00:00 ────♥──── 24:00⇆ ◀ ❚❚ ▶ ↻
Jennie's parent house
Seocho-gu, Korea Selatan (20.31 pm)"Say— " panggil Soora hendak menyambut kedatangan sang putri namun terpotong karena melihat putrinya yang melewatinya dengan begitu saja ke arah kamar tidurnya.
"Ada apa dengannya?" khawatir Soora dengan perasaan cemas. "Tidak biasanya." sambungnya lagi sehingga kemudian memilih untuk memberikan waktu sendiri untuk putrinya.
'Semoga saja bukan karena perjodohan itu.' benak Soora sambil menghela nafas panjang.
Sial, mengapa semua menjadi rumit seperti ini.
Kenapa harus dia, sahabatku, Min Yoongi.
Jennie memejamkan matanya sejenak sambil memijit pangkal hidung miliknya.
Jujur saja Jennie pun sama takutnya seperti Yoongi, hanya karena terlibat akan sebuah perasaan yang salah dapat berakibat fatal pada ikatan persahabatan yang keduanya miliki.
Rasanya kepalanya siap meledak kapan pun. Bagaimana tidak?
Perjodohan. Pria itu. Masa depan. Karir. Cita - cita. Perusahaan kakeknya dan sekarang ditambah lagi dengan Min Yoongi, sahabatnya. Semua itu terjadi di waktu yang bisa terbilang baru beberapa hari saja.
Selama hampir delapan tahun lamanya mereka berteman dekat kemudian terjerat dalam perasaan yang bertolak belakang, membuat Jennie merasa seperti orang bodoh karena selama itu pula dirinya tidak bisa mengartikan perhatian yang diberikan pria itu kepadanya.
"Kenapa. Kenapa harus aku." gumamnya pelan.
Bodohnya selama ini Jennie mengira justru Min Yoongi menyukai teman sekaligus sahabat terdekatnya, Park Soo-young. Namun pada kenyataannya tidak dan asumsi yang dibuat olehnya selama ini telah menyakiti pria itu.
Perasaan kesal, marah dan kecewa semua teraduk menjadi satu. Membuatnya sangat ingin sekali pergi dan menghilang, hingga lenyap. Namun semua itu tidak bisa dilakukan olehnya karena janjinya dengan sang ayah dan ibu.
Sehingga yang dilakukannya saat ini, hanya terisak sambil menutup wajah beserta mulut dengan kedua tangan miliknya guna meredam suara tangisannya tersebut.
~
"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Soo-young ketika melihat raut wajah sendu milik pria bermarga Min tersebut di luar pintu apartemen miliknya.
"Aku— "
"Sayang, siapa yang datang bertamu?" tanya seorang pria dari dalam apartemen milik Soo-young.
Park Soo-young pun menjadi gelagapan menanggapi pertanyaan yang terbilang sangat tiba - tiba tersebut, sehingga membuat Min Yoongi terkekeh. "Santai saja, rahasiamu aman bersamaku."
Wanita itu pun terkejut kembali karena kedapatan pria tersebut sekarang berada di belakangnya kemudian berdeham. "Kenalkan ini temanku Min Yoongi dan Yoongi perkenalkan ini Shin Hyo Seob, pacarku."
Tanpa mengulur waktu Yoongi segera mengajak pria itu untuk bersalaman. "Senang bertemu denganmu, maaf atas kedatanganku yang terbilang lancang ini."
Pria tersebut menjabat tangan milik Yoongi dan tersenyum. "Begitu pula denganmu, tidak apa lagipula Soo-young sudah bercerita tentang pertemanan kalian dan satu wanita yang bermama 'Jeanne' itu?"
"Namanya Jennie, bukan Jeanne." jawab Soo-young dengan kesal sambil mencubit perut pacarnya tersebut. "Sudah kubilang jangan suka merubah ubah nama orang seenakmu!"
Dan terjadilah perdebatan kecil di antara keduanya, membuat Yoongi mau tidak mau menjadi penonton yang canggung.
'Apa aku pergi saja ya?' benaknya dan hendak berbalik namun tertahan karena ucapan dari wanita tersebut. "Hey! Jangan berpikir bisa pergi seenakmu ya."
Yoongi pun hanya bisa menggerutu dan balik menatap sang juru bicara yang kini menyilangkan kedua tangannya tersebut dengan tatapan menyebalkan miliknya. "Masuklah dan kita bicarakan di ruang tamu." ucapnya singkat dan berlalu sehingga mau tidak mau diikuti pria berkulit pucat itu bersamaan dengan pria bermarga Shin tersebut yang berlalu ke lain arah.
Sesudah keduanya terduduk, Soo-young segera bertanya kembali. "Jadi bagaimana?"
"Sudah kukatakan semua itu akan sia - sia." jawabnya dingin.
Soo-young pun mencebik. "Kau belum mencoba— "
"Sudah kucoba dan dia menyuruhku untuk tidak menemuinya untuk beberapa hari ke depan." potong Yoongi dengan cepat tidak mau berlama lama membicarakan kejadian pahit yang baru saja terjadi padanya.
Wanita di sebelahnya itu pun hanya bisa melongo tidak percaya."Hah?"
"Seperti yang sudah kau dengar barusan. Aku tidak akan mengulanginya kembali." timpal Yoongi dengan nada serius.
Wanita bermarga Park itu pun terdiam. Bingung harus menganggapi apalagi karena nada yang keluar dari pria itu yang terbilang sangat serius.
"Maaf, kukira dengan kau menyatakan perasaanmu itu bisa membuat Jennie jadi berpikir dua kali.. "
Tersenyum pahit hanyalah reaksi yang diberikan pria itu. "Life goes on, Soo-young."
~
Kim's mansion
Seongbuk-dong, Korea Selatan (23.32 pm)Suasana hening mengisi ruangan tersebut, tidak lain kamar tidur seorang pria yang baru saja tiba tersebut. Tanpa membuka sepatu, dirinya terbaring di kasur miliknya dengan begitu saja sambil menatap langit kamarnya.
Tatapannya kosong, pikirannya penuh.
Terlalu lelah dengan segala hal yang terjadi pada hari - harinya selama tiba di Korea.
"Apa aku sewa jalang saja ya?" gumamnya asal. "Ah sial, bagaimana jika jalang itu justru merehmehkan dan parahnya menularkan penyakit kelamin? Tidak - tidak, aku tidak mau mati di usia muda."
Akibat terlalu lama berpikir membuat Taehyung makin menjadi jadi. "Apa aku minta bantuan dari Jisoo saja?"
Akan tetapi niatnya itu diurungkan setelah mengingat perilaku kurang ajar wanita itu pada dirinya. Dirinya hanya bisa meringis memikirkan reaksi dan perilaku kejam yang akan diberikan sahabat wanitanya itu. "Jangankan melakukan 'itu' mungkin aku sudah langsung dimatikan olehnya setelah mendengar permintaanku ini."
"Kenapa aku tidak punya banyak teman wanita sih!?" gerutunya dan seketika terpintaslah ide gila itu.
"Ck. Jangan harap dirinya setuju dengan ajakanmu Kim Taehyung, setelah berjanji melakukan kerjasama untuk mengagalkan perjodohan itu dan sekarang kau ingin terikat kembali dengannya? Haha tidak akan!"
••
Lonely night, cloudy face and the smell 𝘢𝘧𝘵𝘦𝘳 𝘳𝘢𝘪𝘯.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson in Love (ON-GOING)
Fanfiction"I, Kim Vee Taehyung, take you Kim Ruby Jennie, to be my wife, to have and to hold from this day forward, for better or for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish; until death do us part." ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀...