Chapter 29!

2 1 0
                                    

"Lo yang salah Len! Lo masih belum bisa mengartikan perasaan lo sendiri"

Lean terdiam seribu bahasa bahkan ia tak merasakan sakit apapun saat luka nya di sentuh dan di beri obat tetes, tak jarang pula Michel menekan luka lelaki itu karena merasa kesal dengan teman masa kecil nya.

Selama ini yang kalian tahu Michel dan Lean tak saling kenal bukan? Pada kenyataan nya mereka berdua adalah teman semasa kecil yang pernah terlihat sangat dekat sebelum Lean menjauhkan diri nya dengan Michel karena terlalu malas berinteraksi dengan gadis.

Lean hanya tak mau berakhir menyukai sahabat nya sendiri.

"Lo bentak Jenna dan bilang kaya gitu sama dia, udah cukup ngelukain perasaan dia Len"

Lean menaikkan tatapan nya menatap gadis itu"Gue tau"

Michel berdecih tak habis fikir ia dengan laki laki di depan nya ini.

"Len, astaghfiullah nyakitin perempuan itu ga baik sama aja lo nyakitin nyokap lo sendiri"

Mendengar itu Lean menyeringai"Kalo gue bisa nyakitin nyokap gue secara langsung, kenapa harus lewat cewek lain?"

"Len! Kali ini lo harus serius"ujar Michel"Kenapa lo harus selalu nolak perasaan lo untuk jatuh cinta sama seseorang? Ini yang kedua kali nya yang kali ini lebih parah sih menurut gue"

"Dan kenapa lo selalu maksa gue untuk goyah dari pendirian gue?"tanya Lean cepat dengan nada dingin yang langsung membuat Michel bungkam.

"Gue tau gue salah, maaf untuk ini"

Lean tak lagi menjawab hanya menatap tangan nya yang sudah di lilit kain perban oleh Michel.

"Gue harap cepat atau lambat lo bisa kasih keputusan Len, gue denger kemarin lo terlihat luluh sama dia"

"Kapan?"Lean mengernyit bingung.

"Lo sakit waktu itu, dan Jenna yang ngurusin lo apa lo ga inget perbuatan apa yang udah lo lakuin?"tanya Michel menatap mata itu"Lo sentuh Jenna, lo usap dia yang bikin dia ngerasa lo luluh Len!"

Detik itu Lean tersadar ia mengerjabkan mata nya dan mengingat ulang kejadian saat itu, benar ia melakukan nya dan itu tanpa sadar. Mungkin?.

"Apa maksud lo atas tindakan lo itu?"tanya Michel lagi"Apa lo ga mikir? Dengan lo lakuin hal itu tanpa sadar bahkan tanpa kemauan lo justru lo membangkitkan harapan dia yang semakin besar ke lo Len"

"Semua ini ada nya di lo, karena lo yang salah Len, lo yang berhasil buat dia jatuh cinta tapi lo ga bisa tanggung jawab atas semuanya"

"ARRGHH DIEM ANJING! GUE GA SALAH GUE GA PERLU TANGGUNG JAWAB APAPUN ATAS PERASAAN DIA KE GUE!"Lean berdiri dan menatap Michel yang masih terduduk"Sekali lagi gue bilang, berhenti maksa gue untuk mengartikan perasaan gue El! Gue terlalu bodoh dan benci untuk masalah perasaan, kalo tega dan semena mena aja lebih menyenangkan kenapa harus menggunakan perasaan?"

Plak!

"Jangan jadi bajingan, Len. Lo brengsek"ujar Michel setelah menampar Lean cukup keras"Lo ga bisa semena mena sama orang yang jelas jelas tulus mencintai lo! Apa lo tau luka apa ajaa yang udah di tanggung? Lo sama tega nya kaya orang tua dia"

Lean terdiam merasakan tamparan di wajahnya, bukan terasa sakit melain kan menyadarkan Lean dari ucapan nya.

"Lo di didik jadi laki laki sejati sama om Gama, tapi lo gagal mempertahankan ajaran bokap lo"ujar Michel lagi menunjuk bidang Lean"Sekali lagi yang gue mau, lo harus bisa mengartikan perasaan lo cepat atau lambat jangan buat Jenna merasa di gantung Len. Lo bakal lebih jahat dari seorang pembunuh"

PASSIO'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang