"Lean!"
Cowok yang sedang berjalan tenang di lorong sekolah yang mulai sepi menoleh kebelakang ia sendiri terkejut mengapa di sekolah yang sudah sepi masih ada seseorang yang memanggilnya.
Lean mengernyit mendapati gadis yang samar samar tak ia kenali namun seperti pernah melihat nya.
Jenna berdiri tepat dihadapan Lean dengan wajah antusias nya.
"Siapa?"tanya Lean.
"Ah gue lupa"Jenna menyodorkan tangan nya"Gue Jenna anak baru di sekolah ini cuma udah 4 minggu sih, gue dari kelas IPS-1"
Lean menatap tangan putih gadis itu tanpa mau menjabatnya. Karena gemas Jenna pun meraih tangan Lean yang tersimpan di saku celana nya dan menyatukan nya dengan tangan miliknya.
"Susah banget sih tinggal gini aja?"tanya Jenna. Lean menarik tangan nya dan kembali memasukkan ke dalam saku.
"Mau apa?"
Jenna menggeleng sambil mengetuk dagu nya.
"Gada sih cuma tadi nungguin lo aja, gue mau kenalan"cengirnya"Lo Lean dari kelas IPA-2 kelas unggul yang isi nya cogan semua tapi lo yang paling ganteng dimata gue!"
Agresif. Satu kata yang Lean ucapkan di dalam hati nya sambil menatap datar cewek dihadapan nya.
"Oya lo mau balik kan? Gue juga. Lo mau bareng gue?"
Siapapun jika bisa menyadarkan Jenna tolong pukul sebentar kepala gadis itu. Bukankah seharusnya Lean yang menawarkan? Mengapa Jenna.
"Gue bawa motor"jawab lelaki itu"Duluan"
"Eh tunggu dulu!"Jenna menarik lengan Lean untuk kembali menghadapnya"Lo ga mau nganterin gue pulang?"
"Lo di jemput kan? Ngapain gue anterin lo"
"Eh tunggu dong, kata siapa gue di jemput?"tanya Jenna pura pura.
Lean menghela nafas dan menoleh kesamping menunjuk dengan dagu nya mobil pribadi yang biasa menjemput Jenna. Gadis itu pun mengikuti arah pandang Lean dan mendapati sang sopir yang sudah menunggu di dekat mobil sambil mencoba menghubungi nya.
"I-itu-"belum selesai Jenna berujar. Lean langsung pergi meninggalkan gadis itu dengan kemaluan nya.
Ugh! Jenna memejamkan mata sambil menjambbak wajah nya sendiri mengapa ia seperti mempermalukan diri nya sendiri sih?.
Singkat cerita Jenna kembali kerumah nya dan suasana hati nya mendadak rusak begitu memasuki rumah nya. Ia harus melihat kedua adik nya yang bermain kejar kejaran di dalam rumah dan memberantaki semua barang barang.
Mulai dari ruang tamu dan ruang keluarga belum lagi bantal sofa yang tergeletak di depan pintu utama. Sungguh ingin rasa nya Jenna mengarungi kedua anak kembar itu dan membuang nya kelautan supaya di telan hidup hidup oleh megaladon.
Bugh!
"HAHAH-hh, kak Jenna"cicit seorang gadis berusia 10 tahun.
"Mampus, salah lo"
"Kok aku sih?"
Sementara itu Jenna menggeram dalam hati dan menatap kedua adik kembar nya yang tak seidentik. Mereka memang kembar namun perbedaan nya adalah yang satu laki laki dan satu nya perempuan.
"Kalian ga tidur siang?"tanya Jenna mencoba sabar dengan kedua adiknya yang teramat nakal.
"Kan kakak bisa liat sendiri gua sama Bella lagi main"sahut si anak laki laki bernama Billi.
Jenna kembali memejamkan matanya"Bella"
"Iyah kak?"
"Kenapa ga tidur siang?"
Bella menunduk"Billi yang ajak Bella main makan nya Bella ga tidur siang"
"Dih kok gue? Kan lo yang mau"
"Kan kamu yang ngajakin"
"Udah diem!"keduanya tersentak"Sekarang beresin semuanya sebelum-"
"Kenapa teriak teriak sih berisik banget nih rumah"
Ketiga anak itu menoleh pada tangga yang menampilkan seorang wanita dengan daster bermotif merak dan rambut yang sedang si roll serta masker di wajah nya.
"Jenna, udah pulang kenapa langsung marah marah?"tanya wanita itu sinis"Udah ngerasa paling tua?"
"Mi, aku cuma bilangin sama mereka buat ga ribut dan beresin rumah yang berantakan karena ulahnya"
"Kan kamu yang paling tua di rumah ini, kenapa ga kamu yang lakuin?"
"Tau, nyuruh nyuruh aja kerjaan nya"sahut Billi ikut menghakimi kakaknya"Beresin tuh, gua mau tidur"Billi pergi begitu saja tanpa mengajak Bella adik kembarannya.
"Ngapain masih diem, Jenna? Ayok beresin sekalian kamu bersih bersih dulu"setelah mengatakan itu wanita bernama Rossa menggandeng anak bungsu nya dan pergi.
Jenna menghela nafas nya kasar sedikit sakit hati dengan perlakuan adik nya dan sang ibu. Namun tanpa berlama lama dan sambil mengingat seorang Lean. Jenna menbersihkan rumah itu tanpa melepas seragam sekolah nya terlebih dahulu.
Setelah hampir dua jam setengah ia membersihkan pekerjaan rumahnya baru lah ia memasuki kamar nya dengan menenteng tas dan wajah kusut yang mulai kantuk. Jenna merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan mata terpejam.
"Capek"ucapnya lirih lalu membiarkan diri nya tertidur dengan waktu yang cukup lama.
***
Gadis yang turun dari mobil sambil menenteng tas ransel nya di tangan terus tersenyum ramah pada teman teman sekolah nya yang menyapa. Ah rasa nya wajah nya itu keram karena terus tersenyum sejak ia turun dari mobilnya.
Baru saja hendak memasuki koridor sekolah nya kedua mata cantik itu menangkap sosok Lean yang berjalan di area lapangan indoor sendirian, entah ia akan pergi kemana namun yang terpenting sekarang Jenna harus menghampirinya.
Tanpa menunda nunda waktu lagii akhirnya Jenna berlari mengejar lelaki itu dan memanggilnya. Tapi yang Jenna kesal dari lelaki itu saat di panggil ia hanya melirik kebelakang tanpa menghentikan langkah nya dan justru mempercepat jalan nya.
"Ish! Leaan tunggu!"
Tepat di depan kelas musik Jenna berhenti beberapa langkah di belakang Lean yang sedang di hadang seorang gadis. Entah siapa itu Jenna tak mengenalnya.
Gadis itu memeluk lengan Lean dengan genit sambil mendusel duselkan kepala nya pada lengan berotot Lean.
"Siapa sih tuh cewek? Centil banget"gumam Jenna kesal.
Semakin lama semakin di perhatikan semakin membuat Jenna muak ia langsung menghampiri kedua nya dengan gemas dan menarik pundak gadis itu.
"Ihh apaansi lo? Narik narik gue!"
Jenna menatap Lean yang menatapnya dingin"Apa?! Harusnya gue yang tanya ngapain lo gelondotin Lean?"
"Loh? Masalahnya apa? Orang Lean aja ga masalah kok"ujar gadis itu
"Ga masalah lo bilang? Tuh liat muka Lean udah kaya orang nahan berak tau ga! Lo nya aja ga sadar dan memilih ga tau diri"
Jenna lantas menatap nametag gadis itu dan membaca nama yang tertera.
"Trea Veronica"gumam Jenna"Nama lo Trea? Aneh banget anjir"
"Maksud lo apaa? Ngaca muka lo ga sebanding cantik dari gue!"
Jenna berdecih"Kalo gue ga cantik gue ga jadi model kali"ujarnya pelan dengan tatapan melengos jauh"Udah deh gini, jauh jauh dari Lean karena dia cowok gue"
Yash, Lean milik Jenna sejak gadis itu berujar.
_Passio!_
Note:
See u next time, good bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
PASSIO'
Teen Fiction"Seseorang yang menjelma menjadi cahaya yang sulit tertampik dan sukar tergapai" "Aku nyata, kamu pun nyata. Yang tak nyata hanyalah fikiranku yang mengharapkan untuk memilikimu" 'Bukan tentang persamaan tapi hanya sebuah kebetulan' **** ⚠️WARNING...