19

3.1K 142 2
                                    

Di keadaan canggung ini, aku masih penasaran. Siapa yang akan bertunangan?

"Bang?" panggilku begitu saja ke Vio.

"Eh, gue udah dipanggil abang lagi. Kenapa sister?" ujar Vio dan duduk mendekat kepadaku.

"Tia sama Samuel mau tunangan ya?" entah kenapa pertanyaan itu spontan saja keluar dari mulutku. Tapi memang aku berpikir demikian sih.

Reaksi Vio malah menahan tawanya yang sebisa mungkin tidak lepas. "Tia sama Samuel? Lo belum inget ya?" ujarnya begitu tawanya lepas.

Aku hanya menggeleng dengan tampang bingung.

"Jadi, sebenernya, Tia sama Samuel itu kakak beradik," jelas Vio yang kusambut dengan muka cengo.

Agak kaget juga sih, soalnya mereka aku lihat seperti sepasang kekasih yang sangat mesra. Tapi ternyata mereka kakak adik, jadi agak kaget dengernya.

"Emang kenapa?" tanya Vio yang mebuat lamunanku hilang.

"Aku penasaran aja siapa yang mau tunangan,"

"Oh, yang mau tunangan itu ya--" perkataan Vio terhenti begitu Rafa datang dan menepuk pundak Vio.

Entah apa yang dipikirkan Rafa dan aku tidak mengerti maksudnya ketika ia mengedipkan mata berkali-kali kepada Vio.

"Kamu udah selesai Raf?" tanyaku yang membuat Rafa langsung beralih kepadaku.

Rafa tersenyum, senyumannya yang selalu membuatku merasa tenang dan nyaman. "Udah. Kamu mau pulang sekarang?" tanya Rafa.

"Entar ajalah, aku masih mau diluar sini," ujarku yang dibalas dengan anggukan Rafa.

"Tia sama Samuel mana?" tanya Rafa begitu menyadari ketidak adaan Tia dan Samuel.

"Tadi mereka pergi entah kemana. Mungkin urusan keluarga," jawab Vio sambil membuka makanan ringannya.

Rafa hanya bergumam sambil menganggukkan kepalanya.

Who am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang