17. lepas kendali

20.6K 2.2K 189
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Pukul 8 malam rumah yang penuh dengan kesunyian, seorang laki laki terus mondar mandir di ruang tengah, menunggu kedatangan orang yang ia tunggu. Bian dia terus memikirkan Bilqis yang kini tak kunjung pulang.

"Kemana si!" kesal nya dan Ia terus menelpon istrinya itu.

"Jangan jangan lagi sama Haydar," Pikirnya terus mondar mandir tak jelas.

"ARKH anjing!" 

"Lo kemana si!?"

"Angkat!"

Tintin!

Mobil merah berhenti dipekarangan rumah Bian. Seorang gadis yang ia tunggu keluar dari pintu belakangan penumpang.

Bian melihat dari ambang pintu rumahnya,terus memperhatikan gerak gerik gadis yang baru saja keluar itu. "Mobil siapa itu? " Tanya Bian dalam hati.

Kaca mobil bagian pengemudi terbuka menampilkan sosok laki laki tampan menggunakan peci putih, Haydar.

Bian mengeram marah. "Sialan! Jadi dia beneran suka sama Cowok itu?!"

"Terimakasih ustadz," Bilqis menangkup kedua tangannya dari luar mobil merah Haydar.

"Terimakasih mbak," Ucapnya lagi pada wanita bercadar di samping haydar.

Bilqis berjalan masuk kerumah nya, ia melihat suaminya yang sudah berdiri menatapnya tajam dan penuh amarah, seakan ia mangsa nya saat itu juga.

"Dari mana?" tanya Bian dingin.

"Dari rumah Leta kak," jawab Bilqis jujur.

Mata Bian menatap mobil yang masih terparkir di depan pagar rumah nya. "Tadi si haydar? " Bilqis mengangguk.

PLAK!

Kedua kalinya, manusia yang tersurut emosi menampar istri kecilnya.

"Lo beneran selingkuh dari gue?!" bentak nya seraya menunjuk Bilqis tepat di wajah nya.

Tes!

Air mata itu langsung turun deras.
"Hiks, Engga... " Bilqis menggeleng pelan.

Abian laki laki tak tahu diri itu mencengkram pundak seorang gadis yang jelas jelas itu istrinya. "KENAPA LO PULANG  BARENG DIA HAH!? SATU MOBIL!DIMANA HARGA DIRI LO!?"

"LO TAU! GUE GAK SELINGKUH SAMA NINDY SEPERTI YANG LO PIKIRIN, GUE NGOMONG KAYAK KEMARIN KARENA GUE CEMBURU LIAT LO SAMA HAYDAR WAKTU ITU!"

"YANG LO LIAT DI RESTORAN JUGA, GUE GAK SENGAJA KETEMU DIA, ADA ARAF AZEL TAPI MEREKA LAGI MESEN  MAKANAN, GUE JUGA GAK NGUBRIS DIA SAMA SEKALI. GUE MASIH INGET LO DIRUMAH," teriak Bian di hadapan Bilqis.

Bilqis hanya menunduk takut, sangat. Ingin marah saat itu juga, tapi Ia tak mau durhaka pada suami nya, Bisqis belum menjelaskan apapun dan laki laki di depan nya ini seenak jidat membentak nya, sungguh hati wanita tercipta lemah lembut.

"Sakit, kak..." lirih nya, Ia memegangi pipi kanan nya.

Bian langsung memeluk istrinya itu, merasa bersalah karena lagi lagi ia hilang kendali , tangan nya sangat reflek menampar pipi mulus Bilqis.

"Maaf... " Bilqis mendorong tubuh Bian menjauh dan berlari ke kamarnya mengunci pintu rapat rapat .

"Umi,Abi jemput Bilqis!" teriak nya dari dalam kamar.

Bian mengusap wajah nya kasar dan berjalan menuju ruang televisi, mata nya melihat undangan berwarna crem itu di atas meja samping tv.

Haydar&Hanin

Tak berselang lama, ada yang mengetok etok pintu rumah nya.

"Assalamu'alaikum,"

Bian berjalan dan membukakan pintu untuk orang yang baru saja mengucap salam, undangan itu masih berada di tangan nya.

"Waalaikumsalam, "  jawab Bian.

"Maaf, ini handphone Bilqis tertinggal di mobil kami," Ucap wanita bercadar  yang menyodorkan handphone kepada Bian, dan di samping nya ada Haydar.

Bian tertengun "kalian?"

"Iya, dia istri saya. hanin," Haydar kini angkat bicara.

"Ini? " Tanya Bian butuh penjelasan dan memperlihatkan undangan yang dipegang nya.

"Waktu itu saya bertemu Bilqis hanya untuk memberi undangan ini, tak ada hal lain. Karena amarah mu terlanjur menguasai untuk menjelaskan saja kamu tak akan percaya,"  jelas Haydar.

"Bilqis kemana ya? " Tanya Hanin.

Deg

Bian menatap telapak tangannya yang baru beberapa menit lalu di gunakan untuk menyakiti istrinya.

Haydar menepuk bahu Bian "minta maaf lah, dan perbaiki semua. Dia anak baik baik dan tak mungkin berselingkuh dengan saya yang terlihat seperti om om ini," Seperti mengetahui isi pikiran Bian selama ini, Haydar menasehati nya.

"Kami pamit assalamu'alaikum," Haydar membawa Hanin pergi dari sana.

Tak menjawab, Bian masih pokus pada tangan nya ini.

Ia segera berlari menuju kamar istrinya, "Bilqis?"

Di dalam sana hanya ada suara isak tangis sang istri yang terdengar pilu di telinga Bian, Tuhan apa Bilqis akan memaafkan nya? Ia sungguh merasa keterlaluan.

Tok tok

Bian mengetok pintu kabar Bilqis "Bilqis, Buka ya?"

"Kakak mau apa! Mau nampar aku lagi!? Aku gak mau buka!" terdengar teriakan yang begitu pilu dari dalam sana.

"Buka dulu, Maaf Qis. Maaf ...."

"Gak mau hiks,"

"Jangan nangis hei, buka ya?" pinta Bian.

"Gak! Kakak pergi aja!" tolak Bilqis.

"Maaf Qis, Kita selesain bareng bareng ya?" lirih Bian sangat kecil, entah Bilqis bisa mendengar atau tidak.

Hanya terdengar isak tangis saja yang terdengar dari dalam sana, suara itu suara yang menyayat hati Bian. Apa Bilqis akan meninggalkan nya?

Hingga 15 menit sudah Bian berdiri di depan pintu itu dan tak ada suara Bilqis lagi.

Ia memutuskan untuk tidur, sepertinya istri nya sudah tidur. "Maaf, " Hanya itu yang ia ucapkan sebelum pergi ke kamarnya.

Bersambung..

Next?
Tidak? Ya sudah

BABAY👋

A B I A N : Insaf Boy  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang