Whiskey on ice

379 46 2
                                    


00:00 ────♥──── 24:00

⇆            ◀              ❚❚              ▶             ↻

Disinilah dirinya berada saat ini, di sebuah butik ternama tidak jauh dari kawasan rumah orangtuanya. Dengan bantuan dari beberapa pegawai wanita disana untuk membantu dirinya menggunakan beberapa setelan dress yang telah disiapkan untuk acara 'makan malam spesial' dengan pria arogan yang akan menyandang sebagai suaminya dalam kurung waktu tidak lama.

"Bagaimana nona, apa kau suka?" tanya seorang Kepala Manajer dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

Tanpa menjawab, Jennie hanya memandang pantulan dirinya dalam diam. Kepala Manajer bernama 'Kang Hana' tersebut segera menyiratkan pegawainya untuk segera membawa kembali Jennie masuk ke dalam tirai untuk mencoba dress selanjutnya. Dan berlangsung cukup lama.

Namun Jennie tetaplah Jennie yang hanya memberikan diam sebagai jawaban membuat para pegawai yang ditugaskan menemaninya menjadi teramat kesal dan mulai berbisik "Apa dia benar bisu? Kasihan sekali nasib nyonya Kim jika mempunyai calon menantu tuna rungu sepertinya. Lagipula apa sih yang mereka lihat dari wanita itu? Cantik pun tidak."

Jennie menghentikan aktivitasnya yang hendak melepas korset dress yang dipakainya sejenak karena mendengar cemooh dari para pegawai di luar kamar ganti tempatnya berada saat ini.

"Benar! Aku sangat setuju dengan perkataanmu! Kau bisa lihat sendiri tadi bahkan tinggi badan gembul juga pendek serta pipinya sangat tembam, dimana tidak masuk ke dalam kriteria kecantikan korea sama sekali. Apa dia belum tau bahwa operasi plastik sudah dilegalkan di Korea?"

'Did she just body shamming me?' benak Jennie tidak percaya.

"Hahaha. Aku berani bersumpah dirinya bukan tidak tahu melainkan tidak punya uang!"

'The audacity!'

"Apa kalian pernah berpikir jika tuan muda Kim menyetujui perjodohan itu hanya karena bentuk kasihan? Aku tidak menyangka bahwa hati dan pikiran tuan muda Kim bisa selembut dan semulia itu!"

'Menggelikan. Mereka belum tahu saja sifat asli pria jelek itu!' ejek Jennie.

"Apa mungkin orangtuanya sudah menjual anaknya karena terlilit banyak utang ya?"

Geram? Tentu saja! Karena pada kenyatannya bukan seperti apa yang dibilang para pegawai tersebut melainkan dirinya harus mau rela berkorban demi meneruskan perusahaan keluarganya.

'Karena sebentar lagi dirinya harus meninggalkan semua mimpinya dan menguburnya dalam kenangan.'

Sampai pada akhirnya kepala manajer datang dan menegor para pegawainya yang bergerumun untuk menjelek - jelekkan salah satu pelanggan penting yang dimintai tolong secara khusus oleh tamu VIP mereka tidak lain adalah Kim Haera atau yang sering disebut sebagai nyonya Kim.

"Mengapa kalian malah bergerumun disini?! Cepat kerjakan apa yang seharusnya kalian kerjakan!"

Semua para pegawai menjadi kalang kabut karena teriakan dari atasan mereka dan kembali melakukan pekerjaannya masing - masing. Di waktu yang bersamaan Jennie pun memilih untuk keluar dari balik tirai di kamar ganti tersebut dan mendapatkan 4 pasang mata tertuju padanya.

Karena merasa canggung, Jennie pun berdeham. "Aku mau membayar semua dress yang sudah kucoba barusan, kalian menerima kartu debit kan?" sarkas Jennie sambil berpura - pura merogoh tas miliknya tanpa melihat ke arah para pegawai di hadapannya yang kini menegang di tempat.

'Dia tidak bisu, bodoh!' ucap pegawai 2 dengan memberikan isyarat pada pegawai 1 yang pertama kali menghakimi Jennie. 'Dia juga punya uang!' timpal pegawai 3 tidak percaya.

Lesson in Love (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang