SCARLET ✔️

chapter 1

Happy Reading~! 🌹

'Tik tik tik'

Bunyi rintik hujan yang membasahi bumi. Tak henti-hentinya aku menghela napas, lelah memikirkn kapan bus ini akan berhenti dan kapan kami akan sampai ditempat perkemahan. Di tengah-tengah puluhan manusia ini, hanya aku seorang yang menyendiri dipojok kursi bus.

Semua orang tersenyum dan tertawa bahagia sembari menyanyikan lagu-lagu yang tak ku ketahui apa judulnya. Ah..lebih tepatnya bukan tak tahu, tapi memang aku yang tak ingin tahu. ini memuakkan, aku benci acara yang diadakan oleh sekolah seperti ini, terlebih ini adalah acara perkemahan di atas bukit yang berada di desa yang indah. Jangan tanya apa nama hutan dan desanya, karena aku tak tahu.

Ah ya, aku sampai lupa memperkenalkan diri, namaku Scarlet Caroline. Seorang siswi sma angkatan akhir. aku anak tunggal dari sebuah keluarga yang dapat dikatakan berkecukupan. Orang-orang bilang aku sangat cantik dengan tubuh bak model professional, kulit putih, mata sipit dan hidung yang mancung. Ya, aku memiliki darah campuran antara Indonesia dan korea.

Aku? Anak tunggal dan tak punya teman. bukanya orang-orang yang tak ingin berteman denganku, tetapi aku yang memang berinisiatif untuk menjauh karena tak ingin terlibat dengan mereka yang menurutku merepotkan. Aku yang sehari-harinya selalu memasang ekspresi jutek, ketus dan tak bersahabat membuat siapa saja yang berusaha mendekati secara perlahan akan mundur dengan sendirinya. Ha...untuk apa juga aku menjelaskan panjang lebar? Memangnya siapa yang akan perduli?

Cittt!!

Bunyi decitan ban bus ini membuat telinga ku sakit. Apa paman sopir itu tak bisa mengerem dengan perlahan?! Ah, sudahlah lupakan saja yang penting kami bisa sampai ditempat tujuan dengan selamat sentosa.

Sungguh, ini sangat melelahkan...bayangkan saja, kami memulai perjalanan dari jam tiga pagi dan tiba di desa ini pukul lima sore. Dengan perlahan ku turunkan koper yang berisi pakaian dan segala macam keperluanku yang akan ku butuhkan selama kemping di hutan yang berada di atas desa yang menurutku terlihat cukup asri.

Langit yang sebelumnya berwarna hitam pekat dengan rintikkan hujan yang lara kini tergantikan dengan sinar matahari berwarna orange yang pekat. Seakan tak pernah terjadi hujan sebelumnya. Guru pembimbing memastikan semua murid telah turun dari bus, kemudian mengintruksikan kami untuk menyapa kepala desa dan warga sebelum pergi menuju hutan yang akan menjadi tempat kami berkemah. Aku hanya mengikuti langkah mereka dengan malas, tas dan koper yang berat tentu saja membuatku cukup merasa lelah.

"selamat datang di desa kami..." seorang pria paruh baya dengan beberapa orang di belakangnya datang menyambut kedatangan kami. Dari pakaian nya saja aku dapat menebak bahwa beliau adalah kepala desa ini, sementara orang-orang yang ada di belakangnya mungkin adalah pengurus-pengurus penting di desa.

"oh tentu saja pak, terimakasih atas sambutan hangatnya" ucap guru pembimbing sekolahku sembari berjabat tangan dengan sang kepala desa dan orang-orang yang ada di belakangnya, kemudian setelah selesai dengan acara penyambutan itu kami segera memutuskan untuk menuju hutan yang memang menjadi tempat tujuan kami sejak awal.

Aku tak tahu ini hanya perasaan ku saja atau tidak...awalnya desa ini terlihat normal-normal saja seperti desa kebanyakan. Tetapi, setelah ku lihat lebih teliti ternyata desa ini sedikit mencurigakan. ku lihat rumah para penduduk di desa ini cukup banyak, tetapi tak ada satupun terlihat seorang anak kecil yang keluar bermain di halaman rumah padahal di waktu-waktu seperti ini biasanya anak-anak kecil sangat suka bermain.

Bukan hanya anak kecil, ibu rumah tangga bahkan remaja baik itu laki-laki maupun perempuan sama sekali tak terlihat. Pintu rumah mereka tertutup rapat, hanya ada kepala desa dan beberapa pengikutnya yang berada di luar rumah.