Prolog

858 61 3
                                    

Kuda yang berpacu kencang semakin jauh kemudian luput dari pandangan, demikian semakin Ayunda merasakan sesuatu yang hilang. Kepergian lelaki yang telah singgah di hatinya itu pergi menuju medan perang, haruskah diri ini menanti tambatan hati tanpa perlu kembali ke dunianya tempat Ia berasal?

Penyerangan terjadi tanpa persiapan, Kerajaan Waha berlokasi di ujung Barat tetap menegakkan kepala. Menjaga harga diri dari persoalan penyatuan wilayah, untuk menyatu di bawah panji-panji kerajaan pusat. Dengan kehadirannya di sini, menambah keadaan kian runyam. Entah bagaimana Ia disebut sebagai rakyat Waha yang ditangkap oleh salah seorang perwira Kerajaan Gantra dan menjadi salah satu tawanan.

Semua terasa sulit untuk dinalar, namun perlahan Ayunda sendiri bisa memahami akan peliknya situasi. Dari sanalah terdapat keinginan, meski tak yakin bisa terwujud Ia akan terus berusaha menggapai akhir yang indah. Mencoba untuk meniadakan perang, yang tentu berdampak buruk terhadap rakyat. Diselingi tekad kuat, Ia yakin bisa melalui ini semua.

~•••~

Dilarang kopas, cerita ini asli berdasarkan imajinasi tanpa terinspirasi dari cerita lain. Sekian, terima kasih!

Untuk readers, terima kasih banyak-banyak mau baca cerita baru dariku. Apalagi mantan readers Cinta Bertakhta, meski dicampakkan oleh sad ending—masih tabah hati membaca lain cerita yang ku buat. Untuk kalian semua, sehat selalu. Semoga hal baik selalu didekatkan dan dijauhkan dari segala mara bahaya.

Lingkaran TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang