebih erat.

"Hm" ucap Marsel sambil mengusap kepala Tara.

Seneng bingitss Marsel kayak gini, rasanya gua mau terbang ke planet mars, bundaaa tolong aku!! pekik Tara dalam hatinya.

Marsel pov.

Saat ini gue lagi mencari ketenangan, gue muak lihat Vilia sama Fano tapi di satu sisi gue senang karena sahabat gue bisa bahagia dan tersenyum sama orang yang dia sayang.

M A R S E L COOL BOY [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang