Seorang gadis tengah bertempur dengan peralatan dapur, ia memasak pagi pagi sekali, agar suaminya tak melihat nya. Namun takdir tak berpihak padanya, laki laki dengan boxer dan kaos hitam polos turun dari arah tangga.
"Bilqis? " panggil nya memastikan.
Bilqis tak menjawab, ia masih sibuk dengan Dapurnya. Bian berjalan menghampiri istri nya itu dan memeluknya dari belakang.
"Maaf," Hanya itu yang laki laki itu katakan.
Bilqis benar benar tak menjawab, melirik saja ia engan
"Kok aku gak dimarahin si? Ini aku lagi gangguin kamu masak loh," Bian menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Bilqis yang terhalang hijab.
Ia sedikit kesal melihat Bilqis tak bereaksi apa apa.
Bian menghela napas pasrah. " Masih marah ya? Maaf, " Ia mengelus pipi mulus yang kemarin ia tampar.
Karena merasa di kacangi jadi Bian duduk di depan televisi. Tak lama Bian melihat Bilqis yang telah selesai menyiapkan makananya, ia menghampiri sang istri.
Ia berdiri dan menghampiri Bilqis yang sedang menata makanan di meja makan. "Udah jadi ya, yang? Yuk makan," ia duduk di kursi meja makan.
"Kakak duluan aja, aku mau mandi dulu," ucapnya tanpa melihat Bian dan pergi begitu saja dari hadapan suami nya itu.
"Masih marah ya ternyata"
..
Pukul 7 pagi Bian sudah rapi dan menunggu seseorang di depan pintu.
Ketika orang yang ia tunggu datang ia buru buru menggandeng tanganya."Ayok, aku anterin," ujar nya dengan senyuman manis.
Bilqis langsung menghempas tangan Bian kasar "aku bisa sendiri,"
Ia berjalan cepat, namun Bian menahannya lagi. " Masih marah ya? maaf Qis,maaf. Itu yang terakhir buat kamu, Tolong beri kesempatan lagi," Pinta nya dengan wajah yang berharap lebih.
"S-sakit kak!" elak nya dengan Bilqis membuang muka ke arah lain.
"Maaf ya, Aku udah tau semuanya, maaf sekali lagi Qis ...." Bian membawa tubuh Bilqis ke dalam pelukan hangat nya.
"Sabar ya nunggu aku berubah, maaf buat perlakuan kasar aku ke kamu selama ini, " ia menggusap punggung Bilqis yang bergetar hebat.
Bilqis tak kuasa menahan isak tangis nya " Nanti kakak ulangi lagi kak! Percuma! "
"Gak, kemarin yang terakhir aku nyakitin kamu, "
🍄🍄
Kini Bilqis sudah berada di dalam kelas, belum begitu ramai padahal jam masuk sebentar lagi. Tadi Bilqis di antar oleh Bian, sejujurnya hati nya masih sakit tapi apa boleh buat jika Bian memaksa, di antar sampai depan pintu kelas pula.
Leta yang baru saja datang langsung duduk di samping Bilqis. "Gimana qis, suami laknat lo? "
Bilqis menatap Leta sedih."tadi pagi dia minta maaf, Aku gak tau harus maafin atau gak Let,"
"Lo nya masih cinta gak? " Bilqis mengangguk.
"Saran gue si coba kasih sekali lagi, tapi kalo nyakitin lagi yaudah lo minta cere aja," Ucap Leta enteng karena memang Leta sudah muak dengan sikap laki laki laknat itu.
"Udah yuk ah ke kantin," Leta menarik Bilqis yang masih berada di dalam pikirannya.
"Nanti lo di jemput sulak gak?" Tanya Leta tiba tiba.
"Sulak siapa? " Bilqis menyeritkan dahi nya binggung.
"Suami laknat lo lah," jawab Leta.
"Gak, tadi dia bilang ada tugas kelompok jadi pulangnya sore,"
"Yaudah lo bareng gue aja ya?" Bilqis pun mengangguk.
..
Siang pukul 1 Bilqis ingin membuat Bian kue coklat lumer kesukaannya.
Sekalian pertanda bahwa mereka sudah baikan. Ia membuka kulkas dan ternyata terigu sudah habis. Jadi ia berjalan sedikit ke minimarket dengan keadaan matahari membakar kulit nya."capek ternyata jalan segitu doang, " beo nya pada diri sendiri, Ia mengambil minuman segar di kulkas minimarket.
"Totalnya 43.000 kak" ucap mbak kasir yang sedang memasukan barang barang ke dalam kantong plastik.
Bilqis meraba kantong gamisnya dan ternyata ia tak membawa dompet. "Astaghfirullah aku lupa," Ia menepuk jidat nya sendiri.
"Mbak maaf, bisa ini di taro sini dulu gak ya? saya mau ambil dompet yang tertinggal di rumah, "
Kasir tersebut mengangguk ramah. "Baik mbak silakan,"
Ia pulang dan mengambil dompet nya yang tertinggal, lalu balik lagi ke minimarket itu. Lumayan jauh dari rumahnya tapi demi membuatkan kue kesukaan suaminya itu ia tak mempermasalahkan lelah nya.
Setelah sampai rumah dengan membawa terigu dan minuman segarnya ia beristirahat terlebih dahulu di ruang tengah.
Keringat bercucuran di dahinya, siang ini matahari benar benar panas. 15 menit istirahat akhirnya ia membuat kue untuk Bian.
Teng!
Bunyi oven menandakan bahwa kue nya telah jadi. Dan bolu coklat lumer telah siap dimakan, ia sisihkan untuk di bawa ke kampus suaminya nanti, segera ia bersih bersih dan mandi, bersiap untuk menengok suaminya.
Ia pergi ke kampus Bian menggunakan ojek online. Karena kalau jalan kaki semua orang juga gak ada yang mampu!
Ia berjalan mencari keberadaan suaminya di seluruh kampus itu, dengan paperbag bergelantungan di jari jemari nya.
"Neng Bilqis! " Teriak seorang dari arah belakang Bilqis.
"Kak Araf, " Bilqis tersenyum hangat menyambut Araf
"Tumben kesini? Mau ketemu Bian ya? " Bilqis mengangguk.
"Mau ngasih bolu kesukaan kak Bian," jawab Bilqis dengan antusias.
"Ayok, Bian lagi di kantin sama Azel,"
Hingga mereka sampai tak jauh dari tempat duduk Bian.
DEG!
Mata nya melihat suaminya yang tengah bercumbu dengan perempuan lain, yang tak lain ialah Nindy.
Lemas sudah sekujur tubuh Bilqis, hingga paperbag yang ia bawa jatuh ke lantai. Bolu yang ia buat dengan sedikit perjuangan berserakan di bawah sana.
"Kak B-bian ... " Air matanya langsung jatuh saat itu juga. Hati nya sakit! Sangat sakit di banding Bian menampar. Bahkan ia tak pernah mencium benda merah muda milik suaminya itu.
"Kemarin terakhir aku nyakitin kamu"
Perkataan Bian tadi pagi seakan hanya omong kosong saja. Bukti sudah di depan mata, mata seorang yang telah menjadi istri SAH nya.Bilqis langsung berlari pergi dari sana, dengan bahu yang bergetar hebat. Hancur sudah semuanya.
"ABIAN! " teriak Araf tak menyangka.
Bersambung...
Yuhuuuuuu
Next???Komen sm vote dulus law
Udeh deh
BABAY👋
KAMU SEDANG MEMBACA
A B I A N : Insaf Boy [END]
AksiSequel "AZZAM" .. Abian Alghifari, seorang laki-laki yang hidup nya tak peduli sekitar, apalagi yang nama nya perempuan. Mengingat bagaimana mamah nya menyakiti papah dulu membuat Abian muak akan perempuan. Abian dijodohkan dengan Bilqis Latifah...