Hari ini hari senin hari di mana para sisiwa-siswi akan mengikuti kegiatan upacara itu lah yang Vilia kesal. Vilia tidak suka hari senin karena baginya hari senin adalah hari yang melelahkan. "Seluruh murid SMA Darma di harapkan segera baris di lapangan karena upacara segera di mulai" Bunyi suara dari speaker sekolah.
"Vi, ayuk ke lapangan" ajak Tasya.
"Bentar tas kok topi gua ga ada si" ucap Vilia sambil memeriksa tasnya.
"Jangan bilang lu lupa bawa vi, tamat riwayat lu vi sma Ibu Tika" cibir Tasya.
"Pasrah aja gue deh" ucap Vilia datar.
Vilia dan Tasya melangkah keluar kelas menuju lapangan, saat berjalan di koridor menuju lapaangan ada sentuhan tangan di bahu Vilia sontak membuat terkejut.
"Dor" Marsel mengagetkan Vilia.
"Astaga ngagetin gue aja lu sel, kalau gue mati jantungan gara-gara lu gimana! Mana gue belum kawin lagi sama opa-opa korea" omel Vilia berdecak sebal pada Marsel yang sangat meyebualkan menurutnya.
"Alay" sahut Marsel sambil mengacak rambut Vilia lalu tertawa.
"Ish nyebelin ah Marsel" kesal Vilia membenarkan rambutnya yang di berantaki Marsel.
"Topi lu mana vi?" tanya Marsel melihat kepala Vilia yang polus.
"Lupa bawa hehee" jawab Vilia memperlihatkan sederet gigi putihnya.
"Sama" ucap Marsel datar sembil jalan menuju lapangan.
Seluruh murid berbaris di tengah lapangan dengan rapi dan tertib, Marsel,Tasya dan Vilia pun berbaris. Guru hendak maju ke arah tengah lapangan dan memberikan informasi melalui mic. "Bagi yang tidak memakai topi di harapkan maju ke depan, karena kalau ada yang ketahuan berbaris tidak memakai topi ibu akan panggil orang tuanya" Ancam Ibu Tika guru seksi tata tertib.
Mau tidak mau Marsel dan Vilia berjalan maju ke arah depan lapangan dengan muka datar bersama, Mereka ikut melakukan kegiatan upacara hanya saja berdiri di depan tidak di barisan.
Setelah usai upacara, seluruh murid memasuki kelas masing-masing kecuali yang tidak memakai topi, karena hukuman menanti.
"Kalian yang tidak memakai topi berdiri hormat di depan bendera selama satu jam pelajaran" Hukuman dari Ibu Tika.
"Baik bu" ucap mereka serempak yang tidak mengenakan topi ada 5 murid termasuk Marsel dan Vilia pastinya.
Vilia dan Marsel bersebelahan hormat menghadap tiang bendera, siang hari ini cuaca sangat tidak bersahabat, matahari memancarkan sinarnya sangat terik membuat Vilia yang baru saja menjalakankan hukuman 10 menit sudah bercucuran keringat.
"Duh, bisa dehidrasi nih gue sell" rengek Vilia sambil menghusap tenggorokannya.
"Sabar ya vi ini ujian" ucap Marsel dengan muka memerah akibat terik matahari.
"Hm" sahut Vilia datar.
Setelah selama satu jam pelajaran mereka menjalankan hukuman ahkirnya selesai, sungguh Vilia sangat haus sekali jika bukan menjaga imagenya di sekolah, Vilia ingin kabur lalu pingsan saja.
"Yuk kantin vi" ajak Marsel menarik lembut tangan Vilia. "Ayuk" seru Vilia bersemangat.
Sesampainya di kantin mereka berjalan menuju kedai minuman, membelinya kemudian menengaknya sampai habis karena tenggorokan mereka kering sekali.
"Mau makan ga vi" ajak Marsel. "Ga deh sel soalnya abis ini gue jamnya si warti" tolak Vilia.
"Hm, guru kesayangan lu ya vi" ledek Marsel.
"Najis sel" Vilia amit-amit, bagi Vilia bu warrti adalah guru paling menyebalkan bayangkan saja wajahnya tak pernah senyum, selalu tegang kayak tiang listrik dan jika memberikan nilai semua siswa-siswi tak lebih dari 75.
"haha" tawa Marsel.
Mereka melangkah pergi menuju kelas masing-masing. Sesampai di kelas, Marsel berjalan menuju bangkunya lalu duduk kemudian meraih earphone yang berada di kolong mejanya lalu meneggelamkan wajahnya di atas meja lalu tidur karena saat ini guru di jam ini tidak masuk serta Marsel sungguh lelah akibat ulah Ibu Tika.
"Marsel pasti capek banget habis kena hukuman dari Ibu Tika" ucap Tara dalam hati yang sedari tadi memperhatikan Marsel tidur ganteng.
Mel istirahat berbunyi, namun Marsel masih tidur. "Sel, kantin ga?" ajak Rizky."Lu aja" tolak Marsel lalu memejamkan matanya kembali.
Tara mengeluarkan kotak bekal yang ia bawa khusus untuk Marsel, lalu berjalan ke sebelah Marsel.
"Sel, aku bawain kamu bekal, makan ya" ucap Tara meyodorkan kotak bekal ke arah Marsel, Marsel mengerjapkan matanya."Lu aja makan" tolak Marsel datar.
"Aku ada kok sel" seru Tara.
"Hm" Marsel menerima kotak bekal Tara lalu menyantapnya, Marsel tak tega menolaknya.
"Kok ga abis?" tanya Tara cemberut.
"Kenyang" jawab Marsel.
"Mubadzir Marsell aaaa" ucap Tara menyuapkan roti bakar ke arah mulut Marsel.
"Kenyang" Marsel berdecak.
"Haruss habis nanti kamu sakit, tadi habis kena hukuman Ibu Tika pasti leper" ucap Tara khawatir.
"Hm" Marsel membuka mulutnya menerima suapaan Tara.
"Makasih" ucap Marsel.
" Sama- sama sel, eh tunggu kamu makanya belupotan coklatnya sampai kemana-mana" seru Tara menghusap bekas coklat di sudut pipi Marsel.
"Makasih" ucap Marsel lagi.
"Iya sel makasih mulu ah" balas Tara gemas.
Berbeda dengan Vilia yang kini tengah menyantap makanan di kantin bersama Tasya dan Fano dan reyno.
"Vi, nanti pulang gue anter" ucap Fano sambil menyantap makanannya.
"Iyaa" balas Vilia melanjutkan makananya. Bel masuk berbunyi, Vilia, Tasya,reyno dan Fano kembali ke kelas.
****
TBc
KAMU SEDANG MEMBACA
M A R S E L COOL BOY [Proses Revisi]
Teen FictionMarsel Vero Wijaya adalah sosok lelaki yang tampan bak seorang pangeran di sekolahnya banyak wanita yang menyukainya, ia sangat dingin kepada orang yang baru tetapi tidak dengan sahabat perempuannya yaitu Vilia. Mereka bersahabat sejak smp, selalu b...