5

4.5K 212 0
                                    

Annabel.

Namaku bagus juga. Tapi, memangnya aku Annabel?

Kenapa aku tidak bisa mengingat namaku sendiri?

Aku ini kenapa?

"Kamu kecelakaan, Anna," ucap Rafa yang berhasil membuatku terkejut.

"Kecelakaan?"

"Iya. Maafkan aku. Karena kecelakaan itu, kamu harus menderita seperti ini," raut muka Rafa berubah sedih.

Rafa meminggirkan mobilnya dan berhenti di depan sebuah toko.

Aku melihat Rafa menundukkan kepalanya. Terdengar isakan tangis darinya, membuatku merasa bersalah karena sudah bertanya seperti tadi.

Mungkin dia sedih mengingat kejadian kecelakaan itu. Walaupun aku masih belum tau kecelakaan apa. Tapi ini cukup membuatku merasa bersalah.

"Maafkan aku, membuat Rafa menangis," ucapku menyesal.

"Kamu gak perlu minta maaf. Seharusnya aku yang minta maaf. Aku janji, aku bakalan mulihin ingatan kamu," ucap Rafa lalu menggenggam kedua tanganku dengan erat.

"Memang, ingatanku? Aku amnesia?"

"Maafkan aku, hal ini harus terjadi padamu. Kata dokter, hampir tujuh puluh persen ingatan mu hilang. Aku menyesal, Anna. Maafkan aku,"

"Tidak apa. Yang penting, aku sudah kenal kamu adalah Rafa. Kekasihku," ucapku menangkannya. Jika ia terus menangis, aku semakin merasa bersalah.

"Aku sayang kamu, Annabel." ucap Rafa sambil memelukku.

Tubuhku menegang seketika, namun aku membalas pelukan Rafa. Entah mengapa, aku merasa ini sudah terbiasa.

"Aku juga sayang kamu," perkataan itu begitu saja keluar dari mulutku. Layaknya kata-kata itu sudah terlalu sering ku ucapkan.

Rafa berhenti menangis dan memelukku. Lalu ia tersenyum ke arahku.

"Kita pulang ya. Mama kamu pasti khawatir sekali pada mu." ucapnya yang ku balas dengan anggukan.

Lalu dia mulai menyetir kembali. Suasana berubah hening sampai mobil Rafa berhenti di depan sebuah rumah besar.

==========

a/n

Hola!

Pendek-pendek ya? Nanti juga ada yang panjangan. Maaf kalo masih gaje, masih aneh.

Maklumin aja, ini short story pertama gue.

Who am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang