chapter 40

864 87 0
                                    

Happy Reading~!🌹

















Saat ini, kami semua---aku, Charles, Damient, Esme dan Amber tengah berkumpul di ruang kerja milik Charles. Sebenarnya, tujuan kami berkumpul di sini adalah untuk mendengarkan penjelasan Damient. Alasan ia dapat menjadi tahanan Reviano dan berakhir menyedihkan seperti kemarin.

"sebelum aku memulai, ku mohon tidak ada satu pun dari kalian yang memotong ucapan ku" pinta Damient dengan raut seriusnya.

Kamis semua serentak menggangguk kan kepala, Karena memang ini lah kebiasaan seorang Damient. sangat tak suka jika seseorang memotong ucapan nya saat sedang berbicara.

"ya, ya, ya. cepat jelaskan apa yang terjadi!" perintah Esme tak sabaran.

Damient menatap sinis gadis itu sekilas sebelum kembali beralih menatap kami semua satu persatu, kemudian mulai menceritakan semua yang ia ketahui.

25 menit kemudian...

Aku membekap mulut tak percaya setelah mendengar apa yang baru saja di ceritakan Damient. ku tatap mereka yang berada tak jauh di sekelilingku. Hanya Amber yang menampilkan raut terkejut sepertiku. Tampak Charles dan Esme hanya menampilkan ekspresi biasa, seakan telah mengetahuinya.

Ya, Damient baru saja selesai menceritakan bagaimanapun bisa ia menjadi sandera Reviano. hal yang benar-benar membuatku terkejut adalah fakta bahwa dari awal pertemuan ku dengan Damient di kerajaan Dark rose ini ternyata hanyalah sebuah scenario yang di ciptakan pria itu.

Tepat satu hari sebelum kedatangan ku di istana ini, ternyata Damient asli telah menjadi tahanan Reviano. sementara pria itu menyamar menjadi Damient dengan menggunakan kekuatan sihirnya untuk merubah wujud menjadi kloningan Damient.

Jadi, selama ini sebenarnya Reviano selalu berada di dekatku? Bahkan jauh sebelum aku melarikan diri dari istana ini dan berakhir mengungsi di kediaman nya? wah...sungguh jenius pria itu. aku benar-benar merasa di bodohi olehnya. Lantas, apakah semua kisah yang ia perlihatkan di bola putih dulu hanyalah sebuah kebohongan yang di ciptakan sendiri olehnya?

Damient asli sudah cukup lama terkurung di tempat gelap nan suram yang berada di balik rak buku kamar Reviano. kemudian, tak lama setelah itu Amber menyusulnya menjadi tahanan pria itu karena membantu diriku melarikan diri.

Semua ini membuat kepala ku pusing, serasa ingin pecah saat ini juga. Aku tak tahu bagaimana mendefinisikan perasaan ku saat ini yang jelas, aku merasa diriku benar-benar telah di tipu dan di bohongi.

Pantas saja waktu itu Reviano menghilang cukup lama saat pertama kali aku tinggal di rumahnya.

Ternyata ia tengah sibuk memata-matai Charles di kerajaan Dark rose ini. pada saat itu aku dengan bodohnya percaya bahwa ia tengah pergi menyelesaikan urusan pekerjaan nya sebagai pemimpin ras penyihir bersama para petinggi desa lainya.

"jadi, semua masa lalu yang pria itu perlihatkan hanya sebuah karangan yang ia ciptakan dengan sendirinya?" tanyaku pada Damient. Pria itu kemudian beralih menatapku dengan tatapan seriusnya, lalu mengangguk mantap.

Melihat itu aku tak bisa untuk tidak menggeram marah, kedua tanganku mengepal erat. Sudah sejauh ini Reviano mempermainkanku. Aku sangat marah. Aku sudah percaya dan nyatanya, semua itu hanyalah kebohongan yang di ciptakannya.

Jadi, orang tuaku di ras iblis ini sebenarnya juga tidak ada? Ha!..sial, aku telah mengharapkan hal yang mustahil untuk menjadi kenyataan.

"apa benar kau Alena? Setahuku kau sudah..."

Aku kembali menatap Damient asli yang kini juga tengah menatapku dengan ekspresi terheran-heran. Ia masih mengira bahwa aku adalah Alena yang dulu. Tentu saja ia tak tahu bahwa aku adalah reinkernasi Alena yang ia maksud itu, karena ia telah lama di kurung oleh Reviano dan ini adalah kali kedua kami bertatap muka setelah insiden melarikan diri kemarin.

"Ia adalah reinkernasi Alena" kali ini Charles membuka suara. Duduk di kursi kerjanya dengan kaki menyilang, menatap kami semua dengan senyum arogan khas pria itu.

Damient membuka mulutnya lebar, rahangnya nyaris terjatuh jika Esme yang di sampingnya tak menyadarkan pria itu. Damient tampak sangat terkejut mendengar pengakuan Charles.

"benarkah?! Luar biasa. Kami sudah cukup lama menunggu mu Alena" ucapnya kemudian, ia berdiri bermaksud ingin memeluk ku.

Tetapi aksinya terhenti karena Charles menghentikan pegerakan pria itu. alhasil, Damient hanya menampilkan senyum konyol pada Charles karena merasa raja iblis ini menatapnya tajam.

"apakah kalian tak menyadari bahwa sebenarnya Reviano telah menipu kalian?" tanya Amber yang sedari tadi hanya diam menyimak percakapan kami.

Nah! Ini juga yang sangat ingin ku tanyakan. Aku tak percaya Charles dan Esme tak menyadari kejanggalan itu, karena mereka telah mengenal lama sosok Damient sebagai teman juga rekan kerja. Belum lagi, mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk dapat membedakan aura seseorang. Bukankah Reviano hanyalah penyihir biasa? maksudku, ia bukanlah seorang iblis seperti mereka. Jelas saja aura mereka pasti berbanding jauh.

"awalnya aku tak menyadarinya. Aura mereka terasa sama, seakan Reviano yang menyamar sebagai Damient memang benar memiliki darah iblis bangsawan. Tetapi, aku mulai menyadarinya ketika ia menatapku penuh kebencian. Ya, tak berbanding jauh dengan Damient asli. Hanya saja, ia tak pernah menatapku dengan mata bengis seperti itu" jelas Esme sembari menopang wajahnya malas.

Kami terdiam mendengar penjelasanya. Aura yang terasa sama? Aku tak mengerti, Karena seharusnya ia memiliki aura yang berbeda. Tetapi mungkin saja itu terjadi mengingat Reviano merupakan pemimpin ras penyihir yang tentu saja memiliki kekuatan cukup untuk menyamarkan aura.

"bagaimana denganmu?" tanya Amber lagi. kali ini tatapan nya tertuju pada Charles yang tampak memejamkan mata.

Ku rasa Amber sudah tak canggung lagi berada dan berbaur di tengah-tengah bangsawan iblis ini. awalnya gadis itu terlihat takut dan ragu walau hanya sekedar memulai percakapan. Tetapi, setelah cukup lama berada di sini akhirnya gadis itu dapat menyesuaikan diri. Mungkin juga karena merasa mereka---Charles, Damient dan Esme tak berbuat jahat padanya.

"Aku tahu sejak awal" jawab Charles sembari membuka kedua matanya yang tadi tertutup rapat.

Ku kira pria itu tertidur. Mendengar jawaban Charles, Amber terdiam. Entah apa yang di pikirkan gadis itu.

"lalu kenapa kau hanya diam?" kini giliran Damient yang bertanya. Esme mengangguk menyetujui pertanyaan yang di ajukan pria itu. sementara Charles yang mendengarnya sontak tersenyum miring. Senyum devil yang sialnya semakin membuatnya terlihat tampan dan menggoda.

"tentu saja untuk bermain-main denganya. Ia merasa dirinya sudah cukup hebat untuk membodohi ku. Nyatanya, akulah yang telah membodohinya. Hahahaha" tawa gila itu menggema ke se-penjuru ruangan. Dapat ku lihat mereka semua yang melihat kegilaan Charles menahan napas dalam.

SCARLET ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang