00:00 ────♥──── 24:00⇆ ◀ ❚❚ ▶ ↻
"Halo? Sudah ada dimana?" sapa Seokjin dengan nada lembut pada seseorang yang ditelfonya.
"Halo juga, aku baru saja sampai rumah. Senior sedang apa?" balas sosok tersebut dengan nada tersipu.
Seokjin pun terkekeh. "Kita sudah resmi pacaran, tetapi mengapa kau masih memanggilku dengan sebutan itu?"
"Ah! Maaf aku tidak bermaksud seperti itu, hanya saja— " dapat terdengar dengan jelas oleh Seokjin nada panik yang tertera pada kekasih barunya itu.
Bukan, lebih tepatnya pacar manis nya tersebut.
"Seohya." lirih Seokjin dengan sedikit berbisik. "Aku merindukanmu."
Tanpa Seokjin sadari, ucapannya barusan telah bereaksi sangat cepat pada semua organ tubuh kekasihnya terutama detak jantung yang sudah terdengar tidak karuan tersebut.
"Ah.. a-aku juga." balas nya sedikit terbata sehingga tanpa sadar terdengar ambigu di telinga pria yang berparas sangat tampan tersebut.
"For the sake of God, aku jadi ingin kembali pada malam terbaik kita pada saat itu." jujur Seokjin tanpa ada rasa malu membicarakan hal yang bersifat tabu tersebut.
"Aku tidak akan berbohong jika waktu itu adalah malam yang terbaik untukku, I worship your body shape so much baby." tambah Seokjin dengan nada mulai parau.
"..."
"Sekarang lebih baik kau beristirahat dan kita akan bertemu besok." berdeham sebentar, Seokjin pun kembali berbicara dan mencoba menahan gairah serta rasa malu karena tidak mendapatkan respon apapun dari kekasihnya.
'Shameless Seokjin!'
"Bukankah besok um.. oppa harus bekerja?" setelah beberapa menit sempat terdiam, sosok tersebut pun akhirnya bertanya.
"Pekerjaanku masih bisa dikerjakan nanti dan untuk saat ini dirimu adalah prioritas utamaku." goda Seokjin yang terdengar seperti bualan di telinga kekasihnya.
"Jangan bercanda oppa, aku tidak mau menjadi penghalang karir mu." jelas Seohya.
"Aku tau dan aku hanya bercanda. Kalau begitu bagaimana besok pagi kujemput?" tawar Seokjin berharap mendapatkan jawaban iya.
"Oppa.. rumah kita berlawanan arah dan juga— " tolaknya dengan memberikan alasan yang logis.
Baru saja ingin memberikan alasan lain, tetapi Seokjin sudah memotongnya terlebih dahulu. "Kalau begitu kita harus makan siang bersama. Aku akan jemput dirimu ke kantor dan aku tidak menerima penolakan darimu."
Menghela nafas sebentar, wanita tersebut hanya dapat menyetujui ajakan dari kekasihnya. "Baiklah, kalau begitu nanti besok ku kabari lagi."
"Tunggu sebentar.."
"Kim Seohya Jisoo! Calon suami mu datang, apa kau tidak mau menyambutnya?" ucap seseorang dari sebrang sana yang membuat Seokjin mengerutkan keningnya.
"Maaf kututup dulu ya telefonnya."
Seokjin hanya memandang tampilan ponselnya sedikit tidak percaya dengan apa terjadi. "Aku tidak sedang dicampakkan kan? Ah aku tidak peduli, besok aku akan menghukumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson in Love (ON-GOING)
Fanfiction"I, Kim Vee Taehyung, take you Kim Ruby Jennie, to be my wife, to have and to hold from this day forward, for better or for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish; until death do us part." ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀...