chapter 47

926 81 0
                                    

Happy Reading~🌹





















Memilih menulikan pendengaran, gadis itu terus memberikan sayatan pada pria yang kini terlihat mengenaskan. Anggota tubuhnya sudah tak utuh, Kedua lengannya puntung dan salah satu kakinya putus akibat ulah pedang tajam milik wanita yang hanya menatap dirinya tanpa ekspresi kehidupan.

"He--henti---kan!" Pinta pria itu. Sungguh, ia benar-benar menyesal hari ini.

Seharusnya ia tak menganggu sang 'ratu iblis' sesungguhnya. Wanita ini seperti kehilangan hati nuraninya, ia seakan tak memiliki perasaan. Sudah tak mengenal kata takut, kasihan, senang, atau ekspresi lainnya.

Dengan wajah datarnya, sosok bersayap hitam itu menusukkan pedang berlumur darah miliknya tepat pada jantung pria itu. Menusuknya nya berulang-ulang kali tanpa ampun. Ia tak lagi memiliki belas kasihan untuk pria yang terkulai tak berdaya di bawah kakinya, Mencium ujung high heels nya.

Jleb!

Jleb!

Jleb!

Jleb!

Jleb!

Jleb!

Jleb!

Jleb!

Tanpa belas kasih wanita itu menusuk musuhnya, Tak perduli walau sosok di bawah nya itu tak lagi bernyawa dan perlahan berubah menjadi abu.

Scarlet berhenti menusuk jantung  Reviano saat kesadarannya kembali, Mata yang tadinya berwarna biru kini kembali seperti sebelumnya. Ia kembali normal dan kembali mendapatkan segala ekspresinya.

Ia pikir, setelah membalas perbuatan pria itu ia akan merasa sedikit lega. Ia pikir mungkin perasaan sesak di dadanya akan hilang, ternyata ia salah. Untuk pertama kalinya ia membunuh seseorang dengan kejamnya, ia tidak menyesal ataupun merasa bersalah sedikitpun karena menurut nya orang itu memang pantas mendapatkanya.

Yang ia rasakan setelah menghabisi nyawa seseorang adalah rasa ketidak puasan. Ia tidak puas hanya dengan membunuh pria itu, amarah nya pada Reviano tak kunjung mereda. Rasanya ia ingin pergi menjemput pria itu ke neraka dan kembali memberikan nya pelajaran.

"Hiks...ahhh!!!!! Hahahaha" gadis itu terlihat gila. Menangis, berteriak kemudian tertawa seakan ada hal lucu di hadapannya.

Ia terlihat kacau, bahkan sangat. Ia tidak tahu harus berbuat apa kedepannya, Ia seakan kehilangan arah. Tetapi situasi itu tak berlangsung lama kala ia mengingat sesuatu.

"Ya...pria itu memintaku untuk menunggunya!" Gumamnya dengan sebuah senyum yang sebenarnya ia paksakan untuk terbit.

Ia yang tadinya terduduk di atas tanah berdebuh itu dengan cepat bangkit kembali, Terlihat kini keadaan wanita itu jauh lebih baik dari pada beberapa detik yang lalu. Ia merasa masih ada secercah harapan untuk kembali bertemu dengan 'dia'.

"Aku akan menerima hukuman mu untukku Charles, Aku akan menunggu mu sampai kapan pun itu. Maafkan aku...a--aku menyesal karena dulu berusaha meninggalkan mu.  Sungguh, maafkan aku" lirihnya sembari mengangkat kepalanya, menatap sendu langit yang kembali berwarna orange seperti seharusnya.

🌹🌹🌹

Bertahun-tahun aku melewati semuanya tanpa 'dia'. Sosok yang pernah ku sia-sia kan keberadaannya. Sosok yang rela mengorbankan nyawanya demi aku yang tak tahu diri ini.

Dulu aku sangat ingin pergi meninggalkan dunia gila ini. Dunia dengan isi makhluk-makhluk mengerikan, tetapi kini sama sekali tak ada terlintas di benakku untuk pergi meninggalkan istana milik pria itu.

Tak terasa 20 tahun berlalu. Istana ini terasa semakin suram dan sunyi, aku tak menyukainya.

Semua teman ku telah memiliki urusan hidup masing-masing. Nyatanya, tak membutuhkan waktu lama bagi Damient dan Esme untuk saling mencintai. Satu tahun yang lalu, mereka resmi menikah.  sementara, Amber telah kembali ke tempat asalnya--Ras penyihir kemudian mengambil alih posisi sebagai pemimpin ras penyihir.

20 tahun silam aku memang merasa istana ini suram dan membosankan, tetapi semua itu semakin ku rasakan kala mereka---Damient, Esme dan Amber tak ada lagi di sisiku, terutama  dia. Mereka memiliki tujuan hidup tersendiri dan kini aku semakin merasa menyedihkan.

Ha!...kenapa aku serapu ini? Ayolah! Ini baru 20 tahun dan aku sudah mengeluhkan semuanya? Ck, aku benar-benar salut pada pria itu yang sanggup menunggu ku selama 2.000 tahun lamanya, Sungguh menakjubkan.

"Yang mulia, makan malam anda siap di hidangkan" seketika lamunan ku buyar, saat suara seorang gadis masuk ke dalam Indra pendengaran ku.

Gadis itu ialah Calista. Apa kalian masih ingat dengan gadis yang satu ini? Ya, dia adalah salah-satu anak buah kepercayaan Charles yang dulu ia tunjuk sebagai pelayan pribadiku. Dan status itu kini tak lagi berlaku, karena kini ia berkerja sebagai 'asisten pribadiku'.

Ya, kini aku bukan lagi seorang gadis dengan embel-embel 'tunangan sang raja iblis'. Aku---Scarlet Caroline kini menjabat sebagai Ratu kerajaan Dark rose, Pemimpin ras iblis. Aku menerima gelar itu 20 tahun silam lalu.

Tentu saja, aku tak benar-benar menginginkan gelar ini. Jika suatu saat nanti ia kembali---aku akan mengembalikan semuanya. Termasuk tahtanya di istana ini, karena memang dari awal seharusnya seperti itu. Aku hanyalah sosok yang mengartikan dirinya selagi ia pergi jauh.

Tes...

Tes...

Sial, air mataku kembali jatuh tanpa peringatan. Ha....aku benci perasaan sesak ini, aku benci merasakan rasanya kesepian. Istana ini begitu besar dan di ruang makan ini hanya ada aku seorang diri. Menyebalkan.

Oh, Charles...ku mohon cepat kembali! Jahat sekali kau meninggalkan ku di istana suram mu ini!!!
















SCARLET ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang