Pagi ini cuaca mendung, sehingga Marsel memutuskan membawa mobil ke sekolah, mobil Marsel terjebak jalanan yang macet dan padat karena banyak yang bekerja dan sekolah di pagi hari. Marsel melihat ke arah kiri dari dalam mobil melihat wajah Vilia yang bersinar duduk di halte. Marsel menurunkan kaca mobilnya.
"Vi, naik" perintah Marsel.
"Marsel" Vilia terkejut lalu beranjak mengahampiri mobil Marsel kemudian membuka pintu melangkah masuk.
"Tumben bawa mobil?" tanya Vilia.
"Mendung" jawab Marsel melihat awan dari kaca jendela.
"Sampe ga merhatin" Vilia menggelengkan kepalanya.
Marsel hanya terkekeh, tak terasa mobil tiba di sekolah Marsel memarkirkan mobilnya ke parkiran."Makasih ya sel" ucap Vilia.
"Sama-sama" balas Marsel.
Vilia dan Marsel berjalan menuju kelas bersama menyusuri koridor yang ramai akan orang berlalu lalang, mereka berpisah Marsel terlebih dahulu masuk kelasnya. Kelas mereka memang bersebelahan, Marsel memasuki kelasnya kemudian duduk di bangkunya, memainkan ponselnya.
"Sel, nanti jangan lupa ya belajar bareng ya" Ucap Tara yang tiba-tiba duduk di sebelah Marsel.
"Hm"gumam Marsel menatap layar ponsel.
Bel masuk berbunyi Guru berseragam Dinas memasuki kelas. Pelajaran di mulai hingga bel pulang berbunyi.
"Sel, ayuk kita belajar di kantin aja ya" ucap Tara.
"Hm" Marsel mengikuti langkah Tara menuju kantin.
Mereka duduk di meja pojok kantin, Tara memulai untuk mengajarkan Marsel membuka buku lalu menjelaskan materi dengan pelan-pelan, Marsel memperhatikanya.
"Ngerti ga sel?" tanya Tara sehabis mejelaskan materi aritmatika.
"Lumayan" jawab Marsel.
"Yaudah gue kasih soal ya" ucap Tara menyodorkan soal, Marsel menerimanya.
Marsel mengerjakan soalnya dengan teliti itu semua karena dukungan Vilia, kalau bukan karena Vilia Marsel tak akan pernah mau susah payah belajar sampai kepalanya cenat-cenut.
Setelah selesai menjawab soal Marsel memberikan kertas soal pada Tara untuk di periksa. Tara memeriksa jawaban Marsel dan jawabannya benar semua!!! Tara sempat tidak mempercayai jawaban Marsel.
"Bener semua kan?" tanya Marsel.
"Salah semua" jawab Tara menggelengkan kepalanya.
"Masa?" tanya Marsel tak percaya lalu meraih kertas dari tangan Tara namun Tara menyembunyikan kertasnya di belakang pinggulnya, Marsel mencoba mencarinya dan merebutnya namun kaki Marsel tersandung kaki meja kantin. membuat wajahnya hampir megenai wajah Tara hanya berjarak 5 centi untungnya ia berpegangan pada meja kantin.
Kedua bola mata Marsel bertemu dengan Tara. Tara dapat memandang wajah tampan Marsel ingin rasanya Tara membawa pulang Marsel namun itu tidak mungkin terjadi karena Marsel hanyalah wujud dalam imajinasi Tara hanya kongrit dalam ilusi hanya nyata dalam fatamorgana, tidak ada kenyataan.
Banyak sepasang kedua bola mata yang memperhatikan mereka karena kantin sekolah masih ramai akan orang berlalu lalang, kini mereka menjadi pusat perhatian.
🌜🌜🌜🌜
Setelah merapikan buku Vilia melangkah pergi meninggalkan kelas, lalu berjalan ke arah kantin karena ia ingin mengikuti kegiatan extrakulikuler di kelas bahasa yang harus melewati kantin. Saat melangkah memasuki kantin Vilia melihat ke arah pojok menemukan sosok Marsel yang bertatapan dengan Tara yang jaraknya sangatlah dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A R S E L COOL BOY [Proses Revisi]
Teen FictionMarsel Vero Wijaya adalah sosok lelaki yang tampan bak seorang pangeran di sekolahnya banyak wanita yang menyukainya, ia sangat dingin kepada orang yang baru tetapi tidak dengan sahabat perempuannya yaitu Vilia. Mereka bersahabat sejak smp, selalu b...