Chapter 4!

2 2 0
                                    

Jenna menatap Trea jengah karena gadis itu terus tertawa setelah mendengar Jenna mengucapkan bahwa Lean adalah miliknya.

"Lo yakin Lean punya lo? Kaya nya kata kata lo yang bilang 'Ga sadar diri dan lebih memilih ga tau diri' itu lebih cocok buat lo deh?"Trea kembali tertawa.

"Nih emang dari awal gue liat punggung lo aja gue udah ga demen banget"Jenna menarik Trea jauh dari Lean yang sejak tadi hanya diam saja. Tergantikan dengan Jenna yang menggenggam jari jemari Lean.

"Dih! Lo apa apaansi ga berhak lo suruh gue jauhin Lean!"

Jenna menggeleng"Bodoamat dan ga perduli, pergi lo jauh jauh sana! Lean punya gue wleek!"

"Tap—"ucapan Trea terpotong karena Jenna memelototi nya dengan wajah garang"Ish! Nyebelin lo liat aja nanti"

"Gamau! Gamau liat lo ga sudi cih"triak Jenna pada Trea yang berlalu pergi"Dari tadi kek untung aja ga gue jambak tuh rambut"

"Udah?"

Jenna mendongak"Hm? Udah apaan?"

Lelaki itu melepaskan genggaman Jenna pada jari jemari nya dan membuat jarak di antara mereka. Lean menatap Jenna dalam diam.

"Kok di lepas?"tanya Jenna polos. Padahal ia sudah sangat nyaman dengan posisi mereka.

"Di sekolah, jangan sampe lo buat rumor yang bikin hidup gue ga tenang"

"Rumor?"beo Jenna"Maksudnya rumor apaan? Kan cuma pegangan tangan"

Menghela nafas lalu membuangnya dengan kasar. Lean menatap gadis yang entah polos atau bodoh ini.

"Lo model"tunjuk Lean pada Jenna"Lo cukup terkenal di kalangan majalah remaja, kalo sampe fans fans lo itu nemuin lo sama gue kaya tadi. Gue ga jamin hidup gue bakal setenang dulu"

Jenna mencerna ucapan Lean yang sedikit macet di otaknya. Maklum rata rata cewek cantik itu otaknya justru yang paling lemot.

"Tapi kan pihak sekolah udah larang mereka untuk ganggu kehidupan gue selama di sekolah"ucap Jenna sesuai fakta lalu mengembangkan senyum antusias dan memeluk Lean"Jadi gapapa"

Lean kembali mendengus"Lo kenapa sih? Mau banget nempel nempel sama gue?"

"Karena gue suka lo, gue rasa"

Lean menunduk untuk melihat wajah Jenna yang terlalu ceria dan antusias. Alisnya terangkat sedikit untuk tanda tanya.

"Suka? Gue?"Jenna mengangguk namun membuat Lean tertawa sinis"Gila"

"Enggak kok, gue suka sama lo dalam keadaan waras"

"Iyah perasaan lo waras, lo nya yang gila"

Jenna melepaskan pelukan itu dengan kasar dan menatap Lean kesal.

"Gue ga gila lo yang gila, gue yang gila!"Lean menatap Jenna dengan aneh. Ini sebenarnya yang ada di hadapan nya seorang gadis cantik yang selalu tampil professional di majalah bukan sih?.

"Len, gue tuh ga pernah ya sesuka ini sama orang sampe gue kejar kejar"

Oh siapapun tolong berikan rekaman hidup Jenna selama ini, bagaimana sikap gadis itu jika sudah menyukai seorang pria. Tapi lihat wajah Jenna terlihat ragu dengan ucapan nya sendiri.

"Masa?"tanya Lean.

Jenna mengangguk keras"Iyah! Gue tuh selalu nya di kejar kejar tapi kali ini gue ngejar ngejar lo dan cuma lo"

"Oya?"

"Mau bukti?"

"Apa?"

Jenna mengembangkan senyum jahil dan mendekatkan dirinya dengan Lean, sangat dekat membuat Lean memundurkan dirinya. Jenna berjinjit untuk menyamakan tinggi Lean kemudian ia menggapai pipi Lean dengan bibir ranumnya.

Membulatkan mata. Lean mematung tapi tidak dengan Jenna yang justru puas dengan kerja kerasnya.

Hmm, kerja keras!

"Oke bye! Gue harus ke kelas. Semangat mas crush belajarnya"

Jenna melambaikan tangan kemudian berbalik badan berlari menuju kelasnya. Antara senang dan deg deg kan Jenna cekikikkan selama perjalanan menuju kelas nya.

Itu terlalu agresif bukan? Tapi Jenna menyukainya tapi oh! Sungguh hati nya juga sudah jatuh ke perut ditambah jantung nya yang tak bisa tenang. Jenna memegangi bibirnya sendiri setelah berada di tempat duduknya.

"Marah ga ya dia? Ntar gue di kira cewek murahan ga ya?"tanyanya pada diri sendiri"Bodoamat deh, toh gue seneng aaakhh!!"

"Heh! Gila lo?"

Jenna menoleh kesamping pada kedua teman nya yang entah sejak kapan berada di sebelahnya.

Jenna menggeleng"Belum kok, paling nanti"

"Dih? Berobat"ujar Mellin"Oya tadi lo kemana? Gue liat lo mau ke koridor tapi di tungguin lama banget"

"Oh lo nungguin gue?"Mellin mengangguk"Tadi gue ada pekerjaan berat, jadi gue tunda dulu deh"

Yash, pekerjaan berat yang sangat mengorbankan harga diri. Jenna tersenyum geli dengan diri nya sendiri ia benar benar gila untuk hal pertama yang ia lakukan pada orang yang baru ia kenal beberapa minggu lalu.

Masa bodo soal Lean yang marah pada nya atau menganggap diri nya itu murahan. Nyatanya Jenna lebih mahal dari selembar uang ratusan.

"Tadi gue ga sengaja denger, kak Trea ngomongin lo sama temen temen circle nya"ucap Michel"Lo ada urusan sama dia weh?"

"Oya? Trea itu ngomongin gue?"

Mellin mendelik dan langsung membekap mulut teman nya itu.

"Jangan kenceng kenceng anjir, kak Trea itu kakak kelas kita. Dia ketua bullying di sekolah ini"

Tangan Jenna berusaha melepaskan tangan Mellin darinya.

"Tangan lo bau anjir ewh!"

"Heheh sorry dong"

"Ketua bullying? Di sekolah ini ga ada langgaran bullying?"

Michel menggeleng"Kak Trea bersih banget kalo abis ngebully orang tuh. Sampe sampe pihak guru gada yang tau"

"Dan gada yang berani aduin dia juga soalnya bakal di buat gila karena kak Trea bakal rusak mental kita"lanjut Mellin"Makannya lo jangan berurusan apapun sama dia"

"Dih? Cewek lembek kaya dia seriusan ketua bullying?"

Mellin mau pun Michel memejamkan matanya dengan gemas karena ucapan Jenna yang hampir terdengar satu kelas.

"Jen, gue tau lidah ga bertulang. Tapi seenggaknya lo bisa jaga oktaf suara lo deh"bisik Mellin.

"Kalo sampe kita di bully kak Trea, ini salah lo sih"ucap Michel berbisik juga.

"Abis ini kalo mental gue ancur, gue bunuh diri trus gue gentayangin lo Jen"

Jenna bergidik ngeri dengan ancaman teman teman nya itu. Tapi ia tidak menganggapnya serius toh mereka hanya lah manusia biasa yang sama sama makan nasi kan.

_Passio!_

Note:

Seru kan? Vote dulu yuk selanjutnya kita masuk chapter baru!

Oya kolam komentarnya di isi juga yaa biar rame dan makin seru ceritanya.

Masih di tunggu nih kira kira Rival ini mau di kasih cast atau imajinasi kalian sendiri. Hmm.

Oke see u next time, good bye!

PASSIO'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang