Bab 8❄️

4 1 0
                                    


Mentari pagi terbit, burung-burung berkicauan menyambut hari, Vilia sudah rapi dengan pakaian seragam sekolahnya melangkah turun menuruni anak tangga menuju teras sambil menunggu Fano yang menjemputnya. Karena hari ini orang tuanya sedang dinas di luar kota, hanya ia dengan bibiknya saja.

Tin..tin.. tin suara mobil Fano. Vilia melangkah keluar sambil menutup pintu pagar, lalu berjalan menuju mobil Fano.

"Pagi, Fan," sapa Vilia sambil membuka pintu.

"Pagi, Vi" balas Fano sambil meyetir mobilnya.

"Nanti kamu tanding basket ya, fan?" tanya Vilia menoleh kesamping.

"Iya, nanti kamu nonton ya," jawab Fano.

"Iya, nanti sama Tasya juga ya," balas Vilia lalu tersenyum.

Mobil memasuki pekarangan sekolah menuju parkiran. Kedua sepasang sejoli melangkah bersama menuju kelas. Banyak siswi-siswi yang terus menatap Fano bersama dengan siapa pun, namun Fano mengabaikannya.

Sesampai di kelas, Fano berjalan menuju bangkunya. Lalu duduk sambil mengerjakan tugas sekolah pelajaran Geografi berbarengan dengan mendegarkan lagu.

"Udah tobat lu, bro?" ucap teman sebangku Fano namanya David.

"Yoi, revolusi 3 hari kedepan," balas Fano sambil terkekeh.

"Sama aja itu mah," ucap David menggelengkan kepala.

"Oh iya, nanti jangan lupa tanding basket fan," sambung David mengingatkan.

"Iya bo," sahut Fano karena David rambutnya keribo.

Bel masuk berbunyi, guru berseragam dinas melangkah memasuki kelas. Membawa tumpukan buku-buku.

"Pagi anak-anak, kumpulkan tugas yang Ibu suruh kemarin" perintah Ibu Tika.

"Baik, bu," ucap seluruh murid serempak. Kemudian berhamburan berjalan menuju meja depan untuk menggumpulkan buku. Setelah buku terkumpul semua, Ibu Tika mengecek satu persatu ternyata semua mengerjakan (tumben sekali).

"Fano, ini buku kamu," panggil Ibu Tika.

''Iya, bu," jawab Fano melangkah ke arah meja guru.

"Tumben sekali kamu mengerjakan tugas fan, kesambet apa kamu?" tanya Ibu Tika sambil menyerahkan buku tulis.

"Saya lagi mood aja, bu," jawab Fano datar.

"Terserah kamu saja lah," ucap Ibu Tika tak mau ambil pusing.

Bel pergantian pelajaran pun berdering. Seluruh murid di kelas Vilia berhamburan keluar kelas menuju toilet kelas. Untuk berganti baju, dikarenakan sudah waktunya jam olaraga. Selesai berganti baju Vilia dan Tasya melangkah menuju lapangan, lalu melakukan pemanasan. Kemudian berolaraga dengan tema basket termasuk Vilia mau tidak mau mengikutinya.

"Yang laki-laki dulu ya yang main. Sekarang giliran perempuan nonton terlebih dahulu" ucap Pak Rudi guru dibidang olaraga.

"Oke, pak," seru para siswi-siswi serempak.

Selesai Pak Rudi membagi laki-laki menjadi dua tim. Pertandingan pun dimulai.

Dengan sigap Fano mendrible bola menuju ring lawan lalu melemparkan bola ke dalam ring membuat cetakan skor. Teriakan para fans Fano menggema di lapangan. Saat temannya Fano yaitu David mengoper bola ke arah Fano. Arah bolanya tidak tepat sasaran, sehingga mengenai kepala Vilia dibarisan penonton berada disudut lapangan "dukh!,"

Vilia merasakan ribuan burung yang memenuhi kepalanya, karena hantaman bola yang cukup keras. Vilia pun pingsan, teman-teman satu kelasnya berteriak memanggil pertolongan Pak Rudi.

Pak Rudi menyuruh David yang membuat Vilia pingsan untuk membawanya ke UKS, namun Fano langsung mencegahnya.

"Biar saya aja pak," ucap Fano khawatir.

"Ya sudah sana cepat bawa ke UKS" perintah Pak Rudi.

"Iya, pak," balas Fano lalu menggendong Vilia dengan ala bridial style sambil melangkah menuju UKS.

Sesampai di UKS, Fano membaringkan tubuh Vilia di ranjang UKS kemudian berjalan meraih minyak kayu putih di kotak P3K. Fano mendekatkan minyak kayu putih tersebut di hidung Vilia, agar cepat siuman. Selanjutnya, Vilia tersadar dari tidurnya. Setelah Fano menuggunya selama 10 menit.

"Gue di mana fan?" tanya Vilia sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

"Di UKS, Vi. Tadi gua yang bawa lu ke sini," jawab Fano.

"Makasih ya, Fan," ucap Vilia lalu tersenyum.

Fano menggagukan kepala "Mau pulang?" tanya Fano.

"Engga, gue masih kuat kok fan," jawab Vilia.

"Hmm, yaudah kalau gitu yuk ke kelas," ajak Fano menuntun Vilia kembali ke kelas.

Bel pulang berbunyi, saat yang di nanti-nantikan oleh seluruh murid SMA Darma. Kini Fano dan timnya telah berganti baju dengan seragam group tim basketnya. Sesuai dengan ucapan Vilia di dalam mobil bahwa akan menonton pertandingan basket bersama Tasya. Maka mereka hadir duduk di sudut lapangan menunggu pertandingan di mulai. Bunyi pluitan berbunyi pertandingan di mulai antara SMA Darma dan SMA Nusa. Terlihat, Fano tampak sangat tampan saat mendrible bola basket membuat auranya keluar semua. Yang membuat para perempuan manapun pasti terpanah.

"Tas, ganteng banget ya si Fano. Ototnya itu loh" seru Vilia menatap indahnya ciptaan Tuhan.

"Iya dah, yang bucin," balas Tasya.

Fano mencetak skor di ring lawan. Semua penonton bertepuk tangan begitu juga dengan Vilia bertepuk tangan heboh sambil meneriaki nama Fano. Setelah lama bermain, waktu pertandingan pun habis dan keputusan dimenangkan oleh tuan rumah. Kini Fano sedang melangkah menuju ruang ganti sambil megelap keringetnya menggunakan handuk, tiba-tiba seseorang mencekal pergelangan tangannya.

Fano menghadapkan tubuhnya "Ini ka buat kakak," ucap Dela adik kelasnya sambil meyodorkan minuman mineral.

"Makasih," balas Fano lalu tersenyum.

"Boleh minta foto gak kak?" ucap Dela.

"Boleh," balas Fano tak tega menolaknya karena Dela sudah berbaik hati memberikannya minuman.

Vilia berjalan meghampiri Fano melihat adegan seperti itu, ia langsung membalikan badannya melangkah menuju Tasya.

"Balik, gak mood gue," ucap Vilia.

"Lah ga jadi nyamper Fano?" tanya Tasya.

"Gak, dia lagi sibuk sama fansnya," kesal Vilia sambil menghentakan kakinya.

"Gitu aja cemburu dasar bucin" seru
Tasya menggelengkan kepala.

Mereka melangkah pergi meniggalkan lapangan menuju ke rumah masing-masing.

*****

Tbc

M A R S E L COOL BOY [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang