Happy Reading~🌹
Ya, seingatku ini adalah Undangan ke dua yang ku dapatkan dari Charles untuk acara makan malam. Seperti biasa, sebenarnya aku merasa sangat malas untuk pergi ke sana.
Tetapi, apa boleh buat? Dari pada nantinya pria itu marah dan membunuh pelayan yang menyampaikan pesanya untukku, lebih baik aku pergi bukan? Lagi pula acara makan malam itu tak memakan waktu yang lama.
Jika sebelumnya aku mengenakan gaun hitam, maka lainya dengan malam ini. Aku sangat berterimakasih kepada Damient yang setiap hari selalu membawakan gaun-gaun indah untukku, hingga kini lemari besar yang tadinya hanya berisi gaun-gaun berwarna hitam pekat itu kini juga di hiasi dengan berbagai gaun berwarna-warni yang cantik.
Malam ini aku memutuskan untuk mengenakan gaun berwarna pink kesukaan ku. Masa bodoh dengan selera pria itu. rasanya menyebalkan juga mengenakan pakaian hitam setiap hari, seakaan-akan aku sedang berduka.
Ku turuni tangga demi tangga yang menghubungkan antara kamar dan ruang makan istana ini. tanpa sadar aku menghela napas panjang kala melihat meja makan besar itu kini telah terisi oleh sepasang jenis kelamin yang tengah asik bercanda ria.
Dengan langkah santai, ku langkahkan kaki jenjang ku menuju meja makan serta ruangan yang sudah tak asing di mataku.
'Tak,tak,tak'
Bunyi denturan ujung sepatu ku dengan lantai yang memenuhi ruangan suram ini, hingga mengalihkan perhatian mereka yang tampak begitu bahagia.
Tanpa berbasa basi lagi, langsung saja ku dudukkan diriku di salah satu kursi, karena tahu mereka tak akan menawari ku untuk duduk lebih dulu.
jantung ku serasa ingin lepas saat Esme berteriak tepat di depan wajahku, karena aku memilih kursi yang terletak tepat di hadapanya hingga posisi kami saat ini saling berhadapan.
Wajahnya memerah, menahan amarah. Mungkin saja ia teringat kejadian kemarin yang memang menguras emosi. Baik emosinya, ataupun emosi ku dan juga Damient. Tenang saja, bukan hanya gadis itu yang kesal, aku juga kesal karena perlakuan tak mengenakkan yang ia berikan padaku.
“nah ini dia! Pelayan kurang ajar ini lah yang baru saja ku ceritakan!” ucap Esme sembari menunjuk tepat di wajahku. Ku pikir gadis ini memiliki tempramen yang baik, tetapi nyatanya aku salah mengira.
Malas menanggapi gadis gila di hadapanku, aku memilih menyadarkaan punggungku di kursi empuk ini. menatapnya bosan juga malas. Sementara Charles hanya diam dengan ekspresi tenangnya, sama sekali tak berniat menenangkan teman 'tercintanya'.
“Charles, biarkan aku membunuh pelayan hina ini!” pinta Esme dengan sneyuman sombong nya itu.
ia mungkin mengira bahwa aku akan takut ketika mendengar bahwa ia ingin membunuhku. Ia mungkin juga mengira bahwa Charles bodoh itu akan menyetujuinya. Sayang sekali, aku sangat tahu bahwa pria itu tak akan membiarkan aku mati semudah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARLET ✔️
FantasyScarlet Caroline----tak pernah menyangka dirinya merupakan reinkarnasi dari tunangan raja iblis. Hidup yang awalnya tentram dan damai seketika hilang saat ia kembali bertemu dengan sekelibat masa lalunya. Yuk, langsung baca aja. Jan malu-malu😉 Ga...