21

3.2K 140 0
                                    

Suara denyutan dari mesin di sampingku kini terdengar sangat jelas. Aku membuka mataku perlahan.

"Aku di mana?" suaraku terdengar begitu lemah.

"Tenanglah Anna, kamu akan segera membaik." ujar seseorang di sampingku.

Pandanganku mulai fokus dan kini aku melihat jelas wajah Rafa. Seketika ingatanku kembali kepada kejadian di kampus tadi. Di mana Rafa berkata kami akan bertunangan.

Dan seketika itu juga, semua ingatanku kembali. Mama. Papa. Rafa. Teman-teman. Hubunganku dengan Rafa dan sampai rencana pertunangan kita.

"Akh!" keluh ku sembari memegang kepala.

"Anna! Kamu tidak apa-apa?" tanya Rafa dengan panik.

"Aku tidak... Rafa! Aku ingat semuanya!" seruku.

Rafa memasang wajah bingung. "Kamu ingat apa?"

"Semuanya. Semua tentang kita. Hubungan kita. Mama dan Papa. Pertunangan kita juga!"

"Benarkah? Syukurlah!" tutur Rafa sembari memelukku erat.

Kemudian Rafa meneriaki dokter dan suster. Lantas mereka datang dan segera memeriksaku.

"Syukurlah. Nyonya Annabel telah sembuh. Berdasarkan data yang kami terima setelah pengecekan, ingatan Annabel telah kembali." ujar sang dokter.

Mama dan Papa yang ternyata berada di sisi lain tempat tidurku menghela nafas lega dan senang. Mereka berpelukan dan aku menatap haru keduanya.

"Kamu sudah boleh pulang saat sakit di kepalamu sudah membaik." kata dokter.

"Terima kasih dokter." kataku.

Setelah dokter pergi, Mama dan Papa memelukku bahagia. "Akhirnya kamu sembuh sayang." kata Mama.

"Semua karena doa Mama dan Papa." jawabku membalas pelukan mereka.

Lalu Mama dan Papa keluar, memberikan waktu kepada aku dan Rafa untuk berdua.

"Akhirnya kamu sembuh." ujar Rafa dengan senyumannya yang menawan.

"Akhirnya aku ingat semuanya." tambahku dengan senyuman yang sama.

"Maka, aku tidak perlu merahasiakan pertunangan kita."

"Jangan pernah merahasiakan hal itu padaku. Karena jika itubadalah sebuah rahasia, maka sama saja kamu membatalkan pertunangan kita."

"Aku tidak mungkin membatalkannya sayang," Rafa mendekatiku lalu memelukku erat. "Aku mencintaimu." bisiknya.

"Aku juga mencintaimu." balasku.

***

Satu chapter selanjutnya epilog. Jadi, sampai di sini ceritanya.

Sampai jumpa kapan-kapan!

Who am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang