chapter 3

3.5K 321 0
                                    

Happy Reading~! 🌹





















Perasaan pertama yang kurasakan saat membuka mata adalah tenang. Ini aneh, aku malah merasa nyaman dan aman padahal saat ini aku tengah berada di sebuah ruangan mewah kuno yang tak ku ketahui di mana letaknya.

Beberapa saat yang lalu aku membuka mata dan berakhir kaget setengah mati karena terbangun di tempat asing. Tetapi, keterkagetan itu tak berlangsung lama ketika perasaan nyaman, aman dan tentram memasuki relung hatiku.

Tetapi aku tahu, ingin senyaman apapun itu, aku harus keluar dari sini. tentu saja, aku masih sangat ingat kejadian terakhir kali ketika aku jatuh tak sadarkan diri. Para monster itu menemukan ku dan salah satu dari mereka memukul kepalaku kuat hingga aku pingsan. Tanganku meraba bagian kepala yang terbalut kain kasa. Tentu saja, setidaknya kepalaku pasti bocor akibat pukulan maut monster gila itu. masih untung aku tak mati dan masih hidup.

Ha...banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di kepalaku. mulai dari bagaimana aku bisa selamat dari danau kemarin dan juga masih selamat setelah bertemu dengan para monster yang ku jumpai kemarin. Aku tak tahu mereka itu jenis monster apa, yang jelas mereka sangat menyeramkan. Alih-alih monster, sebenarnya mereka lebih mirip seperti iblis yang ada di buku bacaan ku sewaktu kecil.

'Klek!'

Sontak aku terperanjat kaget ketika pintu ruangan mewah ini tiba-tiba terbuka dengan sendirinya. Tidak, bukan terbuka dengan sendirinya, tetapi ada seseorang yang membukanya. Dengan cepat Mataku menyelusuri ruangan ini, barang kali ada tempat untuk bersembunyi. Ya! ku rasa bersembunyi di belakang sofa besar yang berada di pojok ruangan bukanlah ide buruk. Lebih baik dari pada hanya diam dan pasrah.

'Tak tak tak'

Itu adalah bunyi ketukan sepatu orang yang baru saja memasuki ruangan ini. ku rasa ruangan ini lebih cocok di sebut sebagai, kamar. Ya, tentu saja Kamar yang sangat mewah. Sesekali aku mengeluarkan kepalaku sedikit dari cela-cela sofa agar dapat melihat siapa yang masuk.

Mataku memicing ketika mendapati seorang wanita dengan seragam pelayan yang kini tampak bingung karena tak melihatku di atas ranjang. dari postur tubuhnya, aku sangat yakin dia adalah seorang manusia. Bukan monster yang ku temui kemarin.

Sebenarnya, aku sangat ingin keluar dan menanyakan siapa yang membawaku ke sini, mengapa aku di sini, dan di mana ini. tetapi ku urung kan niatku itu. aku tak ingin bertindak gegabah, mengingat aku tak mengenalnya, begitu pula sebaliknya.

"huwaaaaa!"

Aku merasakan jantungku berpacu cepat seiring dengan tangan dan kakiku yang bergetar hebat ketakutan. Tentu saja aku takut dan terkejut melihat pemandangan mengerikan di atas ku. Baru beberapa detik yang lalu aku mengawasi wanita pelayan itu dan sekarang ia berada di atas sofa tempatku bersembunyi. Menatap ku dari atas sana.

Ku rasa aku tak akan setakut ini jika ia memang benar-benar Pelayan biasa, tetapi ternyata dia bukan hanya sekedar pelayan yang mampu membuatku bergetar hebat. Sungguh mengerikan rasanya untuk berfikir ini kenyataan dan bukan halusinasi semata. Tubuhnya memang manusia, tetapi...wajahnya mengingatkanku akan hantu-hantu mengerikan yang ada di film horror.

Oh tuhan, sebenarnya kesialan apa yang menimpaku? Begitu banyak kejutan-kejutan yang mendatangiku semenjak aku memutuskan untuk ikut berkemah. Ha! memang seharusnya aku tak pergi waktu itu, jika aku tak pergi pasti saat ini aku akan hidup nyaman, aman dan tentram sembari rebahan di kasur tersayangku.

"nona, tunggu!" meski mukanya mirip setan, tetapi ternyata suaranya mirip-mirip saja seperti manusia normal. Hoho tentu saja ku tak perduli dan melanjutkan acara berlariku dengan kekuatan penuh, meski sebenarnya rasa lapar dan lelah ku sangat kentara, tetapi saat ini rasa takut Lebih mendominasi sehingga aku bahkan dapat melupakan semua rasa sakit di tubuhku.

Sebenarnya tempat apa ini? kastil? Mansion? Atau istana?! kenapa besar sekali?! sedari tadi aku berlari ke sana kemari melewati koridor yang begitu panjang, seperti tak ada ujungnya. Mengabaikan segala macam aksesoris mewah yang terpajang di dinding, langit-langit atap, maupun di lantai.

Keringat mengalir deras dari pelipisku, sesekali aku menengok ke belakang untuk memastikan apakah pelayan jadi-jadian itu mengejar ku atau tidak. Ha...untungnya dia tak mengejarku. Kini aku hanya fokus mencari pintu keluar dan pergi dari istana ini dengan selamat dan aman. Ya aku menyimpulkan tempat ini adalah istana. rasanya sangat mewah jika aku menyimpulkan ini adalah rumah biasa.

"aaaa!! Setan!!" kecepatan berlari ku semakin menjadi-jadi ketika berpapasan dengan sekelompok pelayan jadi-jadian lainya. Sungguh, ini seperti mimpi buruk yang ku alami dengan mata terbuka.

"sial" umpatan lolos begitu saja dari bibir ku ketika menyadari sekelompok pelayan setan itu ikut mengejarku, rasanya kaki ku mulai melemas dan tak bertenaga. Sungguh, ini sangat menyeramkan dan melelahkan.

"yes!"

aku berteriak senang sembari berlari dengan kecepatan penuh menuju sebuah pintu yang ku yakini adalah pintu keluar dari istana sarang monster ini. Senyum lega ku sontak terbit begitu saja, sangat senang rasanya memikirkan aku akan pergi dari tempat mengerikan ini.

awalnya aku memang merasa aman dan nyaman, tetapi setelah melihat bagaimana isi penghuninya, kini yang ku rasakan hanyalah ketakutan. Persis seperti yang ku rasakan saat pergi bermain ke rumah hantu tahun lalu.

Kurang ajar! Ada apa lagi ini?! kini aku benar-benar merasa panik, cemas dan takut karena tiba-tiba saja anggota tubuhku membeku tak bisa di gerakkan. Ya, sedikit lagi aku dapat keluar dari tempat ini dan tiba-tiba aku tak dapat bergerak, seperti ada kekuatan besar tak kasat mata yang telah membuat ku seperti ini. derap kaki para pelayan hantu yang mengejarku semakin mendekat.

aku tak tahu harus berbuat apa, segala macam doa ku rapalkan, berharap mungkin aku dapat terbebas dari guna guna setan ini. Namun nihil, itu tak berguna sama sekali.

"kau pikir bisa pergi begitu saja?"

tubuhku menegang ketika suara baritone seorang pria tiba-tiba saja terdengar di hadapanku dengan di iringi sebuah asap hitam yang lambat laun berubah menjadi seorang pria tampan. Aku tahu dan cukup sadar bahwa ia bukanlah seorang manusia, Semua itu dapat terlihat dari tanduk dan sayap hitam yang tampak nyata di kepala dan punggungnya.

Ha! apa aku sudah gila? Pria di hadapanku ini terlihat seperti iblis. terlebih dengan pakaian mewahnya yang mirip dengan seorang raja di sebuah drama yang ada di laptopku. Di sini aku mulai menyimpulkan tebakan gila, bahwa pria yang berada di hadapanku yang kini menyeringai menyeramkan itu adalah raja iblis. oke, aku sudah gila. Fiks.

SCARLET ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang