Sincerely

408 26 4
                                    


00:00 ────♥──── 24:00

⇆ ◀ ❚❚ ▶ ↻

Seokjin's penthouse
Hannam-dong, Korea Selatan (06.47 am)

"Kau kenapa? Tidak biasanya." tanya Jin sembari memberikan satu tatapan aneh setelah mendapat kehadiran teman nya yang tak terduga tersebut di depan pintu rumahnya tersebut.

"Eh sebentar, ada apa dengan pipimu itu?"

"Tidak usah banyak bertanya. Lebih baik kau berikan aku satu botol minuman keras dengan kadar alkohol tertinggi yang kau punya." tukas Taehyung dan segera memasuki rumah tersebut dengan mengalihkan pertanyaan teman pria nya itu.

"Wah gila, sudah merusak pagi hari ku sekarang kau juga meminta ku untuk mengantarkan alkohol untuk mu? Memangnya kau itu siapa bisa memerintah sembarangan di rumahku?!" ucap Jin dengan nada kesal dan pergi meninggalkan teman prianya itu sendiri di ruang tamu.

Taehyung yang ikut menjadi kesal itu pun segera beranjak dari tempat duduknya untuk mencari letak dimana Jin menyimpan semua koleksi alkohol miliknya.

Dengan ingatan bagus yang dimilikinya, Taehyung dengan mudah sudah menemukan lokasi penyimpanan yang dapat terbilang cukup rahasia tersebut.

'Kau kira aku tidak tahu letak penyimpanannya?'

Tentu saja. Taehyung tahu persis dimana letak penyimpanan minuman berkadar alkohol tinggi tersebut yang dimana berada tidak jauh dari ruang kerja milik Jin.

"Hey! Apa yang kau lakukan disana!" teriak Jin sedikit panik setelah baru saja keluar dari kamar tidur miliknya dan mendapatkan Taehyung sedang menghampiri ruang yang sangat dikenalinya tersebut.

Namun Taehyung memilih untuk menulikan kedua pendengaran miliknya dan segera menekan kata sandi yang pernah dibuat oleh keduanya dulu akan tetapi tulisan "invalid" lah yang keluar.

"Sh*t!" umpat Taehyung setelah mengulang kata sandi yang dimasukkan olehnya itu tetap salah dan terus menerus sampai tiga kali.

"Bodoh, kau kira aku tidak akan mengganti passwordnya dan membiarkan koleksi minumanku habis di tanganmu?" remeh Jin dengan melipat kedua tangannya sembari memamerkan senyum miring miliknya.

"Jadi kau sudah lupa siapa yang memasangkan pintu ini disini?" cemooh Taehyung dengan sedikit menekan sebuah kata guna menyombongkan diri.

Seokjin menaikkan satu alisnya dan tersenyum remeh. "Tentu saja... tukang servis pintu."

"Kau!"

"Wow, santai dulu. Kenapa kau sensi an sekali sih. Memangnya kau sedang PMS? sergah Jin ketika mendapati Taehyung hendak mengayunkan kepalan tangannya pada wajah tampan miliknya.

"Sialan!" geram Taehyung dan segera pergi dari tempat tinggal milik temannya tersebut.

Seokjin pun hanya terdiam melihat itu semua dan memilih tidak ambil pusing. Bagaimanapun hari ini dirinya akan segera bertemu dengan kekasih hatinya.

"Oppa?" sahut seseorang dari sebrang sana dengan suara yang sedikit serak.

"Halo? Apa aku menganggu tidurmu?" tanya Jin setelah mendengar suara kekasihnya sedang menguap.

"Hm? Apakah barusan oppa mengatakan sesuatu?" tanya Jisoo dengan mengusap matanya pelan.

'Cantik sekali.' gumam Seokjin setelah melihat wajah kekasihnya yang baru saja terbangun tidur itu.

"Aku mencintaimu."

"A-ah, aku juga sama." balas Jisoo dengan debaran di hatinya.

'Manis sekali.' batin Jin setelah mendapatkan kekasihnya tersipu malu.

"Kalau begitu segera bersiaplah, aku akan tiba di rumahmu dalam kurung waktu 45 menit. Aku tutup dulu telefonnya. See you my love."

Tanpa membuang waktu, Seokjin segera mengambil kunci mobil miliknya dan bergegas untuk menjemput kekasih hatinya tersebut.

'Jika bisa bertemu di pagi hari, mengapa harus menunggu sampai siang hari?'

~

Perlahan mata itu mengerjap pelan dan selang beberapa menit, dirinya pun memutuskan untuk beranjak dari kasur tidur miliknya itu dan membuka tirai secara lebar mengizinkan cahaya masuk ke dalam ruang tidur miliknya tersebut.

Hari ini, mungkin akan menjadi yang terakhir kali untuknya dapat terbangun di kamar tidur miliknya seperti ini.

"Sayang? Apakah kau sudah bangun?" tanya sang ibu sambil mengetuk pintu kamar tidur milik putrinya.

"Sudah mom." sahut Jennie setelah membukakan pintu.

"Putriku mau sarapan bersama?" tanya Soora kembali.

"Tentu saja!" jawab Jennie dengan penuh antusias dan meraih tangan ibunya untuk menuju ruang makan.

"Ah, bersemangat sekali putriku ini." ucap sang ayah ketika melihat kehadiran kedua sosok yang disayangi olehnya datang sambil tertawa."

"Good morning, dad." sapa Jennie dan mencium pipi sang ayah.

"Selamat pagi juga my beautiful princess." balas Seung hwan dan tersenyum pada putri semata wayangnya.

"Dad mau minum apa? Mau kubuatkan kopi hitam?" tawar Jennie setelah tidak melihat keberadaan cangkir di dekat sang ayah.

"Tidak perlu repot - repot, dad sedang mengurangi konsumsi kafein." tolaknya.

"Betul sayang, lagipula akhir - akhir ini kau terlalu banyak dan sangat sering mengkonsumsinya." jelas sang istri dan sedikit menyadarkan Jennie pada tanggung jawab berat yang sedang dihadapi oleh Seung hwan di perusahaan.

"Terima kasih mom and dad for raising me. Rasanya sudah lama kita tidak pernah seperti sekarang ini." ucap Jennie dengan tulus dan menghangatkan hati kedua orangtuanya. "Mungkin saat ini aku belum bisa membahagiakan kalian berdua..."

"Tidak sayang jangan seperti itu. Justru kami berdualah yang ingin berterima kasih karena kau telah lahir menjadi putri kami." balas Soora tak kalah tulus.

"Terima kasih untuk memilih kami berdua menjadi orangtuamu." sambung Seung hwan dan membuat Jennie sangat tersentuh dengan ucapan kedua orangtuanya.

Maka sejak hari itu, dirinya berjanji akan membantu sebisa mungkin untuk membalas hasil jerih payah kedua orangtuanya selama ini meski harus hidup dengan orang yang tidak dicintai olehnya atau bahkan bisa dibilang sangat membencinya saat ini.

'Mom, Dad, aku tidak akan mengecewakan kalian berdua karena itulah sumpahku pada kalian.'

••

"Kebahagiaan akan didapatkan bersama dengan sebuah niat yang tulus."

Lesson in Love (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang