chapter 19

879 115 2
                                    

Happy Reading~!🌹























Aku hanya dapat menatap malas pada kehebohan yang di sebabkan oleh para pelayan istana darkrose ini. mereka terlihat begitu antusias mempersiapkan dan mendekor istana suram ini menjadi sedemikian rupa.

Ya, hari ini istana darkrose akan kedatangan tamu---teman masa kecil Charles yang tak ku ketahui siapa namanya. Para penghuni istana ini terlihat begitu menyukainya, semua itu dapat di lihat dari betapa lebay nya mereka karena ingin menyambut gadis itu.

Bahkan, Charles rela menunggu kedatanganya di depan gerbang istana yang begitu panas. bukan hanya Charles, tetapi puluhan pelayan dan prajurit ikut menantikanya. Mereka semua berdiri tepat di belakang Charles. Seakan menunggu seorang ratu besar.

Sementara aku dan Damient hanya menonton semua itu dari atas gazebo yang terletak di atas awan.

Ya, kemarin aku meminta kepada Damient untuk membuatkan ku sebuah gazebo yang terletak tepat di depan kamar ku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, kemarin aku meminta kepada Damient untuk membuatkan ku sebuah gazebo yang terletak tepat di depan kamar ku sendiri. Jadi, gazebo ini terletak di atas awan. Tepat di tengah-tengah istana hingga aku dapat melihat semua aktivitas para iblis jika berada di luar ruangan.

Ku rasa hanya aku dan Damient yang tampak biasa saja ketika mendengar kabar bahwa temannya Charles itu sebentar lagi tiba. sedari tadi kami hanya menonton kesibukan mereka semua dengan malas, tetapi karena tak ada kerjaan lain kami akhirnya hanya bisa terduduk di atas sofa ini.

Aku juga tak tahu mengapa Damient terlihat tak menyukai gadis itu. sedari tadi ekspresi datar menghiasi wajahnya. Aura-aura tak mengenakkan pun mengelilinginya. Entah hanya perasanku saja atau apa, ia terlihat seperti sangat membenci temanya Charles itu.

“dasar orang-orang bodoh, mereka terlalu antusias menyambut seorang jalang ” wah…aku tak menyangka ia dapat berkata sekasar itu. karena biasanya ia terlihat sangat kalem dan selalu berkata tutur yang baik, walau ia adalah seorang iblis. attitude nya patut di ancungi jempol.

Maka dari itu, aku sedikit terkejut mendengar ucapanya nya yang mengatai teman kesayangan Charles dengan embel-embel ‘jalang’. Dapat ku lihat ekspresi wajahnya ketika membahas orang itu terlihat seperti benci, jijik dan sinis bercampur aduk menjadi satu. Ekspresinya sungguh tak sedap untuk di pandang.

Jika seperti ini, aku semakin penasaran akan rupa dari gadis itu. mungkin saja parasnya selevel dengan idola ku di dunia manusia hingga para iblis di kerajaan darkrose ini terlihat begitu bersemangat, sekaan kedatangan artis papan atas.

“di liat dari segi manapun, kau jauh lebih menawan dari jalang itu” reflek ku usap telingaku. Damient ini mengumpat seperi itu tepat di gendang telingaku. Membuatku seketika menatapnya sinis.

“memangnya kau pernah bertemu denganya?” tanyaku. Pria itu menatapku sekilas sebelum berdecih jijik.

“tentu saja. jika tidak pernah tak mungkin aku dapat membandingkanya denganmu” ucapnya sarkas. Terlihat sekali bahwa ia tak menyukai orang yang tengah kami bicarakan. Aku hanya menganggukkan kepalaku singkat menanggapi ucapanya.

“ah...omong-omong terimakasih atas gaunya” ucapku setelah teringat  bahwa Damient telah membelikanku beberapa gaun berwarna cantik.

Sebenarnya aku tak pernah memintanya untuk membawakan ku gaun-guan cantik dengan warna beragam ini. hanya saja mungkin ia menyadari bahwa sebenarnya aku cukup jenuh dengan warna gaun hitam yang setiap harinya ku kenakan.

Entah dari mana pria ini mendapatkan gaun-gaun kesukaanku, mungkin saja ia membelinya di dunia manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah dari mana pria ini mendapatkan gaun-gaun kesukaanku, mungkin saja ia membelinya di dunia manusia. Tetapi, yang mengherankan pria itu seakan tahu selera ku. Tanpa bertanya, ia membelikan ku gaun-gaun yang memang benar ku suka. Damient ini memang cukup misterius dan mencurigakan.

“hmm” gumamnya menanggapi ucapanku. Ia terlihat begitu tak bergairah hari ini. itu semua terjadi saat tersebar berita bahwa temanya Charles akan tiba hari ini.

“itu dia! Nona Esme!”

“huwaa nona sangat cantik”

“nona! Kami merindukan mu!”

“andai aku dapat secantik nona!”

“nona esme sangat mengagumkan”

Tanpa sadar aku berdecih mendengar setiap ucapan tak berarti yang di lontarkan oleh para pelayan ataupun prajurit kerajaan darkrose ini. aku tak tahu bahwa ternyata para iblis juga bisa mengucapkan kata-kta memuakkan itu.

Bukanya iri ataupun dengki, aku hanya merasa mereka begitu berlebihan ketika memuji seorang gadis bersurai orange sebahu, berkulit sawo matang, retina berwarna hijau dan bertubuh pendek. Mungkin jika di bandingkan denganku, tingginya hanya sebatas dadaku saja.

Ku kira yang akan muncul dari balik portal berwarna hitam mengerikan itu adalah gandis cantik nan menawan. tapi apa ini? harapanku ternyata sia-sia saja. entah mata para iblis ini buta atau memang standar kecantikan di ras mereka seperti itu, aku juga tak mengerti. Tapi ku akui, dia terlihat manis. Hanya itu saja.

“lihat bukan? Wanita itu sama sekali tak dapat di bandingkan denganmu”  ucap Damient sinis. Aku tak menganggapi ucapanya, tetapi diam-diam aku menyetujui ucapanya. bukanya terlalu percaya diri ataupun sombong, tetapi memang begitulah kenyataan nya.

Jarak dari gazebo dengan gerbang utama istana ini memang terbilang cukup jauh, tetapi berkat sihir milik Damient, aku dapat mendengar dan melihat semua yang terjadi di bawa sana dengan jelas. Seakan kami sedang menonton acara televisi.

“dasar Charles bodoh” maki Damient ketika melihat pia itu memeluk Esme erat. Seakan melepas rindu. Damient yang melihat itu terlihat begitu dongkol. Aku hanya Dapat tertawa melihat ekspesi idiotnya itu. mengapa ia semarah itu? aku saja tak mempermasalahkanya.

“ayo kita turun dan beri dia pelajaran” ajak Damient yang tentu saja ku tolak mentah-mentah. Untuk apa aku datang ke sana? Tak ada gunanya. Keberadaan kami hanya akan menjadi kasat mata, karena semua perhatian tertuju pada gadis bernama Esme itu.

“untuk apa? aku tak mau” tolak ku. Damient menataku tajam sebelum berkata,

“apa kau bodoh?! Kau ingin wanita Itu merebut Charles dari mu?! merebut posisimu?!” tanyanya bertubi-tubi dengan nada tak bersahabat. Jujur saja, aku sedikit kaget mendapati dirinya yang bereaksi berlebihan seperti ini.

“ada apa denganmu? Tenangkan dirimu bodoh” ucapku tenang sembari menghampirinya. Mengelus pundaknya yang naik turun akibat emosi yang melandanya.

Aku sama sekali tak merasa marah karena ia membentakku, karena aku tahu ia tak sengaja melakukanya. Ia hanya terbawa emosi saja dan itu semua berhubungan dengan gadis bernama Esme.

Cukup lama aku mengelus lembut pundaknga, hingga kini ia tampak normal seperti semula. Matanya tak lagi menghitam seperti tadi. Setelah cukup lama terdiam, ia kembali berucap,

“jangan tertipu, mereka tak benar-benar menyukai wanita itu. Esme---memiliki sihir hipnotis yang dapat membuat siapa saja menyukainya” ucapnya yang mampu membuatku tersenyum miring. Jadi  itulah alasan yang membuat mereka semua teerlihat seperti iblis idiot. Hmm menarik…

SCARLET ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang