Happy Reading~!🌹
"Sialan kau!!" Teriak Damient marah, sedangkan Esme semakin menggebu-gebu menyerang musuh di hadapannya tanpa kata.
Reviano terlihat amat senang karena berhasil memancing emosi kedua iblis yang tengah menyerang nya tanpa ampun. Namun, kekuatan pria itu sangat besar hingga ia Sama sekali tak kesulitan menghadapi keduanya.
Sedetik kemudian, senyum bahagia milik pria itu hilang. Tergantikan dengan ekspresi datar yang tampak bosan. Dalam satu serangan, ia berhasil membuat dua iblis di hadapannya terjatuh.
"Uhuk-uhuk!" Damient terbatuk darah, akibat menerima serangan yang di layangkan Reviano. Pria itu melindungi Esme dalam dekapannya. Melihat itu, Esme yang berada dalam dekapannya semakin marah.
"bajingan kau Oliver! Ha...tentu saja, kau melakukan ini karena tak bisa menerima kenyataan bahwa kau hanya lah anak seorang selir murahan bukan?? Hahahahha menyedihkan. Aku bahkan masih mengingat jelas bagaimana kau berakhir di usir oleh ratu Alice. Ck ck ck"
Entah apa yang terjadi, tiba-tiba Esme membahas masa lalu yang sama sekali tak ku ketahui. Eh---?! Tunggu!! Sepertinya aku pernah mendengar cerita seperti ini!
A---apa benar itu adalah cerita yang sama? Cerita yang ku dengar dari mulut Reviano langsung dulu di hamparan rumput itu?! Astaga!!!....aku sangat terkejut ketika menyadarinya. Ternyata...ter--ternyata anak malang yang di ceritakan pria itu adalah dirinya sendiri?!
Jadi, anak berinisial 'C' yang ia maksud waktu itu adalah Charles?! Wah...pantas saja ia tampak begitu benci pada pria itu Dan berusaha mengambil segala sesuatu yang di miliki Charles, termasuk diriku.
Dulu, ketika mendengar cerita itu aku merasa simpati kepada anak malang tersebut, tetapi entah mengapa sekarang aku merasa dendam anak itu tak berdasar. Mengapa ia harus merasa benci pada Charles? Padahal pria itu sama sekali tak mengusik hidupnya.
Perlakuan orang-orang yang berbeda tentu saja karena kasta mereka. Charles adalah anak kandung Raja dan Ratu istana ini, sementara ia memang hanyalah anak seorang selir yang bahkan berbeda ras dengan mereka. Tentu saja, itu tak mengherankan mengapa ia mendapat perlakuan seperti itu.
Seharusnya ia sadar bahwa sifat asli iblis memang demikian adanya. Tetapi ia malah menaruh dendam berlebih kepada Charles. Aneh!... Seharusnya ia membenci Raja, ratu dan iblis lainya yang telah membuatnya sakit hati, Bukan malah menargetkan Charles yang tak bersalah.
"Tampaknya kau sudah tak sabar bertemu kakak tersayang mu itu" ucap Reviano sembari mengeluarkan sebuah bola sihir berwarna merah pekat.
Bola sihir dengan ukuran kepala bayi itu tanpa permisi meleset cepat menuju Esme yang tampak tak dapat mengelak. Gadis itu memejamkan matanya, terlihat pasrah jika bola sihir mematikan itu mengenainya.
Damient terlihat ingin menolong gadis itu, tetapi ia tak lagi sanggup walau hanya sekedar berdiri. Rupanya, serangan yang ia dapatkan dari Reviano sebelumnya mampu membuatnya tak lagi berdaya.
Aku gugup, melihat situasi di depan sana. Mata ku bergerak lincah, berusaha mencari keberadaan Charles yang entah berada di mana. Teriakan histeris Amber di sebelah ku semakin membuat jantung ku berdebar kencang.
Aku bingung harus berbuat apa, aku tak yakin dapat mengalahkan pria yang kini tampak murka. Tetapi tak ada lagi pilihan, karena hanya aku yang kini dapat Diandalkan. Tak mungkin aku memerintahkan Amber maju, sementara kekuatan gadis itu masih berada di bawahku. Belum lagi, kakinya belum benar-benar pulih.
Dengan tergesa aku berdiri, berencana menghentikan Reviano yang telah bersiap menghabisi Esme dan Damient yang tak dapat lagi membalas serangan.
"Jangan! Itu berbahaya!" Teriak Amber sembari mencekal pergelangan tanganku.
Aku menatap gadis itu tajam. Walau maksud gadis itu baik, tetapi menurut ku ia tak seharusnya seperti itu. Terlihat jelas keadaan dua iblis di ujung sana yang akan segera meregang nyawa dan berubah menjadi abu jika aku tak turut membantu.
Dengan cepat aku melepaskan cekalannya kemudian berkata,,,
"Aku harus menolong mereka. Tugas mu saat ini, cari keberadaan Charles dan katakan bahwa aku tengah menahan Reviano. Cepat!!" Teriakku sembari meleset cepat menuju Reviano yang telah melepaskan bola sihirnya yang kedua.
Aku tak lagi memiliki waktu untuk sekedar melihat Amber yang ku tinggal di belakang. Ku harap gadis itu mengerti dan segera meminta pertolongan raja iblis itu.
Bummm!!!
Benturan dua kekuatan sihir itu mampu membuat telingaku berdenyut sakit. Untungnya aku masih sempat menahan serangan Reviano yang di layangkan menuju Esme. Serangan pertama yang tadi mengenai gadis itu mampu membuat Esme tergeletak tak berdaya.
Tentu saja, itu berkat kekuatan kilat petir ku yang dengan cepat menyambar bola sihir milik pria itu.
Merasa terganggu, Reviano mengalihkan pandangan menatapku. Pria itu menatap ku tajam seakan ingin melahap ku detik ini juga. Tanpa sadar aku menelan ludah dengan susah payah. Aura mengerikan milik pria itu mampu membuat ku merinding ketakutan.
"Scarlet! Apa yang kau lakukan!!! Cepat pergi dari sini!!"
"Bodoh!! Seharusnya kau kabur saja!!"
Aku tak menghiraukan teriakan dua iblis yang kini berada di belakangku. Mereka membuatku kesal, masih baik aku mau datang membantu mereka yang hampir tewas beberapa detik lalu.
"Scarlet, ku beri kau dua pilihan" mataku menatap wajah tampan Reviano yang kini juga tengah menatap ku datar.
Sepertinya kesabaran pria itu untukku sudah habis.
"Apa?" Tanyaku. Cukup penasaran tentang pilihan apa yang akan ia berikan.
"Ikut denganku atau kau mati bersama mereka" ujarnya datar sembari menunjuk Damient dan Esme dengan dagunya.
Seketika tubuh ku menegang. Tak ku kira pilihan yang ia berikan segila ini. Tentu saja aku tak ingin kembali ikut denganya, tetapi di sisi lain aku juga tak ingin mati, Tak ingin juga dua iblis menyebalkan di belakang ku bernasib sama.
Dengan sisa kepercayaan yang minim, aku mengangkat daguku, menatap angkuh Reviano yang tampak tak sabar menantikan jawaban ku.
"Kalau begitu aku memilih pilihan me tiga" ucapku. Pria itu mengerutkan dahinya samar, tak mengerti akan maksudmu.
"Yaitu, membunuhmu" lanjutku.
Hening. Seketika suasana menjadi hening. Tak lama kemudian terdengar lah suara tawa gila dari dua iblis sekarat di belakang ku. Sungguh, aku menyesal membantu mereka yang tampak tak tahu diri itu.
"Aku dan Damient saja kelawalahan. Apalagi dirimu, iblis jadi-jadian" ucap Esme. Aku mendelik mendengarnya. Dasar tidak tahu terimakasih!
Kemudian, aku kembali menatap Reviano. Mata kami bertemu. Jantungku berdebar kencang kala pria itu menatap ku dingin.
"Baiklah. Jika itu maumu, lagi pula kau lebih memilih Charles. Jadi, lebih baik kau mati!"
Tepat setelah itu, Reviano mulai menyerangku. Kali ini pria itu mengeluarkan senjata nya, tampak tak main-main akan ucapan yang Barus aja ia lontarkan. Terlihat sekali ia berniat membunuhku dengan pedang cahaya ilahinya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/300148379-288-k127209.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARLET ✔️
FantasyScarlet Caroline----tak pernah menyangka dirinya merupakan reinkarnasi dari tunangan raja iblis. Hidup yang awalnya tentram dan damai seketika hilang saat ia kembali bertemu dengan sekelibat masa lalunya. Yuk, langsung baca aja. Jan malu-malu😉 Ga...