Kenapa Arlan bisa memahami siapa Adel sementara Adel hanya mengetahui nama panjang Arlan. Gadis itu merasa aneh seolah ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan didalam perutnya. Dipahami sampai seperti itu membuat Adel tersanjung.
"Gue ngerasa jadi pacar paling goblok, Sis." Revin berbisik lirih pada Adel saat mereka sedang berkumpul dengan karyawan lain.
"Lo sih! Harusnya lo ngarang apa kek." jawab Adel tak kalah lirih.
Revin mendengus kesal. "Makanya jangan ngapelin Pak Bos terus."
Adel terdiam. Benar juga. Adel mengabdikan waktunya lebih banyak di ruangan Arlan dari pada bersama dengan Revin. Beruntung sekali cowok itu masih mau menganggap dia sebagai sahabat.
"Banyak yang gosipin lo pacaran sama Pak Bos asal lo tau." ujar Revin.
Gadis itu mengerutkan kening. "Pada sok tau banget."
Namun setelah itu seorang senior perusahaan datang dan ikut bergabung dimeja mereka. Senior yang terkenal cantik itu menatap Adel dengan senyuman penuh arti.
"Kamu ada sesuatu sama Pak Arlan, ya?" tanyanya.
Adel langsung melirik Revin yang seolah berkata 'ya kan!' melalui tatapan matanya. Mungkin Adel kurang mencermati sekitar sehingga dia tidak sadar menjadi bahan gosip satu kantor.
"Enggak kok, Mbak." balas Adel tak enak.
Siapa yang tidak tau kalau seniornya ini menyukai Arlan sejak lama. Namun tidak berani dekat-dekat lagi karena katanya sudah pernah ditolak mentah-mentah. Adel tau itu dari gosip yang dibeberkan Revin dulu.
"Nggak usah sungkan sama saya, udah lama saya move on dari Arlan. Dan sebentar lagi saya nikah." papar perempuan itu.
Adel meringis. "Emang beneran nggak ada apa-apa kok, Mbak."
"Arlan itu nggak pernah bersikap lembut sama cewek manapun. Jadi kamu termasuk perempuan yang beruntung, Del."
Revin tersenyum. Kemudian menganggukkan kepalanya. "Lo cocok banget pacaran sama Pak Arlan."
Ucapan cowok itu membuat atensi semua orang yang ada di meja langsung teralih padanya. Mereka menatap cowok itu bingung. Bukannya Alvin adalah pacar Adel? Kenapa malah mendukung Adel bersama dengan Arlan?
"Bukannya kamu pacarnya Adel?" pertanyaan senior itu mewakili rasa penasaran semua orang.
Revin mendadak kikuk. "Saya mendukung apapun yang terbaik untuk Adel."
Mereka langsung mantap Revin takjub. Seolah Revin adalah cowok paling langka yang ada didunia. Sementara itu Adel membekap mulut menahan tawa melihat Revin tersiksa. Sebenarnya dia kasihan, tapi biar Revin sadar dan berusaha merubah sikap layaknya Alvin yang ditatap teman-temannya saat ini.
•••
"Adel! Ikut saya ke gudang untuk mengambil persediaan minuman anggur."
Adel yang mulanya sedang mengobrol dengan teman-temannya langsung menoleh kaget. Dia tidak bisa menolak karena tau itu adalah perintah bukannya penawaran. Dan juga nada bicara Arlan yang tidak seramah biasanya, cowok itu lebih ketus.
"Kok Bapak yang ngambil sendiri?" tanya Adel.
Seharusnya bos seperti Arlan tidak turun tangan sampai belusukan kedalam gudang ditengah pesta.
"Karena saya ingin." balas Arlan tanpa nada.
Adel memilih bungkam dan tidak banyak bertanya karena sepertinya mood cowok itu tidak dalam kondisi baik. Adel berusaha memaklumi. Arlan itu humoris, namun dia sangat tertutup dalam urusan pribadi, Adel takut jika dia salah berucap akan menyinggung Arlan.
"Kamu tau Taj Mahal, Del?" tanya Arlan saat mereka sudah sampai digudang.
Gadis itu mengangguk pelan. "Tau, Pak."
"Kamu tau latar belakang didirikan Taj Mahal?" Arlan kembali bertanya.
Kali ini Adel menggeleng. "Tidak, Pak."
"Taj Mahal didedikasikan Shah Jahan untuk istrinya, Mumtaz Mahal. Putri cantik Persia yang namanya memiliki arti ‘permata istana’. Mumtaz Mahal selalu mendampingi Shah Jahan kemanapun dia pergi. Mereka adalah pasangan paling romantis pada masanya"
Adel diam menyimak dengan mata mengerjap lugu, sementara Arlan berujar sambil mengambil dus yang berisikan minuman anggur. Tangan cowok itu bisa dengan mudah memindah dus yang isinya tidak sedikit.
"Namun setelah 19 tahun menikah, Mumtaz Mahal akhirnya meninggal dunia. Sebelum kematian istrinya, Shah Jahan pernah mengikrarkan janji untuk membangun makam terbesar di dunia yang pernah ada untuk Mumtaz Mahal sebagai bukti cintanya, lalu dibangunlah Taj Mahal."
Arlan menoleh, menatap Adel yang termenung memandangnya. Cowok itu tersenyum melihat kerutan bingung dikening Adel. Tentu saja Adel bingung karena dia tiba-tiba membicarakan sejarah Taj Mahal.
"Jadi kenapa, Pak?" tanya gadis itu ragu.
Arlan menatap gadis itu serius. "Saya akan memberikan kamu lebih dari Taj Mahal kalau kamu mau menjadi pendamping hidup saya."
To be continued…
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Fate | Takdir Cinta| Lengkap✔
Humor"Kok nama kontak saya ada setannya, Del?" Arlan menambahkan saat tidak sengaja melirik layar ponsel Adel. Gadis itu langsung melempar senyum. "Iya, karena bapak itu sikapnya haluuuss banget. Setan kan makhluk halus..." "JADI BAPAK ITU MASUK KATEGORI...