Seminggu berjalan.
Gosip panas berhasil diredam usai pengacara pribadi Maharaja membungkam mulut para penyebar fakta rahasia.
Papa Miko dan Mama Hayati sebenarnya telah mengendus ada yang tidak beres dalam kisah percintaan anak sulungnya kali ini. Hanya saja, mereka diam. Cantika akan lebih terluka jika didesak terus-menerus. Mereka percaya pada kedewasaan Cantika mengambil sikap. Setiap keputusan selalu diikuti akibat. Dan itu telah mendarah daging di kepala keturunan Sudjatmiko.
Pujaan hati tetap terjaga dalam perlindungan dan pengawasan Maharaja Rais melalui orang suruhan. Mau tidak mau Cantika harus menerima. Ia memilih bertahan dari keempat pilihan yang ada. Tak ingin menyakiti orang-orang yang sayang padanya. Tetap tersenyum meski bimbang membanjiri telaga kepastian dalam kalbu.
Sebagai budak pengepul warta, pun ia tidak mendapat jatah libur. Justru Ilyasa Dahlan menggebu ingin mengeksploitasi sejarah percintaan keturunan satu-satunya Maharaja Rais melalui Cantika, jika rasanya jurnalis kawakan itu tak punya iba. Sebagai ganti, headline tentang perebutan kekuasaan dan investigasi kematian Satya Maharaja naik di puncak pencarian kabar.
Atas izin Rais. Atas kemauan Rais. Wawancara eksklusif penerima warisan senilai 150,95 triliun di acara Selamat Pagi Dunia itu menanjak curam di tangga trending topic Indonesia. Menenggelamkan kisah apa yang memang ingin mereka tutup rapat-rapat. Maha daya pengalih isu.
🌸🌸🌸🌸
"Apa sih makna hidup ini?"
"Kita lahir, balita, sekolah sampai lulus, bekerja, menikah, punya anak, membesarkan mereka, lama-lama kita tua. Nggak berasa udah duduk di kursi roda belakang rumah hanya untuk menikmati sisa-sisa akhir nikmat dunia."
"Jadi apa maknanya menurut Bapak?"
"Tidak perlu bersedih. Tidak perlu berlari. Tidak perlu berlomba. Semua punya rutenya sendiri. Semua sama-sama akan sampai garis finish. Nikmatilah bagaimana proses itu berjalan."
"Banyak nih orang bilang. Ya, enak ngomong seperti itu karena Bapak sudah mandiri finansial. Kalau kata orang, nggak perlu lagi mikirin besok mau makan apa. Bagaimana tanggapan Bapak?"
"Saya kalau mau dituruti, sudah ekspansi ke komoditi ekspor, Neng. Banyak penawaran sebenarnya. Tapi untuk apa sih? Saya sudah merasa cukup dan kalau dipaksakan tenaga saya yang nggak kuat. Biarlah anak-anak saya yang masih muda belajar mengembangkan bisnis. Ya untuk menaikkan derajat hidup dia sekeluarga dan karyawan. Pesan saya satu. Jangan bekerja untuk dunia. Nggak akan ada habisnya. Tiba-tiba aja udah tua dan menyesal nggak sempat menikmati perjalanan hidupnya. Kenapa? Karena dia bekerja untuk dunia."
"Jadi, kesimpulannya, mau tua, muda, kaya, miskin, apapun yang sedang kita lakukan dan terjadi pada hidup kita, nikmati ya, Pak?"
"Ya. Benar."
"Terimakasih Pak Ode inspirasi bisnisnya hari ini. Saya dapet banyak banget loh. Semoga generasi muda tetap bisa menghasilkan inovasi seperti Bapak tapi tetap tidak kehilangan momen spesial di setiap fase kehidupan."
🌸🌸🌸
---------------
"Kita ke alun-alun kota ya abis ini? Ada Bujangga manggung," pinta Jessi langsung pada sopir agar ke lokasi selanjutnya.
"Ngapain? Ini tahun baru. Macet. Nggak seharusnya kita balik malem-malem," elak Cantika yang telah duduk manis di bangku belakang mobil.
Kegiatannya berkunjung ke rumah produsen guci keramik di Bandung adalah penutup perburuan materi berita di penghujung tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Senyummu Tampak Tak Baik-Baik Saja
RomanceApakah kesempurnaan selalu jadi tolak ukur kesuksesan manusia? Tidak bagi Cantika. Seorang mantan finalis ratu sejagad, yang kesulitan menemukan pendamping di usia kelewat kepala empat. Petualangan cinta sebelumnya, tak bisa dijadikan acuan seseora...