4. Apa Kabar?

6.9K 1.2K 82
                                    

"Hai kamu, ya, kamu! Apakabar hatimu hari ini?"

----------

🌺🌺🌺

"Wow!! Kalau ditanya bagaimana kabar saya hari ini, jelaslah bahagia sekali karena sekarang, saya ditemani seorang adik, walaupun tidak satu fakultas, tapi sama-sama dari UNI ya? Seorang dokter forensik yang belakangan ramai diperbincangkan karena kepiawaiannya nih, Adya, dalam kasus pembunuhan berantai 5 korban beberapa bulan lalu."

Lokasi syuting Selamat Pagi Dunia hari ini berpindah ke lobi ATV, terasa segar dengan latar lalu-lalang karyawan di belakang.

Hari Senin, hari orang beranjak dari kemalasan dan kembali menyibukkan diri mengisi keseharian di dunia.

Cantika tampak anggun memakai wardrobe dari Nadia Wirasti dan Adya kian tampan oleh setelan jas dari Reynaldi Chang. Satu yang berbeda. Narasumber bebal yang tak mau diatur oleh tim wardrobe. Sok oke mengenakan kaos putih polos tertutup jas Ermenegildo Zegna asal-asalan. Mahal boleh saja, tapi jika tak rapi, price takkan bisa menunjukkan prestige-nya. Beruntung, sandal jepit yang menjadi kesehariannya di kamar mayat berubah menjadi sneakers kuning ngejreng mentereng. Rambut gondrong Athar diikat longgar di belakang kepala. Helai anak rambut yang lepas, mencuat kemana-mana, benar-benar mengusik sifat obsesif Cantika pada kerapian dan kebersihan diri. Wangi anyir berubah aroma parfum woody floral musk hingga Cantika tak perlu menutup hidungnya kali ini. Itu saja segelintir kebaikan dari nyentriknya gaya dokter para mayat ini.

"Ya, dan asal pemirsa tahu, dokter kita ini ternyata trendy sekali. Dengar-dengar anak motor nih, benar ya Dok?" canda Adya, penyiar usia 30 tahun yang baru saja menikah bulan lalu, dan hanya ditanggapi cengiran tipis oleh Athar. "Selamat pagi, Dokter Muhammad Athar Pahlevi Spesialis Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Bagaimana, Dok, kabar hati dokter hari ini? Sesuai tema kita pagi ini."

"Panggil saya, Pahlevi. Pahlevi saja. Hati saya sedang nggak baik-baik saja."

Adya menanggapi kalimat yang Athar Pahlevi lontarkan sebagai candaan semata. Tak ada satu sosok pun yang tahu, jika hati pria ini benar sedang tercabik. Kecuali diri sendiri, Tuhan dan seseorang yang telah membantingnya hingga berkeping bagian.

"Wow!!! Baru kali ini saya mendapat bintang tamu sejujur Dokter." Adya menambahkan empatinya dengan menepuk lengan Pahlevi. Pahlevi tersenyum masam. "Saya doakan Dokter segera mendapatkan penyembuh untuk hati Dokter."

-------------

"Sudah saya jawab berulang kali, kan? Ini bukan tempat dan momen yang tepat bagi saya membicarakan kasus ini di depan media."

'Lalu untuk apa kami mengundang Anda, wahai Tamu Terhormat?'

Cantika menampilkan senyum jumawa meski gumpalan kesal dari dalam ingin meledak keluar. Sudah 45 menit berjalan-diselingi segmen rangkuman berita-berita hangat dunia selama 24 jam kemarin yang bisa ia manfaatkan waktunya mengatur Pahlevi menjawab pertanyaan di script-namun tak kunjung berbuah hasil.

"Baik, Dok. Segmen terakhir nih. Bagaimana pesan-pesan dokter untuk pemirsa di luar sana agar kejadian seperti ini tak terulang lagi."

"Pesan saya. Nggak usah pacaran! Toh pacaran bertahun-tahun, nggak akan bikin kamu mengenal siapa dia. Ya kan? Banyak kasus, istri terkaget-kaget dengan sifat baru suaminya. Selama pacaran, ya semua isinya hanya tipu-tipu, menampilkan yang baik saja!"

(END) Senyummu Tampak Tak Baik-Baik SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang